PTBA gandeng ITB dan Unpad kembangkan teknologi dekarbonisasi
14 November 2022 16:58 WIB
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail (dua dari kiri) setelah penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Wakil Rektor ITB Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan Muhammad Abduh dan Rektor Unpad Rina Indiastuti di Bandung, Jawa Barat, Jumat (11/11). ANTARA/HO-PTBA.
Palembang (ANTARA) - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menjajaki kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk mengembangkan teknologi dekarbonisasi dan program hilirisasi batu bara.
Rilis pers diterima ANTARA, Senin, Nota Kesepahaman ditandatangani oleh Direktur Utama PTBA Arsal Ismail dengan Wakil Rektor ITB Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan Muhamad Abduh dan Rektor Unpad Rina Indiastuti di Bandung, Jawa Barat, Jumat (11/11).
Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafli Yandra, Ketua Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi ITB Taufan Marhaendrajana, dan Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Unpad Hendarmawan turut hadir menyaksikan penandatanganan tersebut.
Dalam Nota Kesepahaman yang diteken PTBA dan ITB, disepakati kemungkinan kerja sama pengembangan teknologi di bidang energi dan industri dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomis, dan lingkungan.
Baca juga: Bukit Asam raup laba bersih Rp10 triliun kuartal III/2022
Sedangkan Nota Kesepahaman PTBA dan Unpad menyepakati penjajakan kerja sama pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dalam sambutannya, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menyatakan transformasi sedang dijalankan oleh PTBA untuk menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia.
Kini, PTBA menerapkan praktek pertambangan yang baik (Good Mining Practice) dengan program-program dekarbonisasi, ekspansi ke bisnis energi terbarukan, dan melakukan hilirisasi.
Bagi perusahaan, inovasi dan teknologi menjadi salah satu kunci dalam transformasi ini.
Ia mengatakan PT BA mengamati eksistensi bisnis batu bara sedang menarik perhatian di seluruh dunia, terkait isu karbon, emisi, dan isu lingkungan yang tentunya cukup memberikan tekanan bagi industri batu bara.
Baca juga: PT Bukit Asam bangun PLTS ekspansi ke bisnis energi terbarukan
Dengan penandatanganan kerja sama ini, PTBA optimistis dapat memberi perspektif baru berkaitan dengan riset maupun pengembangan untuk pemanfaatan batu bara agar memberikan nilai tambah dan lebih mengakomodasi terhadap isu-isu yang melekat.
Salah satu inovasi yang sedang didorong PTBA untuk mendukung tercapainya penurunan emisi global adalah pengembangan carbon capture, utilization, and storage (CCUS).
Kerja sama dengan perguruan tinggi diharapkan dapat mendorong munculnya penemuan-penemuan baru.
"Bersama ITB, kami saat ini tengah fokus untuk riset CCUS yang mana saat ini progresnya sudah sampai laporan pra FS (feasibility studies) penelitian dan tindak lanjutnya adalah hasil saat ini bisa dibawa pada tahap skala lab/prototype," kata Arsal.
Untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan meningkatkan kontribusi perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional, PTBA juga menjalankan hilirisasi.
Menurut dia, dukungan dari perguruan tinggi dapat menyukseskan keinginan hilirisasi batu bara ini.
Penguatan riset atas pemanfaatan batu bara tentu sangat penting, karena masih banyak produk turunan yang bisa dihasilkan.
Bersama Unpad, PTBA saat ini tengah fokus pada pengembangan riset untuk utilisasi batu bara menjadi Quantum Dots.
“Ini berguna bagi industri saat ini yang sangat banyak mengandalkan bahan-bahan semikonduktor seiring dengan kemajuan teknologi," ujar Arsal.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Unpad Rina Indiastuti mengatakan bahwa pihaknya siap ambil bagian dalam riset atas pemanfaatan batu bara yang dapat menjadi sumber energi yang rendah karbon.
Sementara, Wakil Rektor ITB Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan Muhamad Abduh menyampaikan bahwa ITB sebagai perguruan tinggi yang mempunyai kekuatan di bidang sains dan teknologi ingin berkontribusi dalam pencapaian target Net Zero Emission pada 2060.
"Tentunya ini sesuai dengan komitmen ITB. Ini cita-cita kita bersama, bagaimana memanfaatkan karbon yang dianggap mencemarkan, menjadikannya sebagai sesuatu yang menguntungkan,” kata dia.
Rilis pers diterima ANTARA, Senin, Nota Kesepahaman ditandatangani oleh Direktur Utama PTBA Arsal Ismail dengan Wakil Rektor ITB Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan Muhamad Abduh dan Rektor Unpad Rina Indiastuti di Bandung, Jawa Barat, Jumat (11/11).
Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafli Yandra, Ketua Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi ITB Taufan Marhaendrajana, dan Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Unpad Hendarmawan turut hadir menyaksikan penandatanganan tersebut.
Dalam Nota Kesepahaman yang diteken PTBA dan ITB, disepakati kemungkinan kerja sama pengembangan teknologi di bidang energi dan industri dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomis, dan lingkungan.
Baca juga: Bukit Asam raup laba bersih Rp10 triliun kuartal III/2022
Sedangkan Nota Kesepahaman PTBA dan Unpad menyepakati penjajakan kerja sama pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dalam sambutannya, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menyatakan transformasi sedang dijalankan oleh PTBA untuk menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia.
Kini, PTBA menerapkan praktek pertambangan yang baik (Good Mining Practice) dengan program-program dekarbonisasi, ekspansi ke bisnis energi terbarukan, dan melakukan hilirisasi.
Bagi perusahaan, inovasi dan teknologi menjadi salah satu kunci dalam transformasi ini.
Ia mengatakan PT BA mengamati eksistensi bisnis batu bara sedang menarik perhatian di seluruh dunia, terkait isu karbon, emisi, dan isu lingkungan yang tentunya cukup memberikan tekanan bagi industri batu bara.
Baca juga: PT Bukit Asam bangun PLTS ekspansi ke bisnis energi terbarukan
Dengan penandatanganan kerja sama ini, PTBA optimistis dapat memberi perspektif baru berkaitan dengan riset maupun pengembangan untuk pemanfaatan batu bara agar memberikan nilai tambah dan lebih mengakomodasi terhadap isu-isu yang melekat.
Salah satu inovasi yang sedang didorong PTBA untuk mendukung tercapainya penurunan emisi global adalah pengembangan carbon capture, utilization, and storage (CCUS).
Kerja sama dengan perguruan tinggi diharapkan dapat mendorong munculnya penemuan-penemuan baru.
"Bersama ITB, kami saat ini tengah fokus untuk riset CCUS yang mana saat ini progresnya sudah sampai laporan pra FS (feasibility studies) penelitian dan tindak lanjutnya adalah hasil saat ini bisa dibawa pada tahap skala lab/prototype," kata Arsal.
Untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan meningkatkan kontribusi perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional, PTBA juga menjalankan hilirisasi.
Menurut dia, dukungan dari perguruan tinggi dapat menyukseskan keinginan hilirisasi batu bara ini.
Penguatan riset atas pemanfaatan batu bara tentu sangat penting, karena masih banyak produk turunan yang bisa dihasilkan.
Bersama Unpad, PTBA saat ini tengah fokus pada pengembangan riset untuk utilisasi batu bara menjadi Quantum Dots.
“Ini berguna bagi industri saat ini yang sangat banyak mengandalkan bahan-bahan semikonduktor seiring dengan kemajuan teknologi," ujar Arsal.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Unpad Rina Indiastuti mengatakan bahwa pihaknya siap ambil bagian dalam riset atas pemanfaatan batu bara yang dapat menjadi sumber energi yang rendah karbon.
Sementara, Wakil Rektor ITB Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan Muhamad Abduh menyampaikan bahwa ITB sebagai perguruan tinggi yang mempunyai kekuatan di bidang sains dan teknologi ingin berkontribusi dalam pencapaian target Net Zero Emission pada 2060.
"Tentunya ini sesuai dengan komitmen ITB. Ini cita-cita kita bersama, bagaimana memanfaatkan karbon yang dianggap mencemarkan, menjadikannya sebagai sesuatu yang menguntungkan,” kata dia.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: