G20 Indonesia
BNBR-Envision kerja sama industri ramah lingkungan
13 November 2022 16:18 WIB
(Dari kiri ke kanan) CEO Envision Group Lei Zhang, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Direktur Utama & CEO PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Anindya N Bakrie, Komisaris PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) Aamer Sarfraz, dan Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura usai penandatanganan perjanjian pendahuluan (head of agreement/HoA) di Nusa Dua, Bali, menjelang perhelatan KTT G20, Minggu (13/11/2022). ANTARA/HO-BNBR
Jakarta (ANTARA) - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan Envision Group (Envision) menandatangani head of agreement (HoA) untuk melanjutkan rencana kedua perusahaan membangun kerja sama bidang industri ramah lingkungan.
Penandatanganan ini dilakukan Presiden Direktur & CEO BNBR Anindya N Bakrie dan Envision Founder & CEO Lei Zhang di sela rangkaian acara KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Minggu, dengan disaksikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura.
Siaran pers BNBR yang diterima di Jakarta, Minggu, menyebutkan kedua pihak menjajaki prospek pengembangan teknologi industri net zero dan berpotensi untuk membangun net zero industrial park yang pertama di Indonesia dan akan berlokasi di Sulawesi Tengah.
"Perjanjian tersebut memungkinkan kedua perusahaan untuk bersama-sama mengeksplorasi pengembangan proyek-proyek energi terbarukan," kata Anindya.
Selain itu, perjanjian juga memungkinkan kedua perusahaan memanfaatkan tenaga angin, surya, amonia hijau dan hidrogen hijau, berikut rangkaian penggunaan hilirnya; serta pengembangan sistem penyimpanan energi.
"Kami melihat kemungkinan pengembangan solusi digital net zero di Indonesia, dengan memanfaatkan sistem yang telah dibuat oleh pihak Envision Digital secara komprehensif," katanya.
Melalui anak usaha rintisan VKTR, BNBR berupaya membangun elektrifikasi transportasi yang terintegrasi serta ekosistem baterai EV di Indonesia.
Jaringan tersebut akan terdiri atas baterai untuk kendaraan listrik/EV, kendaraan listrik bus/EV-Bus, EV-Car, sepeda motor listrik, EV-infrastructure, dan daur ulang baterai.
BNBR juga berencana untuk membangun kapasitas rantai pasok baterai secara lengkap dari hulu hingga hilir, yang akan dijalankan dengan tetap menerapkan protokol lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang ketat.
"Bersama Envision dan mitra-mitra lain di masa datang, kami berharap dapat meningkatkan keamanan pasokan unit nikel dan bahan baku lainnya, terus memperluas kapasitas konversi nikel sulfat, memproduksi baterai secara mandiri, dan pada akhirnya dapat juga memproduksi secara mandiri di Indonesia," tambah Anindya.
Envision Group merupakan perusahaan teknologi hijau terkemuka dunia dan penyedia teknologi net zero.
Perusahaan yang berkantor di Amerika Utara, Eropa, dan Asia ini konsisten mempromosikan angin dan Matahari sebagai batu bara baru, baterai dan bahan bakar hidrogen sebagai minyak bumi baru, dan artificial intelligence of things (AIoT) sebagai jaringan baru.
Baca juga: Anak usaha Bakrie kembangkan industri teknologi 3d-printing
Baca juga: Bakrie Group dukung anak muda berwirausaha
Baca juga: Erick Thohir dan Anindya Bakrie pegang 51 persen saham Oxford United
Penandatanganan ini dilakukan Presiden Direktur & CEO BNBR Anindya N Bakrie dan Envision Founder & CEO Lei Zhang di sela rangkaian acara KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Minggu, dengan disaksikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura.
Siaran pers BNBR yang diterima di Jakarta, Minggu, menyebutkan kedua pihak menjajaki prospek pengembangan teknologi industri net zero dan berpotensi untuk membangun net zero industrial park yang pertama di Indonesia dan akan berlokasi di Sulawesi Tengah.
"Perjanjian tersebut memungkinkan kedua perusahaan untuk bersama-sama mengeksplorasi pengembangan proyek-proyek energi terbarukan," kata Anindya.
Selain itu, perjanjian juga memungkinkan kedua perusahaan memanfaatkan tenaga angin, surya, amonia hijau dan hidrogen hijau, berikut rangkaian penggunaan hilirnya; serta pengembangan sistem penyimpanan energi.
"Kami melihat kemungkinan pengembangan solusi digital net zero di Indonesia, dengan memanfaatkan sistem yang telah dibuat oleh pihak Envision Digital secara komprehensif," katanya.
Melalui anak usaha rintisan VKTR, BNBR berupaya membangun elektrifikasi transportasi yang terintegrasi serta ekosistem baterai EV di Indonesia.
Jaringan tersebut akan terdiri atas baterai untuk kendaraan listrik/EV, kendaraan listrik bus/EV-Bus, EV-Car, sepeda motor listrik, EV-infrastructure, dan daur ulang baterai.
BNBR juga berencana untuk membangun kapasitas rantai pasok baterai secara lengkap dari hulu hingga hilir, yang akan dijalankan dengan tetap menerapkan protokol lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang ketat.
"Bersama Envision dan mitra-mitra lain di masa datang, kami berharap dapat meningkatkan keamanan pasokan unit nikel dan bahan baku lainnya, terus memperluas kapasitas konversi nikel sulfat, memproduksi baterai secara mandiri, dan pada akhirnya dapat juga memproduksi secara mandiri di Indonesia," tambah Anindya.
Envision Group merupakan perusahaan teknologi hijau terkemuka dunia dan penyedia teknologi net zero.
Perusahaan yang berkantor di Amerika Utara, Eropa, dan Asia ini konsisten mempromosikan angin dan Matahari sebagai batu bara baru, baterai dan bahan bakar hidrogen sebagai minyak bumi baru, dan artificial intelligence of things (AIoT) sebagai jaringan baru.
Baca juga: Anak usaha Bakrie kembangkan industri teknologi 3d-printing
Baca juga: Bakrie Group dukung anak muda berwirausaha
Baca juga: Erick Thohir dan Anindya Bakrie pegang 51 persen saham Oxford United
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: