Program riset kesehatan Indonesia Mirah 2022 kembali hadir
12 November 2022 14:37 WIB
Direktur Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia dr. Marhaen Hardjo M. Biomed., PhD dalam jumpa pers program Indonesia MIRAH (Medical Innovation Research in Health) 2022 di Jakarta, Sabtu (12/11/2022) (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)
Jakarta (ANTARA) - Unilever Indonesia bersama Lembaga Riset IDI kembali menggelar program Indonesia MIRAH (Medical Innovation Research in Health) 2022 dengan total 152 peserta.
Digelar untuk kedua kalinya, program ini berhasil menjaring hampir dua kali lipat submisi riset dalam bentuk proposal penelitian dan karya tulis ilmiah di bidang kesehatan.
Direktur Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia dr. Marhaen Hardjo M. Biomed., PhD mengatakan tahun ini program Indonesia MIRAH memberi kesempatan yang lebih luas kepada lebih banyak pihak, tidak hanya untuk dokter dan mahasiswa kedokteran, tapi juga dari bidang ilmu kesehatan lainnya.
Baca juga: Wamenkes dorong hasil riset digunakan fasilitas kesehatan
"Menariknya, proposal penelitian yang diajukan sangat beragam dan banyak diantaranya yang juga fokus pada pentingnya penerapan PHBS dalam upaya mencegah penularan berbagai penyakit berbahaya," ujar Marhaen dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu.
Beberapa ide penelitian yang diajukan di antaranya terkait edukasi mencuci tangan pada anak melalui storytelling, pemanfaatan sabun mandi tanpa bilas berbahan lidah buaya dan kemangi untuk mencegah infeksi di pengungsian, hingga pengaruh latihan submaksimal terhadap memori kerja orang dewasa yang sehat.
Indonesia MIRAH sendiri merupakan inisiatif kolaboratif antara Unilever Indonesia bersama Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan iklim penelitian bagi praktisi dan akademisi kesehatan di Indonesia, sekaligus mendukung target transformasi kesehatan yang diusung pemerintah melalui Kementerian Kesehatan.
"Semangat riset dan inovasi pulalah yang menjadi landasan kami dalam menghadirkan rangkaian produk dan inisiatif yang dapat membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat," ujar Direktur Personal Care Unilever Indonesia Ainul Yaqin.
Total penghargaan senilai Rp250 juta diberikan kepada lima proposal dan 10 karya tulis ilmiah terpilih, dengan tema besar "Pembangunan Berkelanjutan pada Penanganan di Bidang Kesehatan Pasca Pandemi", dengan menekankan pada urgensi penerapan PHBS (Perilaku hidup bersih dan sehat) di tengah masyarakat.
Sejak 2004, Unilever melalui produk unggulannya salah satunya Lifebuoy, secara konsisten memberikan rangkaian edukasi berkelanjutan serta membangun fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebagai bagian dari PHBS, dan telah berhasil menjangkau 100 juta masyarakat Indonesia.
Terbaru, Unilever juga menyusun White Paper Study yang bertujuan untuk mengevaluasi program edukasi CTPS, guna menjaga kualitas dan manfaat program yang kami kembangkan, serta agar dapat terus memberikan dampak positif bagi anak-anak, orang tua, dan masyarakat luas.
Baca juga: Indonesia MIRAH dukung riset dokter Indonesia
Baca juga: Tujuh negara berkolaborasi wujudkan pemerataan manufaktur farmasi
Baca juga: Erick Thohir: BUMN terus konsolidasikan ekosistem kesehatan
Digelar untuk kedua kalinya, program ini berhasil menjaring hampir dua kali lipat submisi riset dalam bentuk proposal penelitian dan karya tulis ilmiah di bidang kesehatan.
Direktur Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia dr. Marhaen Hardjo M. Biomed., PhD mengatakan tahun ini program Indonesia MIRAH memberi kesempatan yang lebih luas kepada lebih banyak pihak, tidak hanya untuk dokter dan mahasiswa kedokteran, tapi juga dari bidang ilmu kesehatan lainnya.
Baca juga: Wamenkes dorong hasil riset digunakan fasilitas kesehatan
"Menariknya, proposal penelitian yang diajukan sangat beragam dan banyak diantaranya yang juga fokus pada pentingnya penerapan PHBS dalam upaya mencegah penularan berbagai penyakit berbahaya," ujar Marhaen dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu.
Beberapa ide penelitian yang diajukan di antaranya terkait edukasi mencuci tangan pada anak melalui storytelling, pemanfaatan sabun mandi tanpa bilas berbahan lidah buaya dan kemangi untuk mencegah infeksi di pengungsian, hingga pengaruh latihan submaksimal terhadap memori kerja orang dewasa yang sehat.
Indonesia MIRAH sendiri merupakan inisiatif kolaboratif antara Unilever Indonesia bersama Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan iklim penelitian bagi praktisi dan akademisi kesehatan di Indonesia, sekaligus mendukung target transformasi kesehatan yang diusung pemerintah melalui Kementerian Kesehatan.
"Semangat riset dan inovasi pulalah yang menjadi landasan kami dalam menghadirkan rangkaian produk dan inisiatif yang dapat membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat," ujar Direktur Personal Care Unilever Indonesia Ainul Yaqin.
Total penghargaan senilai Rp250 juta diberikan kepada lima proposal dan 10 karya tulis ilmiah terpilih, dengan tema besar "Pembangunan Berkelanjutan pada Penanganan di Bidang Kesehatan Pasca Pandemi", dengan menekankan pada urgensi penerapan PHBS (Perilaku hidup bersih dan sehat) di tengah masyarakat.
Sejak 2004, Unilever melalui produk unggulannya salah satunya Lifebuoy, secara konsisten memberikan rangkaian edukasi berkelanjutan serta membangun fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebagai bagian dari PHBS, dan telah berhasil menjangkau 100 juta masyarakat Indonesia.
Terbaru, Unilever juga menyusun White Paper Study yang bertujuan untuk mengevaluasi program edukasi CTPS, guna menjaga kualitas dan manfaat program yang kami kembangkan, serta agar dapat terus memberikan dampak positif bagi anak-anak, orang tua, dan masyarakat luas.
Baca juga: Indonesia MIRAH dukung riset dokter Indonesia
Baca juga: Tujuh negara berkolaborasi wujudkan pemerataan manufaktur farmasi
Baca juga: Erick Thohir: BUMN terus konsolidasikan ekosistem kesehatan
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Tags: