Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kedokteran fisik rehabilitasi (konsultan) Melinda Harini mengatakan bahwa para lansia bisa melakukan terapi rehabilitasi medik di rumah menggunakan alah-alat yang dapat dibeli bebas di apotik atau e-commerce asal sesuai dengan dosis.

“Uniknya program rehab medik alatnya bukan alat medis ya, bentuknya bisa bola, bantal panas, sepeda statis, sepeda mini. Jadi sangat bisa tapi patokan amannya adalah dosis dan yang menentukan dosisnya adalah dokter,” kata Melinda Harini dalam webinar HUT Ke-103 RSCM yang disaksikan di Jakarta, Selasa.

Melinda menuturkan lansia yang membutuhkan terapi rehabilitasi medik harus berkonsultasi terlebih dahulu mengenai detail dari terapi yang dibutuhkan termasuk hal yang perlu dan dilarang untuk digunakan hingga frekuensi dan durasi penggunaan alat terapi medik.

“Misalnya pasien diabetes menggunakan bantal panas, karena sudah menurun sensibilitasnya, tidak boleh memperkirakan sendiri seberapa panasnya dan harus dibantu orang lain,” ucapnya.

Jika terapi medik dilakukan sesuai dosis dan petunjuk dokter, lanjutnya, maka efektivitas dari hasil rehabilitasi akan sama dengan rehabilitasi yang dilakukan di rumah sakit.

Baca juga: Dokter: Kanker payudara stadium dini lebih berpeluang untuk diobati

Baca juga: Dokter: Jus buah tidak dianjurkan untuk anak di bawah satu tahun


Dokter di RSCM tersebut menyampaikan bahwa ia sangat memahami jika rehabilitasi medik di rumah sakit membutuhkan banyak upaya, tak hanya dari pasien lansia yang harus menempuh perjalanan ke rumah sakit, namun juga anak dari lansia yang harus izin dari pekerjaan guna menemani orang tuanya ke rumah sakit. Oleh karena itu, terapi rehabilitasi medik di rumah sangat bisa dilakukan.

Melinda menceritakan bahwa ia pernah menjumpai pasien lansia yang ketika dilakukan rehabilitasi di rumah sakit, pasien tersebut belum mampu untuk berdiri.

Namun guna mempercepat kesembuhan pasien, keluarga dari pasien tersebut bersedia dan menyanggupi untuk melakukan rehabilitasi di rumah dengan durasi 5 kali sehari.

“Nah efektivitasnya sama asalkan compliance keluarga dan pasiennya baik dan seluruh masalah medik yang berpotensi menghambat itu sudah diatasi,” tuturnya.

Adapun terapi rehabilitasi medik merupakan layanan untuk mengatasi disabilitas atau ancaman disabilitas yang mungkin terjadi pada pasien lanjut usia yang menderita suatu penyakit.

Terapi rehabilitasi dapat dilakukan dengan fisioterapi, senam, latihan berjalan hingga terapi okupasi pada pasien stroke dan okupasi untuk aktivitas dasar di usia lansia.

Baca juga: Dokter: Konsumsi gula berlebih tidak membuat anak hiperaktif

Baca juga: Dokter ingatkan remaja pentingnya jaga kebersihan organ intim