“Hal ini menunjukkan bahwa bisnis konsesi dan industri modular yg merupakan bagian dari strategi bisnis Perseroan (backward & forward), berhasil dalam menopang Pendapatan Perseroan (Core Business)” ujar Direktur Utama Hadian Pramudita.
Adapun, kas dan setara kas per 30 September 2022 sebesar Rp428,10 miliar, total ekuitas senilai Rp2,39 triliun dan total aset sebesar Rp5,25 triliun.
Menurut Hadian, Meskipun Pendapatan Perseroan mengalami kontraksi secara YoY, namun Perseroan mampu menjaga Gross Profit Margin di level 8,59% meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan Operating Profit Margin di level 5,34% dan Net Profit Margin di level 5,54% ditopang dari Pendapatan Lainnya.
Kondisi lain yang membuat WEGE tetap memberikan performa terbaiknya adalah dari sisi Ratio Leverage, dengan DER WEGE saat ini sebesar 1,20x (kali), Gearing Ratio sebesar 0,30x (kali), dan Current Ratio sebesar 2,03x (kali) menunjukkan WEGE memiliki tingkat likuiditas dan fundamental yang sehat.
Capaian Kontrak Baru Hingga Oktober 2022
Capaian Kontrak Baru hingga Oktober 2022 telah mencapai Rp.4,22 triliun atau meningkat 140% year on year. Komposisi perolehan kontak baru tersebut terdiri dari Office 22,13%, Public Facility 67,08%, Commercial 0,87% dan Residential 9,93%.
“WEGE saat ini juga telah mengerjakan proyek Hunian IKN. Proyek Hunian IKN merupakan proyek WEGE dengan nilai kontrak prosi WEGE sebesar Rp419,22 Miliar, Proyek dengan 22 Tower, 3.160 Modul, lebih dari 17.000 Bed dengan 4 lantai ini sudah mencapai progress sebesar 26,94%. Proyek Hunian IKN didesain dengan teknologi percepatan konstruksi yaitu dengan Modular WEGE, Kelebihan dari Modular WEGE sendiri adalah percepatan konstruksi, dengan tingkat waste yang minim, teknologi BIM pun juga diterapkan dalam pembangunan dengan tipe Modular Stacking tersebut. Selain menyasar proyek-proyek Ibu Kota Negara (IKN) WEGE juga aktif menyasar proyek dari pemerintah maupun swasta, proyek hotel milik BUMN, proyek apartemen milik swasta, sarana olahraga dan gedung perkantoran,” ujar Hadian.
Rincian kontrak baru tersebut antara lain; Dhoho International Airport, PT Bio Farma’s Product Development Facilty – Bandung, Building 1& 2 ITB Innovation Park Bandung – Teknopolis, Kalideres Regional Public Hospital, Politteknik Ilmu Pelayaran (PIP) – Makasar, VIP & VVIP Building Halim Perdanakusuma Airport Revitalization, Renovation of Biofarma Building No.14, Al Hidayah Phase-1 Mosque – Bogor, UIN Alaudin Hospital – Makasar, UPT Vertikal Hospital – Surabaya, MFH Coridor & Roof Garden KOOPERBI, New Capital City - Project Modular Housing for Contractors.
WEGE KSO Groundbreaking Pembangunan RS UPT Vertikal Surabaya
WEGE Bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA-WEGE KSO) dipercaya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) sebagai kontraktor dalam melaksanakan pengerjaan konstruksi fisik dan bangunan Rumah Sakit UPT Vertikal Surabaya, Krembangan, Surabaya. Bertempat di lokasi pembangunan RS UPT Vertikal Surabaya, proses groundbreaking secara resmi dilaksanakan pada Rabu (9/11).
Penekanan sirine pada proses groundbreaking oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi, didampingi oleh Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak dan Plt. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, drg. Murti Utami, menandai dimulainya pembangunan RS UPT Vertikal Surabaya. Turut hadir untuk menyaksikan prosesi serta mendampingi Kemenkes RI dalam melakukan tinjauan lapangan Direktur Operasi III WIKA Rudy Hartono, didampingi Direktur Utama WEGE Hadian Pramudita.
WIKA-WEGE KSO selaku kontraktor memiliki pekerjaan yang mencakup struktur, arsitektur, mechanical electrical & plumbing (MEP), dan infrastruktur. Sejalan dengan dimulainya proses pembangunan Rumah Sakit yang akan diarahkan sebagai center of excellence untuk pelayanan jantung, stroke, dan kanker.
Direksi Operasi III WIKA menyampaikan beberapa inovasi yang akan diterapkan. “WIKA-WEGE KSO akan menerapkan Value Engineering (VE) dan inovasi Building Information Modelling (BIM) pada pekerjaan struktur untuk mempercepat pelaksanannya dan rampung dengan mutu terbaik,” ujarnya.
Lebih lanjut, gedung RS UPT Vertikal akan rampung dengan empat tower yang terdiri atas Tower A sebagai Medical Center, Tower B untuk Spesialis Jantung, Tower C untuk Spesialis Otak, dan Tower D untuk Spesialis Kanker. Pembangunan proyek yang bernilai sebesar Rp 1,49 triliun ini ditargetkan rampung dalam kurun waktu 660 hari.
Dalam sambutan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menyampaikan apresiasi atas pembangunan rumah sakit yang dilandasi spirit bersama untuk menyelamatkan masyarakat di tengah pandemi.
“Semangat inilah yang akan menuntun proses pembangunan 3 tower rumah sakit ini dengan melestarikan keindahan warisan cagar budaya yang ada di wilayah ini, sehingga ini akan menjadi new comer dari 408 rumah sakit yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur,” ungkapnya.