Kemenko PMK: Implementasi RAN Pijar penting guna wujudkan SDM unggul
8 November 2022 15:52 WIB
Tangkapan layar Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto pada acara Dialog Kebijakan Strategis tentang Gizi Anak Sekolah. ANTARA/Wuryanti Puspitasari.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya implementasi Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja (RAN Pijar) guna mewujudkan generasi unggul dan berkualitas.
"RAN Pijar diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan anak usia sekolah dan remaja," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Agus Suprapto usai Dialog Kebijakan Strategis tentang Gizi Anak Sekolah yang diakses secara daring di Jakarta, Selasa.
RAN Pijar, kata Agus, tertuang dalam Permenko PMK Nomor 1 Tahun 2022 tentang Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja, yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan anak usia sekolah.
Baca juga: Kemenko PMK tekankan pentingnya inovasi dalam pelaksanaan RAN Pijar
"RAN Pijar diluncurkan 19 April 2022 yang didukung komitmen dari sejumlah menteri dan kepala lembaga dengan tujuan salah satunya untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan anak usia sekolah.
Agus menjelaskan bahwa tahap perkembangan usia sekolah dasar merupakan salah satu tahap perkembangan krusial yang perlu diperhatikan guna mendukung perkembangan anak usia sekolah, termasuk dalam intervensi spesifik penurunan stunting.
Dari data Riskesdas Tahun 2018, kata dia, diketahui bahwa 23,6 persen anak usia 5-12 tahun mengalami stunting, 9,2 persen kekurangan gizi dan 10,8 persen kelebihan berat badan, dan 9,2 persen mengalami obesitas.
"Mengingat kompleksnya penyebab malnutrisi pada anak usia sekolah, untuk mengatasinya perlu upaya yang komprehensif dengan melibatkan kementerian/lembaga dan pemangku kepentingan lainnya," katanya.
Salah satu strategi untuk meningkatkan status gizi anak usia sekolah adalah dengan usaha kesehatan sekolah atau madrasah yang mencakup tiga aspek intervensi kesehatan dan gizi.
Baca juga: Menko PMK luncurkan RAN PIJAR guna atasi masalah anak dan remaja
Baca juga: Kemenko PMK: Kesejahteraan anak usia sekolah dan remaja jadi prioritas
"Tiga aspek dimaksud, yaitu pendidikan kesehatan, layanan kesehatan dan lingkungan yang mendukung terwujudnya kebiasaan yang lebih sehat pada anak-anak sekolah," katanya.
Namun, katanya, dalam implementasinya masih perlu adanya koordinasi dan kolaborasi antar-sektor untuk dapat lebih mengoptimalkan berjalannya usaha kesehatan sekolah atau madrasah.
"Hal itu bertujuan untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan anak melalui edukasi dan sosialisasi gizi seimbang serta pentingnya aktivitas fisik," katanya.
"RAN Pijar diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan anak usia sekolah dan remaja," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Agus Suprapto usai Dialog Kebijakan Strategis tentang Gizi Anak Sekolah yang diakses secara daring di Jakarta, Selasa.
RAN Pijar, kata Agus, tertuang dalam Permenko PMK Nomor 1 Tahun 2022 tentang Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja, yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan anak usia sekolah.
Baca juga: Kemenko PMK tekankan pentingnya inovasi dalam pelaksanaan RAN Pijar
"RAN Pijar diluncurkan 19 April 2022 yang didukung komitmen dari sejumlah menteri dan kepala lembaga dengan tujuan salah satunya untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan anak usia sekolah.
Agus menjelaskan bahwa tahap perkembangan usia sekolah dasar merupakan salah satu tahap perkembangan krusial yang perlu diperhatikan guna mendukung perkembangan anak usia sekolah, termasuk dalam intervensi spesifik penurunan stunting.
Dari data Riskesdas Tahun 2018, kata dia, diketahui bahwa 23,6 persen anak usia 5-12 tahun mengalami stunting, 9,2 persen kekurangan gizi dan 10,8 persen kelebihan berat badan, dan 9,2 persen mengalami obesitas.
"Mengingat kompleksnya penyebab malnutrisi pada anak usia sekolah, untuk mengatasinya perlu upaya yang komprehensif dengan melibatkan kementerian/lembaga dan pemangku kepentingan lainnya," katanya.
Salah satu strategi untuk meningkatkan status gizi anak usia sekolah adalah dengan usaha kesehatan sekolah atau madrasah yang mencakup tiga aspek intervensi kesehatan dan gizi.
Baca juga: Menko PMK luncurkan RAN PIJAR guna atasi masalah anak dan remaja
Baca juga: Kemenko PMK: Kesejahteraan anak usia sekolah dan remaja jadi prioritas
"Tiga aspek dimaksud, yaitu pendidikan kesehatan, layanan kesehatan dan lingkungan yang mendukung terwujudnya kebiasaan yang lebih sehat pada anak-anak sekolah," katanya.
Namun, katanya, dalam implementasinya masih perlu adanya koordinasi dan kolaborasi antar-sektor untuk dapat lebih mengoptimalkan berjalannya usaha kesehatan sekolah atau madrasah.
"Hal itu bertujuan untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan anak melalui edukasi dan sosialisasi gizi seimbang serta pentingnya aktivitas fisik," katanya.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: