BPS: Neraca Perdagangan RI surplus 5,67 miliar dolar pada Oktober 2022
15 November 2022 12:31 WIB
Ilustrasi - Aktivitas bongkar muat kontainer berlangsung di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/9/2022). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa/pri.
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia surplus 5,67 miliar dolar AS pada Oktober 2022 dengan nilai ekspor 24,81 miliar dolar AS dan impor 19,14 miliar dolar AS.
"Surplus negara perdagangan barang pada Oktober 2022 merupakan surplus neraca perdagangan selama 30 bulan berturut-turut sejak Mei 2022," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dipantau di Jakarta, Selasa.
Setianto menyampaikan perdagangan Indonesia mengalami surplus terbesar dengan tiga negara yaitu India, Amerika Serikat, dan China.
Dengan India, surplus perdagangan Indonesia mencapai 1,69 miliar dolar AS dengan komoditas utama penyumbang surplus yakni bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.
Kemudian dengan Amerika Serikat, Indonesia memperoleh surplus 1,28 miliar dolar AS, dengan komoditas utama mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, lemak dan minyak hewan nabati, dan alas kaki.
Sementara surplus RI dengan China senilai surplus 1,04 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang utama yakni bahan bakar mineral, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewan nabati.
Baca juga: IHSG meningkat jelang rilis data neraca perdagangan RI Oktober
Namun, lanjutnya, neraca perdagangan Indonesia juga mengalami defisit dengan tiga negara utama yaitu Australia, Brazil, dan Korea Selatan.
Adapun defisit dengan Australia mencapai 533,8 juta dolar AS dengan komoditas utamanya serealia, bahan bakar mineral, dan binatang hidup. Kemudian dengan Brazil, defisit 314 juta dolar AS dengan komoditas utamanya ampas dan sisa industri makanan, gula dan kembang gula, serta daging hewan.
Sedangkan dengan Korea Selatan defisit senilai 183,8 juta dolar AS dengan komoditas utama mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, dan besi baja.
Neraca perdagangan barang Indonesia secara kumulatif pada Januari-Oktober 2022, lanjutnya, mengalami surplus sebesar 45,52 miliar dolar AS atau tumbuh 47,32 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Jadi total surplus pada periode Januari-Oktober 2022 ini sudah lebih besar dari total surplus neraca perdagangan sepanjang 2021 yang angkanya 35,42 miliar dolar AS," ujar Setianto.
Lebih jauh ia mengatakan jika dilihat lebih rinci neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit dengan 11 negara anggota G20 dimana tiga besar diantaranya dengan Australia, Tiongkok, dan Arab Saudi. Namun juga mengalami surplus dengan beberapa negara anggota G20 lainnya yaitu Amerika Serikat, India, dan Uni Eropa.
Baca juga: IHSG awal pekan melemah, pasar nantikan rilis data neraca perdagangan
Baca juga: Airlangga: Neraca dagang RI 2022 berpotensi surplus 60 miliar dolar AS
"Surplus negara perdagangan barang pada Oktober 2022 merupakan surplus neraca perdagangan selama 30 bulan berturut-turut sejak Mei 2022," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dipantau di Jakarta, Selasa.
Setianto menyampaikan perdagangan Indonesia mengalami surplus terbesar dengan tiga negara yaitu India, Amerika Serikat, dan China.
Dengan India, surplus perdagangan Indonesia mencapai 1,69 miliar dolar AS dengan komoditas utama penyumbang surplus yakni bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.
Kemudian dengan Amerika Serikat, Indonesia memperoleh surplus 1,28 miliar dolar AS, dengan komoditas utama mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, lemak dan minyak hewan nabati, dan alas kaki.
Sementara surplus RI dengan China senilai surplus 1,04 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang utama yakni bahan bakar mineral, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewan nabati.
Baca juga: IHSG meningkat jelang rilis data neraca perdagangan RI Oktober
Namun, lanjutnya, neraca perdagangan Indonesia juga mengalami defisit dengan tiga negara utama yaitu Australia, Brazil, dan Korea Selatan.
Adapun defisit dengan Australia mencapai 533,8 juta dolar AS dengan komoditas utamanya serealia, bahan bakar mineral, dan binatang hidup. Kemudian dengan Brazil, defisit 314 juta dolar AS dengan komoditas utamanya ampas dan sisa industri makanan, gula dan kembang gula, serta daging hewan.
Sedangkan dengan Korea Selatan defisit senilai 183,8 juta dolar AS dengan komoditas utama mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, dan besi baja.
Neraca perdagangan barang Indonesia secara kumulatif pada Januari-Oktober 2022, lanjutnya, mengalami surplus sebesar 45,52 miliar dolar AS atau tumbuh 47,32 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Jadi total surplus pada periode Januari-Oktober 2022 ini sudah lebih besar dari total surplus neraca perdagangan sepanjang 2021 yang angkanya 35,42 miliar dolar AS," ujar Setianto.
Lebih jauh ia mengatakan jika dilihat lebih rinci neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit dengan 11 negara anggota G20 dimana tiga besar diantaranya dengan Australia, Tiongkok, dan Arab Saudi. Namun juga mengalami surplus dengan beberapa negara anggota G20 lainnya yaitu Amerika Serikat, India, dan Uni Eropa.
Baca juga: IHSG awal pekan melemah, pasar nantikan rilis data neraca perdagangan
Baca juga: Airlangga: Neraca dagang RI 2022 berpotensi surplus 60 miliar dolar AS
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: