Jakarta (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Kota Administrasi Jakarta Selatan (BNNK Jaksel) mengimbau kepada orang tua lebih memperhatikan kebiasaan anak untuk mencegah penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

"Kami biasanya sosialisasi ke orang tua dengan menanyakan apakah mereka pernah mengecek ponsel dan tahu kata kunci (password) anaknya, pernah melihat kamarnya, atau pernah memeluk dan mencium bau badan, rambut serta kening anaknya sepulang sekolah," kata Kepala BNNK Jakarta Selatan Dik Dik Kusnadi saat ditemui di Jakarta, Kamis.

Dik Dik juga menuturkan, pihaknya memahami memang terkadang orang tua kelelahan bekerja ataupun mengurus pekerjaan seharian. Namun mereka akan lebih lelah lagi jika anaknya diketahui memakai narkoba.

Ia menyarankan agar orangntua jangan diam dan berani mendatangi BNN jika salah satu anggota keluarga diketahui ada yang memakai narkoba.

Terlebih, dia menambahkan, biasanya para remaja pengguna narkoba kebanyakan dipengaruhi oleh pertemanan, mulai dari diberi gratis, cara meraciknya serta cara menggunakan narkoba.

Menurut dia, biasanya anak-anak ini akan mendapatkan obat-obatan dari teman-temannya lantaran ada pihak yang tidak bertanggung jawab menjual bebas di kalangan remaja dengan harga terjangkau.

Baca juga: BNN Jaksel layani rehabilitasi pengguna narkoba secara gratis
Baca juga: Polres Jakbar musnahkan ratusan kilogram ganja hasil penangkapan

Padahal, seharusnya obat-obatan terlarang tersebut diperoleh dengan resep dokter.
"Narkoba itu menarik saat pertama kali saja mengonsumsinya, sisanya gak enak, pokoknya kalau makai ada tiga akibatnya, yakni rumah sakit jiwa, kuburan atau penjara," jelasnya.

Dia juga menjelaskan, sosialisasi yang dilakukan BNN sudah dilakukan di berbagai wilayah yang ada di Jakarta Selatan, mulai dari sekolah, pemerintahan, pihak swasta hingga masyarakat.

Pihaknya juga mengawasi warga yang diduga pengguna narkoba melalui Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang ada di sejumlah kelurahan seperti Pondok Labu, Cipete Utara, Manggarai dan Ulujami dengan pembentukan Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM).

Sedangkan di Pejaten Timur mereka belum ada IPWL, lantaran warganya sudah aktif melapor jika ditemukan warga yang diduga menggunakan narkoba.

Sebenarnya pengguna atau penyalahguna narkoba ini perlu dukungan masyarakat. Dtigma yang ada di masyarakat sudah dicap jelek padahal mereka berkeinginan mengubah perilaku.

"Lalu siapa lagi yang mau merangkul dan memberikan binaan kalau bukan kita," katanya.