Bea keluar biji kakao tetap lima persen
27 Juli 2012 13:25 WIB
Ilustrasi seorang pekerja memetik buah kakao (Theobroma cacao) untuk diambil bijinya di PT Perkebunan Nusantara XII, Kebun Kota Blatter, Tempurejo, Jember, Jawa Timur. (ANTARA/Seno S.)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan menetapkan tarif bea keluar ekspor biji kakao untuk pengiriman bulan Agustus 2012 sebesar lima persen, sama dengan bulan-bulan sebelumnya.
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh di Jakarta, Jumat, penetapan besaran bea keluar tersebut mengacu pada harga referensi biji kakao bulan Agustus sebesar 2.231,04 dolar AS per ton.
"Adapun harga patokan ekspor biji kakao bulan Agustus sebesar 1.950 dolar AS per ton," katanya kepada ANTARA melalui surat elektronik.
Harga patokan ekspor biji kakao bulan Agustus lebih tinggi dari bulan sebelumnya, yang hanya sebesar 1.888 dolar AS per metrik ton.
Indonesia sampai sekarang masih tercatat sebagai produsen biji kakao terbesar ke tiga dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.
Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) sebelumnya memperkirakan produksi biji kakao Indonesia selama 2012 bisa mencapai sekitar 500 ribu ton atau 50 ribu ton lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Pemerintah menetapkan bea keluar dalam ekspor biji kakao untuk menjamin pasokan kebutuhan bahan baku industri pengolahan kakao dan mendorong pertumbuhan industri hilir kakao dalam negeri.
(M035)
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh di Jakarta, Jumat, penetapan besaran bea keluar tersebut mengacu pada harga referensi biji kakao bulan Agustus sebesar 2.231,04 dolar AS per ton.
"Adapun harga patokan ekspor biji kakao bulan Agustus sebesar 1.950 dolar AS per ton," katanya kepada ANTARA melalui surat elektronik.
Harga patokan ekspor biji kakao bulan Agustus lebih tinggi dari bulan sebelumnya, yang hanya sebesar 1.888 dolar AS per metrik ton.
Indonesia sampai sekarang masih tercatat sebagai produsen biji kakao terbesar ke tiga dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.
Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) sebelumnya memperkirakan produksi biji kakao Indonesia selama 2012 bisa mencapai sekitar 500 ribu ton atau 50 ribu ton lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Pemerintah menetapkan bea keluar dalam ekspor biji kakao untuk menjamin pasokan kebutuhan bahan baku industri pengolahan kakao dan mendorong pertumbuhan industri hilir kakao dalam negeri.
(M035)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2012
Tags: