G20 Indonesia
Swasta nasional-perusahaan Jerman kembangkan energi terbarukan
11 November 2022 14:07 WIB
CEO/Presiden Direktur PT Maharaksa Biru Energi Tbk, Bobby Gafur Umar (kiri) didampingi Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid (tengah) dan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Panjaitan usai penandatanganan dengan Intec Engineering GmbH / SBW Energy GmbH Jerman mengenai perjanjian aliansi strategis pengembangan sejumlah proyek energi terbarukan di Indonesia, di Nusa Dua, Bali, Jumat (11/11/2022). ANTARA/HO-OASA.
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan swasta nasional PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) menggandeng Intec Engineering GmbH / SBW Energy GmbH Jerman menandatangani perjanjian aliansi strategis pengembangan sejumlah proyek energi terbarukan di Indonesia.
"Proyek pertama kami adalah pengolahan sampah di DKI Jakarta, senilai 347 juta euro,” kata CEO/Presiden Direktur PT Maharaksa Biru Energi Tbk, Bobby Gafur Umar dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Penandatanganan perjanjian aliansi strategis tersebut dilakukan disela puncak pertemuan B20 di Bali yang disaksikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Panjaitan dan Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid.
Dijelaskan Bobby, Intec yang berbasis di Jerman adalah perusahaan internasional yang sudah diakui untuk desain, manufaktur dan pengiriman sistem energi, dan unggul untuk pembuatan pembangkit listrik limbah menjadi energi, panas bumi dan biomassa.
“Sementara SBW, juga berbasis di Jerman, selama ini dikenal sebagai perusahaan yang memberikan konsultasi manajemen, dan manajemen proyek dalam proyek energi terbarukan di seluruh dunia, di bidang hidro, biomassa, kincir angin, panas bumi, dan limbah menjadi energi,” katanya.
Dikatakan, baik OASA maupun mitra-mitranya tersebut akan membentuk aliansi strategis untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Pada tahap awal ini, pihaknya ingin mengembangkan fasilitas pengolahan antara di Jakarta, dengan kapasitas 2.000 metrik ton sampah per hari. Fasilitas ini akan menghasilkan listrik sebesar 42 megawatt. Investasi proyek sebesar 347 juta euro. "Kami targetkan sudah bisa mulai memangun di semester I tahun 2023,” kata Bobby.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa PT Maharaksa Biru Energi Tbk akan berusaha untuk terus mencari dan mengembangkan setiap peluang bisnis energi hijau dan terbarukan di Indonesia, sementara Intec akan menyediakan teknologi yang diperlukan, termasuk desain dan persiapan proyek, dan SBW akan memfasilitasi akses ke lembaga keuangan Eropa untuk pembiayaannya.
Jerman memiliki keunggulan dalam teknologi pengembangan energi terbarukan. Bobby yang juga Waketum KADIN Indonesia Bidang Perindustrian mengingatkan, sebagai ekonomi terbesar di Eropa dan Asia Tenggara, peluang kerja sama ekonomi Indonesia dan Jerman sangat besar.
Ditambahkannya, kerjasama pengembangan energi terbarukan antara Jerman dan Indonesia yang melibatkan pihak swasta menjadi hal yang sangat penting untuk mengejar komitmen Perjanjian Paris, serta memenuhi bauran energi nasional sebesar 23 persen pada tahun 2025.
Indonesia harus memaksimalkan potensi lokal untuk memastikan pengembangan energi baru terbarukan/EBT sejalan dengan kondisi ekonomi Indonesia dan tantangan ke depan.
Baca juga: Pengamat: Pertamina miliki peran besar dalam transisi energi
Baca juga: Komunitas di Bali kampanyekan energi bersih terbarukan sambut KTT G20
"Proyek pertama kami adalah pengolahan sampah di DKI Jakarta, senilai 347 juta euro,” kata CEO/Presiden Direktur PT Maharaksa Biru Energi Tbk, Bobby Gafur Umar dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Penandatanganan perjanjian aliansi strategis tersebut dilakukan disela puncak pertemuan B20 di Bali yang disaksikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Panjaitan dan Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid.
Dijelaskan Bobby, Intec yang berbasis di Jerman adalah perusahaan internasional yang sudah diakui untuk desain, manufaktur dan pengiriman sistem energi, dan unggul untuk pembuatan pembangkit listrik limbah menjadi energi, panas bumi dan biomassa.
“Sementara SBW, juga berbasis di Jerman, selama ini dikenal sebagai perusahaan yang memberikan konsultasi manajemen, dan manajemen proyek dalam proyek energi terbarukan di seluruh dunia, di bidang hidro, biomassa, kincir angin, panas bumi, dan limbah menjadi energi,” katanya.
Dikatakan, baik OASA maupun mitra-mitranya tersebut akan membentuk aliansi strategis untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Pada tahap awal ini, pihaknya ingin mengembangkan fasilitas pengolahan antara di Jakarta, dengan kapasitas 2.000 metrik ton sampah per hari. Fasilitas ini akan menghasilkan listrik sebesar 42 megawatt. Investasi proyek sebesar 347 juta euro. "Kami targetkan sudah bisa mulai memangun di semester I tahun 2023,” kata Bobby.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa PT Maharaksa Biru Energi Tbk akan berusaha untuk terus mencari dan mengembangkan setiap peluang bisnis energi hijau dan terbarukan di Indonesia, sementara Intec akan menyediakan teknologi yang diperlukan, termasuk desain dan persiapan proyek, dan SBW akan memfasilitasi akses ke lembaga keuangan Eropa untuk pembiayaannya.
Jerman memiliki keunggulan dalam teknologi pengembangan energi terbarukan. Bobby yang juga Waketum KADIN Indonesia Bidang Perindustrian mengingatkan, sebagai ekonomi terbesar di Eropa dan Asia Tenggara, peluang kerja sama ekonomi Indonesia dan Jerman sangat besar.
Ditambahkannya, kerjasama pengembangan energi terbarukan antara Jerman dan Indonesia yang melibatkan pihak swasta menjadi hal yang sangat penting untuk mengejar komitmen Perjanjian Paris, serta memenuhi bauran energi nasional sebesar 23 persen pada tahun 2025.
Indonesia harus memaksimalkan potensi lokal untuk memastikan pengembangan energi baru terbarukan/EBT sejalan dengan kondisi ekonomi Indonesia dan tantangan ke depan.
Baca juga: Pengamat: Pertamina miliki peran besar dalam transisi energi
Baca juga: Komunitas di Bali kampanyekan energi bersih terbarukan sambut KTT G20
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: