"Kolaborasi bersama Pemkab Agam dan PLN ini untuk memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekaligus untuk mengendalikan populasi enceng gondok di Danau Maninjau," kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi di Padang, Minggu.
Ia mengatakan Pemprov Sumbar terus berupaya mengembalikan kelestarian Danau Maninjau diantaranya dengan pengendalian sedimen juga mengendalikan populasi eceng gondok yang menjadi indikator pencemaran danau.
Pola pembinaan tersebut dilakukan agar masyarakat sekitar Danau Maninjau bisa mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjadi perajin. Hasil kerajinannya dapat dijual baik lokal, maupun pasar ekspor. Hasilnya, eceng gondok terkendali masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan.
"Sekarang kita carikan pasar. Mereka tidak mau membuat jika tidak ada pasar. Sebenarnya produksi dari Pulau Jawa, sudah ada dijual ke Jepang, ekspor. Bagi kita untuk pasar lokal saja dulu. Yang jelas ada pasarnya," katanya.
Baca juga: Membersihkan perairan, meraup cuan dari enceng gondok Danau Maninjau
Baca juga: Eceng gondok dan konsep destinasi wisata berkelanjutan di Danau Toba
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, Siti Aisyah mengatakan saat ini hamparan eceng gondok di Danau Maninjau mencapai 10 hektare yang tersebar pada 8 dari 9 nagari yang ada di Kecamatan Tanjungraya, Agam.
Jika populasi eceng gondok tidak dikendalikan, maka pencemaran di Danau Maninjau makin parah.
Eceng gondok bisa memperlambat recovery danau yang seharusnya memulihkan diri sendiri akibat cahaya matahari terhalang oleh hamparan tumbuhan itu.
Dengan adanya pelatihan itu dapat mengurangi persoalan Danau Manjinjau yang disesaki eceng gondok. Selama ini pemerintah sudah intensif melakukan gotong royong membersihkan danau dari eceng gondok.
Baca juga: ULM ciptakan "Segank" sabun dari eceng gondok multifungsi
Baca juga: Eceng gondok di Danau Tondano dibersihkan istri prajurit TNI-AD
Enceng gondok juga mengganggu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) milik PLN di Danau Maninjau, karena itu Pemprov Sumbar menggandeng perusahaan milik negara itu untuk bersama mengatasi limbah enceng gondok.
"PLN mendukung lewat dana CSR sementara pemerintah melakukan pendampingan dan pembinaan," ujarnya.
Saat ini Kelompok Sadama (Salingka Danau Maninjau) yang terdiri dari ibu-ibu telah mampu memproduksi kerajinan seperti berupa tas, dompet, peci, tempat tisu, dan produk lainnya.
"Sebagai bentuk dukungan, kita juga telah minta kesediaan OPD dari Pemprov Sumbar untuk memberikan stand gratis setiap kali ada pameran kerajinan. Ini untuk membantu promosi produk sehingga lebih dikenal luas," katanya.
Baca juga: Perajin Kalsel ubah eceng gondok jadi barang mahal
Baca juga: Petugas evakuasi eceng gondok penyumbat aliran Kali SunterEnceng gondok juga mengganggu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) milik PLN di Danau Maninjau, karena itu Pemprov Sumbar menggandeng perusahaan milik negara itu untuk bersama mengatasi limbah enceng gondok.
"PLN mendukung lewat dana CSR sementara pemerintah melakukan pendampingan dan pembinaan," ujarnya.
Saat ini Kelompok Sadama (Salingka Danau Maninjau) yang terdiri dari ibu-ibu telah mampu memproduksi kerajinan seperti berupa tas, dompet, peci, tempat tisu, dan produk lainnya.
"Sebagai bentuk dukungan, kita juga telah minta kesediaan OPD dari Pemprov Sumbar untuk memberikan stand gratis setiap kali ada pameran kerajinan. Ini untuk membantu promosi produk sehingga lebih dikenal luas," katanya.
Baca juga: Perajin Kalsel ubah eceng gondok jadi barang mahal