Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Miranda S. Goeltom, mengatakan bahwa rupiah masih mungkin untuk terus menguat dengan akan masuknya sejumlah investor luar negeri di pasar saham Indonesia. "Kami sudah melihat ada institusional investor yang masuk, seperti Calpers (Californian Pension Retirement System), yang merupakan dana pensiun besar di Amerika," kata Miranda di Jakarta, Rabu. Masuknya Calpers, menurut dia, diperkirakan akan membuat banyak dana pensiun yang akan masuk ke Indonesia. "Mereka sudah nyatakan perkembangan Indonesia positif, mungkin itu juga punya pengaruh terhadap begitu banyaknya cadangan yang masuk ke Indonesia. Kalian lihat cadangan devisa kita terus meningkat di atas 40 miliar dolar AS," katanya. Miranda juga mengharapkan, kebijakan pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi dapat segera terlihat hasilnya, sehingga kalangan investor asing yang besar dapat segera masuk ke Indonesia. "Kalau saja terjadi beberapa investasi yang nyata, ini yang sedang kita tunggu. Jika ini terjadi, maka penguatan rupiah akan lebih jauh suistanable," katanya. Miranda juga menyatakan, kalau pasar melihat Indonesia masih tetap menarik, maka dana akan masuk terus sehingga potensi untuk menguat tetap ada. Namun, menurut dia, BI akan terus memantau perkembangan rupiah baik saat menguat atau melemah agar berjalan secara gradual dan suistanable. "Kalau juga terjadi pelemahan karena berbagai faktor, pelemahannya tidak dalam bentuk volatilitas yang terlalu besar," katanya. BI, lanjutnya, akan tetap mengamati pergerakan rupiah, agar pergerakannya bisa diraba arahnya supaya pelaku bisnis bisa memperhitungkannya Nilai tukar rupiah pada Rabu telah mencapai Rp8.810 per dolar AS, dan terus menguat sejak awal tahun ini dari posisi Rp10.000 per dolar AS. (*)