Kemenhub lakukan pembiayaan kreatif pada proyek MRT Jakarta
14 November 2022 20:55 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (dua kiri) saat konferensi pers soal kerjasama Indonesia dengan Jepang, Inggris, dan Korea Selatan terkait proyek MRT Jakarta
Badung (ANTARA) - Kementerian Perhubungan melakukan sistem creative financing (pembiayaan kreatif) pada proyek MRT Jakarta, ini terlihat dari dilakukannya penandatanganan nota kesepahaman antara Indonesia dengan Jepang, Inggris, dan Korea Selatan.
"Presiden dan Menkeu menyarankan kami melalukan creative financing dan ini dilakukan secara intensif, presiden secara khusus memberi amanat kepada kami (Kemenhub dan PJ Gubernur DKI Jakarta, red) melakukan akselerasi terhadap kegiatan MRT," kata Menhub Budi Karya Sumadi.
Dalam konferensi pers di Kabupaten Badung, Bali, Senin, Menhub Budi Karya menyampaikan bahwa Jepang, Inggris, dan Korea Selatan menyatakan minatnya untuk berpartisipasi dengan investasi dalam proyek pengembangan angkutan massal perkotaan MRT Jakarta.
"Kita tahu bahwa MRT menjadi penting karena minat penggunaan besar, semua golongan menggunakan, nanti bersama LRT maka jumlah populasi terbesar dari Jakarta kita harapkan menggunakan MRT," ujarnya kepada media.
Budi Karya menyebut investasi tiga negara tersebut merupakan hal yang signifikan, pasalnya selama ini kerjasama hanya dilakukan dengan Jepang, sementara MRT Jakarta sebagai tren pengembangan transportasi perkotaan ramah lingkungan adalah hal penting.
"Apa yang dilakukan tadi adalah kesepakatan yang memang strategis, karena saat ini kita sedang melakukan feasibility study (FS) East-West. Dilakukan pengamatan, lalu dibahas sampai dibentuk suatu desain, setelah itu langsung dibangun," jelas Menhub.
Baca juga: Jepang dan Inggris berminat ikut proyek pengembangan MRT Jakarta
Saat ini, proyek MRT Jakarta berada pada masa studi kelayakan, sehingga belum dapat dipastikan nilai investasi dari negara-negara tersebut, juga kondisi pandemi COVID-19 menyebabkan proyek tersebut terkesan lambat.
"Apa yang secara detail dilakukan adalah tanda tangan fase tiga East-West untuk dikerjakan Jepang dan Inggris, sedangkan fase empat dikerjakan Korea Selatan. Di fase empat sedang proposal untuk dilakukan dari kawasan Fatmawati sampai Taman Mini," ujar Budi Karya.
Budi Karya menyebut penyelenggaraan G20 menjadi salah satu faktor yang membuat negara sahabat memberikan atensi, sehingga melancarkan upaya creative financing yang dilakukan untuk jangka panjang membantu kemampuan finansial negara.
"Tadi siang saya mendampingi presiden melakukan bilateral dengan Perdana Menteri Jepang, disinggung soal MRT dan kita mengucap terima kasih kepada Pemerintah Jepang. Di ulang tahun ke-65 Jepang tahun depan menjadi tahun penting agar MRT menjadi kebanggaan," kata Menhub.
Baca juga: Mendikbudristek dan Menhub luncurkan bus listrik Merah Putih
Budi Karya menyebut, penandatangan kerjasama antar negara ini tidak hanya soal MRT Jakarta, lebih jauh soal bagaimana fokus pemerintah terhadap angkutan massal perkotaan, dan MRT Jakarta dapat menjadi contoh.
Penandatangan nota kesepahaman pengembangan proyek MRT Jakarta yang dilakukan di Bali tersebut selain diikuti Menhub Budi Karya, turut dihadiri PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, sementara Jepang dihadiri Wakil Menteri untuk Kerja Sama Luar Negeri Satoru Mizushima, dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins.
"Presiden dan Menkeu menyarankan kami melalukan creative financing dan ini dilakukan secara intensif, presiden secara khusus memberi amanat kepada kami (Kemenhub dan PJ Gubernur DKI Jakarta, red) melakukan akselerasi terhadap kegiatan MRT," kata Menhub Budi Karya Sumadi.
Dalam konferensi pers di Kabupaten Badung, Bali, Senin, Menhub Budi Karya menyampaikan bahwa Jepang, Inggris, dan Korea Selatan menyatakan minatnya untuk berpartisipasi dengan investasi dalam proyek pengembangan angkutan massal perkotaan MRT Jakarta.
"Kita tahu bahwa MRT menjadi penting karena minat penggunaan besar, semua golongan menggunakan, nanti bersama LRT maka jumlah populasi terbesar dari Jakarta kita harapkan menggunakan MRT," ujarnya kepada media.
Budi Karya menyebut investasi tiga negara tersebut merupakan hal yang signifikan, pasalnya selama ini kerjasama hanya dilakukan dengan Jepang, sementara MRT Jakarta sebagai tren pengembangan transportasi perkotaan ramah lingkungan adalah hal penting.
"Apa yang dilakukan tadi adalah kesepakatan yang memang strategis, karena saat ini kita sedang melakukan feasibility study (FS) East-West. Dilakukan pengamatan, lalu dibahas sampai dibentuk suatu desain, setelah itu langsung dibangun," jelas Menhub.
Baca juga: Jepang dan Inggris berminat ikut proyek pengembangan MRT Jakarta
Saat ini, proyek MRT Jakarta berada pada masa studi kelayakan, sehingga belum dapat dipastikan nilai investasi dari negara-negara tersebut, juga kondisi pandemi COVID-19 menyebabkan proyek tersebut terkesan lambat.
"Apa yang secara detail dilakukan adalah tanda tangan fase tiga East-West untuk dikerjakan Jepang dan Inggris, sedangkan fase empat dikerjakan Korea Selatan. Di fase empat sedang proposal untuk dilakukan dari kawasan Fatmawati sampai Taman Mini," ujar Budi Karya.
Budi Karya menyebut penyelenggaraan G20 menjadi salah satu faktor yang membuat negara sahabat memberikan atensi, sehingga melancarkan upaya creative financing yang dilakukan untuk jangka panjang membantu kemampuan finansial negara.
"Tadi siang saya mendampingi presiden melakukan bilateral dengan Perdana Menteri Jepang, disinggung soal MRT dan kita mengucap terima kasih kepada Pemerintah Jepang. Di ulang tahun ke-65 Jepang tahun depan menjadi tahun penting agar MRT menjadi kebanggaan," kata Menhub.
Baca juga: Mendikbudristek dan Menhub luncurkan bus listrik Merah Putih
Budi Karya menyebut, penandatangan kerjasama antar negara ini tidak hanya soal MRT Jakarta, lebih jauh soal bagaimana fokus pemerintah terhadap angkutan massal perkotaan, dan MRT Jakarta dapat menjadi contoh.
Penandatangan nota kesepahaman pengembangan proyek MRT Jakarta yang dilakukan di Bali tersebut selain diikuti Menhub Budi Karya, turut dihadiri PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, sementara Jepang dihadiri Wakil Menteri untuk Kerja Sama Luar Negeri Satoru Mizushima, dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins.
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: