Manokwari (ANTARA) - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Papua Barat menilai kebiasaan warga Manokwari memalang jalan dalam penyelesaian masalah membuat investor enggan berinvestasi dan pertumbuhan ekonomi akan melambat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat Rommy Sariu Tamawiwy di Manokwari, Selasa, mengatakan kebiasaan negatif tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah dan semua pihak untuk memberikan sosialisasi.
"Butuh literasi yang harus dilakukan terus-menerus untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwa membangun daerah yang kondusif dapat meningkatkan investasi di daerah," kata dia.
Tercatat hampir setiap pekan terjadi pemalangan jalan utama di dalam Kota Manokwari oleh kelompok-kelompok masyarakat dengan berbagai alasan berbeda, yang mengganggu aktifitas masyarakat umum di wilayah tersebut.
Menurutnya, investor membutuhkan lokasi usaha yang aman dan nyaman untuk menjalankan usahanya. Kepastian keamanan menjadi faktor tumbuhnya iklim investasi di daerah.
"Kita harus memastikan investor yang datang ke sini bisa merasa nyaman dan percaya untuk menanamkan investasinya di Manokwari," ujar dia.
Bukan hanya soal pemalangan jalan sebagai penyelesaian masalah, namun juga kriminalitas yang masih terus terjadi akan menghambat pertumbuhan investasi.
"Kita di Manokwari ini banyak potensi alam yang bisa dikembangkan untuk menjadi pendapatan daerah, namun harus didukung dengan jaminan keamanan," lanjut Rommy.
Rommy juga menyadari permasalahan pemalangan jalan dan kriminalitas hanya dapat terselesaikan dengan kerja sama semua pihak termasuk Bank Indonesia.
Baca juga: Bahlil bahas upaya dorong peningkatan investasi di Papua Barat
Baca juga: SKK Migas ungkap temuan hidrokarbon di Papua Barat
Baca juga: Bahlil ungkap rencana investasi Pupuk Kaltim di Fakfak Papua Barat
BI sebut kebiasaan pemalangan jalan di Manokwari hambat investasi
8 November 2022 18:24 WIB
Pemalangan jalan utama oleh sekelompok masyarakat di Manokwari Senin (7/11) (ANTARA/Tri Adi Santoso)
Pewarta: Tri Adi Santoso
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: