Jakarta (ANTARA) - Pebasket Dewa United Surabaya Jamarr Andre Johnson menginginkan hak yang sama dengan pebasket lokal lainnya yang berkompetisi di Liga Bola Basket Indonesia (IBL) musim 2023.

Meski telah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), Jamarr tak bisa bermain bersamaan dengan pemain asing pada musim sebelumnya. Pihak IBL menganggap Jamarr sebagai lokal naturalisasi. Pebasket kategori ini tidak leluasa karena harus tampil bergantian dengan pemain impor.

Alhasil, Jamarr yang menjadi MVP pada IBL 2021 tidak bisa menunjukkan kemampuannya secara maksimal, karena menit bermain pada musim 2022 minim.

Baca juga: Jamarr Andre Johnson akan perkuat timnas basket di SEA Games 2022

"Menjadi pemain naturalisasi di negara ini adalah hak istimewa yang tidak pernah saya sepelekan. Tapi perubahan aturan di IBL mengenai pemain asing atau naturalisasi membuat saya kesulitan," kata Jamarr dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

"Saya tidak tahu mengapa IBL mengubahnya. Saya hanya berharap keadaan bisa kembali normal, dan saya bisa terus bermain di negara yang saya anggap rumah ini," ujarnya menambahkan.

Pada sisi lain, pengamat basket Ridwan Ongkowidakdo mengatakan adanya regulasi soal pemain asing/lokal naturalisasi dinilai justru akan membuat karier pebasket yang sempat memperkuat Timnas Indonesia di Asian Games 2018 mati, karena membuatnya minim mendapatkan menit bermain.

"Jamarr memang salah satu pemain naturalisasi yang sukses di Indonesia karena berhasil menembus Timnas. Tapi sekarang ini kualitas pemain lokal kita sudah jauh bertumbuh pesat," kata Ridwan.

"Memang kalau secara postur dan fisik tentu berbeda dengan rata-rata pemain kita, tapi sekarang postur pemain kita juga sudah banyak yang bahkan lebih tinggi dari Jamarr," ujarnya menambahkan.

Ridwan juga menyebut kehadiran Jamarr tidak menjamin tim Dewa United juara. Hal ini terbukti di IBL Indonesia Cup 2022.

Baca juga: Dewa United Surabaya kenakan jersey lokal selama IBL 2022

"Jadi kalau menurut saya sudah waktunya dia dianggap lokal, sudah tidak ada yang perlu ditakutkan lagi," pungkas Ridwan.

Jamarr mendapat kesempatan yang baik pada turnamen pramusim IBL Indonesia Cup 2022 yang berakhir, akhir pekan lalu.

Dia mendapat hak untuk bisa bermain secara penuh di lapangan. Regulasi yang berbeda di Indonesia Cup 2022, membuat pebasket berpostur 1,96 m itu tidak pernah absen.

Bahkan pelatih Dewa United Maximiliano Seigorman selalu memasukkan Jamarr ke starting-five Dewa United dari total enam pertandingan di IBL Indonesia Cup 2022.

Alhasil, menit bermain Jamarr Johnson melonjak drastis, tak seperti di IBL musim reguler, ketika ia tidak bisa bermain penuh.

Dari enam pertandingan Dewa United Surabaya di IBL Indonesia Cup 2022, Jamarr mengantongi total 158,67 menit bermain.

Pebasket 34 tahun itu juga tiga kali berhasil mencetak double-double, dan menyabet top rebound dengan rata-rata 10,00 rebound per gim.

Baca juga: Kekalahan di Indonesia Cup bekal Satria Muda hadapi IBL 2023

Namun, dari sederet catatan Jamarr tersebut tak serta merta membuat Dewa United Surabaya menjadi tim yang paling superior di IBL Indonesia Cup 2022.

Nyatanya Anak Dewa yang diperkuat Jamarr Johnson gagal meraih gelar juara, dan hanya mampu finis di urutan keempat.

Dewa United Surabaya yang diperkuat Jamarr kalah Satria Muda di semifinal, dan takluk oleh Prawira Bandung saat perebutan tempat ketiga.

Hasil yang diraih Dewa United Surabaya di IBL Indonesia Cup 2022 menjadi bukti nyata bahwa tak ada yang istimewa dari kehadiran Jamarr.

Sosok pebasket yang telah sah menjadi WNI sejak 2014 itu tak ada bedanya dengan pemain lokal lainnya yang bahkan memiliki catatan lebih bagus.

Misalnya, Rio Disi (West Bandits), Abraham Damar Grahita (Prawira Bandung), dan Andakara Prastawa (Pelita Jaya) yang mengisi daftar pencetak poin rata-rata tertinggi di IBL Indonesia Cup 2022.

Baca juga: Pelita Jaya juarai IBL Indonesia Cup 2022 usai tekuk Satria Muda