Jakarta (ANTARA) - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH mengatakan bahwa dokter dan tenaga medis berada di garda terdepan dan tak pernah menyerah untuk menyelamatkan pasien, terutama saat pandemi COVID-19 meski mereka mempertaruhkan nyawa karena bisa saja terkena virus tersebut.

"Apakah saya menyerah? Tidak. Ini berarti saya diberi kesempatan lagi untuk menolong banyak orang dan ini pun terjadi pada teman-teman saya yang lain. Mereka yang pernah kena walau dalam kondisi berat, pada saatnya sehat mereka kembali menangani pasien COVID-19," ujar Prof. Ari saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Meski demikian, tetap ada perasaan takut saat harus menghadapi musuh terbesar di dunia saat ini yakni virus korona yang penularannya sangat cepat. Namun, hal tersebut tidak melunturkan semangat para dokter dan tenaga kesehatan lainnya untuk terus menangani pasien.

Prof. Ari mengaku sempat dua kali positif COVID-19 dan mengalami gejala berat hingga perlu dirawat selama 21 hari di rumah sakit. Namun berkat dukungan dari semua orang, Prof. Ari bisa bangkit dan menyelamatkan pasien lagi.

"Terus terang saja pasti ada rasa takut ya saat berhadapan dengan kasus COVID-19, tapi alhamdullilah dengan perjalanan waktu kita tahu bagaimana menyiasatinya, bagaimana kita berusaha untuk mencegah agar tidak kena," kata Prof. Ari.

Dokter Penyakit Dalam subspesialis Konsultan Gastroenterologi dan Hepatologi ini sudah mengabdi di bidang kesehatan selama lebih dari 30 tahun. Rasa lelah secara fisik pernah dialaminya terlebih saat harus menghadapi banyak pasien dan tugas.

Namun, komitmen untuk terus menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan membuatnya bersemangat untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Prof. Ari juga pernah bertugas di daerah terpencil dengan ketersediaan fasilitas yang serba terbatas ataupun menghadapi pasien yang merasa sudah tidak memiliki harapan lagi. Dengan sabar dia berusaha untuk mencari solusi serta memberi semangat kepada para pasiennya untuk terus berusaha sembuh.

Hal-hal tersebut ternyata membuat Prof. Ari mendapat kekuatan untuk mengerahkan seluruh kemampuannya demi melihat pasiennya bisa sembuh.

"Tentunya dengan pertolongan Yang Maha Kuasa melalui bantuan saya dengan pengobatan pasien bisa bertahan dan sehat kembali," katanya.

"Jadi ini adalah hal-hal yang kadang-kadang yang harus saya lakukan untuk terus memberikan semangat kepada pasien ketika dia berobat bahwa Insya Allah dia bisa sembuh tentu dengan semangat dari pasien tersebut," lanjut Prof. Ari.

Bertepatan dengan Hari Pahlawan 2022, Prof. Ari berpesan kepada para dokter yang sedang bertugas di daerah terpencil untuk tetap semangat dan berjuang memberikan yang terbaik bagi pasien.

Selain itu, Prof. Ari meminta kepada pemerintah baik yang berada di pusat maupun daerah untuk terus membantu memberikan dukungan terhadap penyediaan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia di bidang kedokteran.

"Agar institusi pendidikan bisa menyiapkan para dokter sebaik-baiknya karena sekali lagi pada saat masa-masa sulit keberadaan dokter sangat dibutuhkan," ujar Prof. Ari.

Baca juga: Dokter Rubini dinilai layak menjadi pahlawan nasional

Baca juga: Stop gugurnya pahlawan kesehatan di masa pandemi

Baca juga: Kartini di tengah pandemi