"Masih ada enam daerah yang masih belum surut. Ada Aceh Singkil, Aceh Tengah, kemudian Tapanuli Selatan, Kepahiang, Pesawaran dan Bandar Lampung," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti daring di Jakarta, Senin.
Abdul mengatakan banjir paling signifikan berdampak di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada hari Rabu (9/11). Tercatat 800 jiwa mengungsi akibat banjir di wilayah tersebut.
Selain itu, banjir di Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh terjadi ada Sabtu (12/11) juga berdampak signifikan terhadap warga yang mengungsi. Banjir di Kabupaten Aceh Tengah terjadi pada Rabu (9/11).
Baca juga: BMKG prakirakan Indonesia diguyur hujan berbagai intensitas
Abdul juga mengatakan banjir di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, mulai Selasa (8/11) masih belum surut lantaran pemicunya yakni intensitas hujan yang cukup tinggi hingga lebih dari 200 mm dalam waktu 12 jam.
"Walaupun kita belum masuk ke musim hujan, karena secara monsun normal kita masih musim penghujan di Desember sampai Januari, faktor-faktor Ocean Dipole yang masih negatif di perairan barat, kemudian efek La Nina di Pasifik, sehingga awan hujan kita itu lebih basah dari biasanya," ujar Abdul.
Abdul mengatakan jika kondisi tanah permukaannya bagus, daya serapnya bagus, air akan tergenang dan surutnya akan cepat. Sebaliknya, jika daya serapnya buruk, maka akan menjadi pertanyaan besar bahwa ada yang salah dengan lingkungan di sekitarnya.
Tercatat antara 7-13 November 2022, telah terjadi 38 kejadian bencana. Sebanyak 21 kejadian adalah banjir, sembilan kali kejadian cuaca ekstrem dan delapan kali tanah longsor.
Tiga warga meninggal dunia akibat longsor di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung yang masih dalam pencarian. Kemudian bencana selama sepekan sebabkan 3.500 rumah terendam dan 24.000 jiwa mengungsi.
Baca juga: BNPB: Korban jiwa akibat bencana 50 orang di Oktober 2022
Baca juga: BNPB: Longsor landa Kabupaten Pesisir Barat-Lampung, tiga meninggal