G20 Indonesia
Airlangga sebut Presidensi G20 sumbang Rp7,4 triliun ke ekonomi RI
7 November 2022 20:58 WIB
Arsip foto - Warga mengajarkan delegasi G20 cara membuat sarana upacara umat Hindu di Bali saat kegiatan hospitality program Anti-Corruption Working Group (ACWG) 2022 di Desa Kutuh, Kuta Selatan, Badung, Bali, Jumat (8/7/2022). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan Presidensi G20 di Indonesia menyumbang Rp7,4 triliun terhadap perekonomian domestik, yang meliputi konsumsi secara langsung sebesar Rp1,7 triliun.
Selain itu, tenaga kerja yang diserap dari kegiatan langsung perhelatan G20 Indonesia maupun dari kegiatan UMKM tercatat mencapai 33 ribu.
"Selama Presidensi G20 ini, telah digelar kegiatan berjumlah 438 yang terdiri dari ministerial meeting, working group, engagement group, dan side event," ujar Airlangga dalam Konferensi Pers Capaian Pertumbuhan Ekonomi Triwulan ke-3 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Ia menuturkan realisasi kegiatan tersebut melebihi jumlah hari dalam satu tahun. Adapun seluruh kegiatan itu dilakukan di 25 kota.
Dengan seluruh kegiatan yang ada, Airlangga mengungkapkan hampir seluruh negara rekanan Indonesia mengaku G20 Indonesia menjadi perhelatan G20 yang paling meriah.
Sejauh ini untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang akan diselenggarakan di Bali, sudah terdapat 2.500 orang yang sudah mendaftar dari 39 delegasi, yang meliputi 20 negara anggota G20, 9 negara undangan, dan 10 lembaga dunia.
Maka dari itu, ia berpendapat KTT G20 tersebut pun akan membuat perekonomian secara nasional baik dan dari segi rekognisi, Indonesia akan menjadi perhatian puncak dunia dalam perhelatan G20.
"Tentu dampaknya adalah dampak ke depan apalagi pada saat G20 ini, ekonomi Indonesia tumbuh baik di level 5,72 persen dengan inflasi yang bisa ditekan turun di level 5,7 persen," jelasnya.
Oleh karenanya, Mantan Menteri Perindustrian ini menilai Indonesia kini memiliki performa yang baik dalam memimpin G20 serta keketuaan ASEAN. Dengan demikian hal tersebut akan membuat Indonesia semakin diperhitungkan.
Apalagi, berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) atau paritas daya beli, ekonomi Indonesia kini menjadi nomor tujuh di dunia dan kemungkinan akan masuk ke peringkat empat besar lebih cepat, yaitu di tahun 2030.
Baca juga: Airlangga nilai perlu penguatan sinergi L20 dengan seluruh grup G20
Baca juga: AS dukung penuh Presidensi G20 & penguatan bilateral ekonomi dengan RI
Selain itu, tenaga kerja yang diserap dari kegiatan langsung perhelatan G20 Indonesia maupun dari kegiatan UMKM tercatat mencapai 33 ribu.
"Selama Presidensi G20 ini, telah digelar kegiatan berjumlah 438 yang terdiri dari ministerial meeting, working group, engagement group, dan side event," ujar Airlangga dalam Konferensi Pers Capaian Pertumbuhan Ekonomi Triwulan ke-3 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Ia menuturkan realisasi kegiatan tersebut melebihi jumlah hari dalam satu tahun. Adapun seluruh kegiatan itu dilakukan di 25 kota.
Dengan seluruh kegiatan yang ada, Airlangga mengungkapkan hampir seluruh negara rekanan Indonesia mengaku G20 Indonesia menjadi perhelatan G20 yang paling meriah.
Sejauh ini untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang akan diselenggarakan di Bali, sudah terdapat 2.500 orang yang sudah mendaftar dari 39 delegasi, yang meliputi 20 negara anggota G20, 9 negara undangan, dan 10 lembaga dunia.
Maka dari itu, ia berpendapat KTT G20 tersebut pun akan membuat perekonomian secara nasional baik dan dari segi rekognisi, Indonesia akan menjadi perhatian puncak dunia dalam perhelatan G20.
"Tentu dampaknya adalah dampak ke depan apalagi pada saat G20 ini, ekonomi Indonesia tumbuh baik di level 5,72 persen dengan inflasi yang bisa ditekan turun di level 5,7 persen," jelasnya.
Oleh karenanya, Mantan Menteri Perindustrian ini menilai Indonesia kini memiliki performa yang baik dalam memimpin G20 serta keketuaan ASEAN. Dengan demikian hal tersebut akan membuat Indonesia semakin diperhitungkan.
Apalagi, berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) atau paritas daya beli, ekonomi Indonesia kini menjadi nomor tujuh di dunia dan kemungkinan akan masuk ke peringkat empat besar lebih cepat, yaitu di tahun 2030.
Baca juga: Airlangga nilai perlu penguatan sinergi L20 dengan seluruh grup G20
Baca juga: AS dukung penuh Presidensi G20 & penguatan bilateral ekonomi dengan RI
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: