"Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer yang dirilis BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Ahmad Yani Semarang kemarin (10/11), hingga saat ini masih terdapat beberapa faktor yang berpotensi memicu terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Jateng," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stamet Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jumat.
Menurut dia, beberapa faktor yang berpotensi memicu terjadinya cuaca ekstrem tersebut berupa adanya daerah belokan dan pertemuan angin di wilayah Jateng.
Selanjutnya, anomali suhu muka laut positif di Laut Jawa dan Samudra Hindia selatan Jawa memicu adanya peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah.
Selain itu, kelembapan udara yang relatif cukup tinggi dan labilitas lokal yang cukup kuat turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia, khususnya Jateng
"Dari hasil analisis dinamika atmosfer tersebut, curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang dalam waktu singkat masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jateng hingga hari Sabtu (12/11)," kata Teguh.
Baca juga: BMKG: Sejumlah provinsi di Indonesia berpotensi alami hujan lebat
Dalam hal ini, kata dia, wilayah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem pada hari Jumat (11/11) meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Pati, Jepara, Demak, Temanggung, Kabupaten/Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kabupaten/Kota Semarang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Tegal, Kendal, Batang, Brebes, dan sekitarnya.
Sementara pada hari Sabtu (12/11), lanjut dia, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Purworejo, Kebumen, Wonosobo, Kabupaten/Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Kendal, Sragen, Grobogan, Blora, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Temanggung, Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kabupaten/Kota Semarang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Tegal, Brebes, dan sekitarnya.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, hujan es, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama bagi warga yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana tersebut.
"Kami akan segera informasikan kepada masyarakat jika ada perkembangan lebih lanjut terkait dengan potensi cuaca ekstrem di wilayah Jateng," kata Teguh.
Baca juga: BMKG luncurkan versi terbaru aplikasi Infobmkg sukseskan KTT G20