Jepang susun kebijakan hadapi potensi gelombang kedelapan COVID-19
11 November 2022 19:27 WIB
Kementerian Kesehatan Jepang memutuskan untuk merevisi peringatan status infeksi skala lima yang berlaku saat ini menjadi peringatan skala empat. Sementara itu, level yang mirip dengan gelombang ketujuh atau lebih tinggi akan dianggap sebagai Level 3, yang berarti infeksi terus meluas.
Tokyo (ANTARA) - Pemerintah Jepang pada Kamis (10/11) menetapkan kebijakan untuk mengizinkan masing-masing pemerintah prefektur mengumumkan langkah-langkah terkait virus corona yang ditingkatkan, di tengah meningkatnya kekhawatiran terkait potensi datangnya gelombang infeksi kedelapan.
Dalam sebuah pertemuan, Kementerian Kesehatan Jepang juga memutuskan untuk merevisi peringatan status infeksi skala lima yang berlaku saat ini menjadi peringatan skala empat. Sementara itu, level yang mirip dengan gelombang ketujuh atau lebih tinggi akan dianggap sebagai Level 3, yang berarti infeksi terus meluas.
Pada Kamis yang sama, seperti dilansir Xinhua, Jumat, Jepang melaporkan 78.268 kasus infeksi baru secara nasional, naik lebih dari 10.000 kasus dibandingkan yang tercatat sepekan lalu, dengan 84 kematian baru di antara pasien COVID-19.
Tokyo mengonfirmasi 7.969 kasus harian. Sementara itu, Hokkaido dan Prefektur Kanagawa masing-masing melaporkan 8.457 dan 5.190 kasus.
Menurut kementerian kesehatan negara tersebut, Hokkaido, pulau utama paling utara, mencatatkan peningkatan tertinggi dari 47 prefektur dengan melaporkan 850 kasus per 100.000 orang dalam satu pekan terakhir, seraya menambahkan bahwa di daerah-daerah dengan cuaca yang lebih dingin, infeksi dapat menyebar lebih cepat karena kesulitan dalam menerapkan ventilasi.
Shigeru Omi, yang mengepalai panel ahli yang memberikan nasihat kepada kementerian kesehatan, pada Kamis mengungkapkan jumlah infeksi baru kini dalam tren menanjak naik di seluruh Jepang, seraya menambahkan bahwa dapat dikatakan negara itu sekarang memasuki gelombang infeksi kedelapan.
Pada Rabu (9/11), panel ahli kementerian tersebut memperingatkan bahwa gelombang infeksi terbaru mungkin setara atau melampaui puncak gelombang sebelumnya dengan lebih dari 260.000 kasus harian tercatat pada Agustus.
Dalam sebuah pertemuan, Kementerian Kesehatan Jepang juga memutuskan untuk merevisi peringatan status infeksi skala lima yang berlaku saat ini menjadi peringatan skala empat. Sementara itu, level yang mirip dengan gelombang ketujuh atau lebih tinggi akan dianggap sebagai Level 3, yang berarti infeksi terus meluas.
Pada Kamis yang sama, seperti dilansir Xinhua, Jumat, Jepang melaporkan 78.268 kasus infeksi baru secara nasional, naik lebih dari 10.000 kasus dibandingkan yang tercatat sepekan lalu, dengan 84 kematian baru di antara pasien COVID-19.
Tokyo mengonfirmasi 7.969 kasus harian. Sementara itu, Hokkaido dan Prefektur Kanagawa masing-masing melaporkan 8.457 dan 5.190 kasus.
Menurut kementerian kesehatan negara tersebut, Hokkaido, pulau utama paling utara, mencatatkan peningkatan tertinggi dari 47 prefektur dengan melaporkan 850 kasus per 100.000 orang dalam satu pekan terakhir, seraya menambahkan bahwa di daerah-daerah dengan cuaca yang lebih dingin, infeksi dapat menyebar lebih cepat karena kesulitan dalam menerapkan ventilasi.
Shigeru Omi, yang mengepalai panel ahli yang memberikan nasihat kepada kementerian kesehatan, pada Kamis mengungkapkan jumlah infeksi baru kini dalam tren menanjak naik di seluruh Jepang, seraya menambahkan bahwa dapat dikatakan negara itu sekarang memasuki gelombang infeksi kedelapan.
Pada Rabu (9/11), panel ahli kementerian tersebut memperingatkan bahwa gelombang infeksi terbaru mungkin setara atau melampaui puncak gelombang sebelumnya dengan lebih dari 260.000 kasus harian tercatat pada Agustus.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: