Bangkok (ANTARA) - Perekonomian-perekonomian anggota Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC) harus memulai reformasi struktural hijau dan mempromosikan pemulihan hijau dari perlambatan ekonomi yang dipicu oleh pandemi COVID-19, kata sebuah laporan APEC pada Rabu (16/11).
Laporan Ekonomi APEC 2022, yang dirilis menjelang Pertemuan Pemimpin Ekonomi (Economic Leaders' Meeting) APEC pekan ini, menemukan bahwa pengeluaran stimulus fiskal para anggota APEC untuk inisiatif hijau relatif kecil dan sebagian besar paket stimulus dihabiskan untuk kegiatan bisnis seperti biasa.
Laporan tersebut berpendapat bahwa respons pemerintah terhadap guncangan ekonomi dapat memberikan dorongan dan sarana untuk mempromosikan pemulihan hijau yang akan berkontribusi baik bagi pertumbuhan ekonomi maupun bagi peningkatan dalam hasil-hasil terkait lingkungan.
Jika perekonomian-perekonomian meningkatkan efisiensi, fleksibilitas dan ketahanan mereka melalui reformasi struktural, kawasan tersebut akan menjadi lebih kuat dan tangguh, ujar James Ding, Ketua Komite Ekonomi APEC, kelompok yang menyusun laporan tersebut bersama Unit Dukungan Kebijakan APEC.
Ada kebutuhan akan rasa urgensi dalam mengatasi tantangan lingkungan seraya menangani pandemi COVID-19, tuturnya.
Laporan tersebut merekomendasikan bahwa perekonomian-perekonomian anggota APEC harus terlibat dalam pengembangan kapasitas dan berbagi pengetahuan, seperti mengembangkan skema penetapan harga, memahami proses implementasi kebijakan regulasi hijau, serta memperkuat kolaborasi antarlembaga di dalam dan lintas perekonomian.
Para pejabat APEC berkumpul di Bangkok untuk menghadiri Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC ke-29 dengan tema "Terbuka, Terhubung, dan Seimbang." (Open, Connect and Balance) dan fokus pada pemulihan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik dan sekitarnya.
Laporan APEC serukan reformasi struktural dan pemulihan hijau
16 November 2022 18:16 WIB
Kantor Berita Xinhua (Xinhua)
Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022
Tags: