Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang, yang merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina-Regional Sumatera Zona 1, menerapkan inovasi sosial dan mereplikasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) menuju masyarakat mandiri cinta bumi.

Dua program andalan PHE Jambi Merang terkait lingkungan adalah Sekolah Cinta Bumi dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Di luar itu, PHE Jambi Merang pun menjalankan program lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti usaha produksi kompos organik, demplot tanaman dapur dan toga, pelatihan budidaya tanaman hortikultura seperti cabe, kunyit, serta pengendalian hama terpadu.

“Kami juga memberikan pelatihan kesehatan masyarakat, pemanfaatan lidi sawit untuk kerajinan rumah tangga, pembentukan kelompok Keramba Jaring Apung (KJA) dan pendidikan anak warga Suku Anak Dalam (SAD) secara berkelanjutan,” ujar Handri Ramdhani, Manager Communication Relations & CID PHR-Regional Sumatera, dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Sabtu.

Handri mengatakan PHE Jambi Merang saat ini memberdayakan warga dengan mereplikasi program Sekolah Cinta Bumi yang sebelumnya telah berjalan dengan baik di SDN Mendis, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

“Keberhasilan program di SDN Mendis kami replikasikan di SDN 2 Sukajaya di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Bayung Lencir, menjadi Sekolah Cinta Bumi Bebas Plastik,” ujar Handri.

Program Sekolah Cinta Bumi Bebas Plastik di SDN 2 Sukajaya dimulai pada 2019. Tujuan program ini adalah memupuk nilai peduli lingkungan sejak dini. Sejumlah langkah yang dilakukan mulai dari pemanfaatan sampah plastik menjadi berbagai kerajinan, bank sampah siswa, budidaya tanaman hidroponik, pembuatan instalasi pengolahan air limbah kantin untuk menyiram tanaman di sekolah, serta pengolahan lidi sawit menjadi piring makan.

Program replikasi berikutnya adalah pecegahan Karhutla. Sukses dengan pemberdayaan Kelompok Tanggap Api Desa Mendis (Ketan Adem) yang melakukan mitigasi dan penanggulangan karhutla, PHE Jambi Merang mereplikasinya pada program Regu Peduli Air (Repair).

“Ini adalah replikasi program dalam restorasi lahan gambut untuk mencegah karhutla,” kata Handri.

Di Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, karhutla menjadi masalah klasik dan selalu mengganggu warga masyarakat yang hidup di sekitar lahan gambut. Tidak hanya menganggu kesehatan, api dan asap juga mengancam keselamatan warga desa.

Sistem penanggulangan bencana kebakaran yang ada tidak mampu mengatasi api. Wargapun lebih sering ikhlas menerima kenyataan pahit menghirup asap kebakaran sambil terus mengawasi si jago merah agar tidak menjalar ke pemukiman.

Selain wilayah Musi Banyuasin, Program TJSL Pertamina Subholding Upstream Regional Sumatera pun menyasar masyarakat di Kota Jambi. Salah satunya ibu-ibu di wilayah Kenali Asam Atas, Kota Jambi.

Bersama Pertamina EP (PEP) Jambi Field, para ibu di Kenali Asam Atas menanam hidroponik. Ragam sayuran tumbuh di Gerai Energi yang dikelola oleh Kelompok Hidroponik Barokah antara lain pakcoy, selada, kangkung, bayam, bayam Brazil serta kale. Tanaman organik tersebut kini sudah bisa memenuhi kebutuhan sayuran masyarakat kota Jambi.

Hermansyah, Field Manager Jambi, mengatakan konsep yang dikembangkan oleh tim PEP Jambi Field di Gerai Energi adalah Eduwisata. Nantinya Gerai Energi bisa dikunjungi warga masyarakat tidak hanya untuk membeli sayuran, tapi juga untuk belajar bercocok tanam hidroponik dan tanaman obat keluarga (Toga).

Baca juga: Pertamina bor sumur eksplorasi di Musi Banyuasin, cari cadangan migas
Baca juga: PHE Jambi Merang bina warga desa cegah karhutla dan pencurian minyak
Baca juga: Survei minyak dan gas bumi di Papua Barat gunakan teknologi eFTG