Kemenkes: Penting merelokasi vaksin COVID-19 cegah kelangkaan
7 November 2022 15:57 WIB
Tangkapan layar Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kemenkes, Prima Yosephine dalam Webinar Pemerataan Vaksinasi, Kunci Menuju Endemi yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (7/11/2022). (FOTO ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan penting untuk merelokasi vaksin COVID-19 dari sejumlah daerah yang memiliki ketersediaan stok vaksin lebih banyak kepada daerah lainnya untuk mencegah terjadinya kelangkaan vaksin COVID-19.
“Mengenai pemerataan ini melakukan relokasi. Jadi di daerah yang masih memiliki stok vaksin dengan jumlah masih cukup banyak, itu kita lakukan pendekatan dan mereka mau untuk membaginya ke daerah yang stok vaksinnya sangat minim,“ kata Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kemenkes Prima Yosephine dalam Webinar Pemerataan Vaksinasi, Kunci Menuju Endemi yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Menanggapi kelangkaan vaksin, ia membenarkan bahwa kelangkaan memang sempat terjadi beberapa minggu yang lalu. Meski demikian, hal tersebut masih dapat diatasi dengan melakukan relokasi vaksin COVID-19.
Relokasi vaksin tersebut, kata dia, membutuhkan waktu setidaknya tujuh sampai dengan 14 hari lamanya ke daerah-daerah yang sangat membutuhkan vaksin untuk mempercepat laju vaksinasi COVID-19 dan melindungi penduduknya di saat kasus positif dan angka kematian kembali mengalami tren naik.
Selain melakukan relokasi, Kemenkes pun telah membagikan sebanyak lima juta vaksin jenis Pfizer yang merupakan hibah dari skema COVAX dan sudah dikirimkan ke 25 provinsi di Indonesia.
Prima menekankan pemerintah akan terus berupaya menyediakan stok vaksin sesuai dengan banyaknya kuota yang diminta. Oleh karenanya, bagi daerah yang membutuhkan vaksin COVID-19 diharapkan untuk segera melapor ke Kemenkes agar distribusi dapat segera dilakukan.
Ia turut meminta pada masyarakat untuk tidak menyia-nyiakan stok vaksin sampai dengan batas kedarluwasanya, sehingga kekebalan tubuh setiap orang dapat tetap terjaga dan terhindar dari infeksi COVID-19.
“Menyikapi keadaan yang saat ini terjadi di negara kita, silahkan bagi daerah yang butuh vaksin karena kasus yang mulai naik angkanya, silahkan hubungi kami untuk melakukan permintaan vaksinasi. Berapa jumlah yang dibutuhkan nanti akan segera dikirimkan,” katanya.
Sembari mendistribusikan vaksin COVID-19 ke sejumlah daerah yang mengalami kekurangan, katanya, Kemenkes juga terus mengimbanginya dengan perluasan edukasi terkait pentingnya vaksinasi COVID-19.
Hal itu dilakukan karena dirinya menilai pemahaman masyarakat akan vaksinasi selama tiga tahun pandemi, belum merata sama sekali.
Oleh karenanya, Kemenekes mengimbau agar semua orang saling bahu membahu menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman, dengan mengajak seksama melengkapi dosis vaksin sehingga penularan dapat ditekan.
Menurutnya, melengkapi dosis vaksinasi jauh lebih baik daripada masyarakat tidak dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatannya, akibat harus beristirahat dari infeksi dalam waktu yang cukup lama.
“Masih dibutuhkan sosialisasi yang terus menerus. Mari kita mengingatkan lagi pada masyarakat akan pentingnya vaksinasi COVID-19 ini, apalagi ketika sekarang tren kasus mulai menunjukkan sedikit kenaikan lagi,” demikian Prima Yosephine.
Baca juga: Kementerian Kesehatan merelokasi vaksin COVID-19 ke daerah-daerah yang stoknya hampir habis
Baca juga: Pakar: Kelangkaan vaksin dan minimnya pelacakan menempatkan RI dalam bahaya XBB
Baca juga: Dinkes DKI minta opsi relokasi vaksin COVID-19 untuk mengantisipasi stok yang semakin menipis
Baca juga: Kemenkes relokasi vaksin booster untuk mengatasi keterbatasan stok
“Mengenai pemerataan ini melakukan relokasi. Jadi di daerah yang masih memiliki stok vaksin dengan jumlah masih cukup banyak, itu kita lakukan pendekatan dan mereka mau untuk membaginya ke daerah yang stok vaksinnya sangat minim,“ kata Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kemenkes Prima Yosephine dalam Webinar Pemerataan Vaksinasi, Kunci Menuju Endemi yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Menanggapi kelangkaan vaksin, ia membenarkan bahwa kelangkaan memang sempat terjadi beberapa minggu yang lalu. Meski demikian, hal tersebut masih dapat diatasi dengan melakukan relokasi vaksin COVID-19.
Relokasi vaksin tersebut, kata dia, membutuhkan waktu setidaknya tujuh sampai dengan 14 hari lamanya ke daerah-daerah yang sangat membutuhkan vaksin untuk mempercepat laju vaksinasi COVID-19 dan melindungi penduduknya di saat kasus positif dan angka kematian kembali mengalami tren naik.
Selain melakukan relokasi, Kemenkes pun telah membagikan sebanyak lima juta vaksin jenis Pfizer yang merupakan hibah dari skema COVAX dan sudah dikirimkan ke 25 provinsi di Indonesia.
Prima menekankan pemerintah akan terus berupaya menyediakan stok vaksin sesuai dengan banyaknya kuota yang diminta. Oleh karenanya, bagi daerah yang membutuhkan vaksin COVID-19 diharapkan untuk segera melapor ke Kemenkes agar distribusi dapat segera dilakukan.
Ia turut meminta pada masyarakat untuk tidak menyia-nyiakan stok vaksin sampai dengan batas kedarluwasanya, sehingga kekebalan tubuh setiap orang dapat tetap terjaga dan terhindar dari infeksi COVID-19.
“Menyikapi keadaan yang saat ini terjadi di negara kita, silahkan bagi daerah yang butuh vaksin karena kasus yang mulai naik angkanya, silahkan hubungi kami untuk melakukan permintaan vaksinasi. Berapa jumlah yang dibutuhkan nanti akan segera dikirimkan,” katanya.
Sembari mendistribusikan vaksin COVID-19 ke sejumlah daerah yang mengalami kekurangan, katanya, Kemenkes juga terus mengimbanginya dengan perluasan edukasi terkait pentingnya vaksinasi COVID-19.
Hal itu dilakukan karena dirinya menilai pemahaman masyarakat akan vaksinasi selama tiga tahun pandemi, belum merata sama sekali.
Oleh karenanya, Kemenekes mengimbau agar semua orang saling bahu membahu menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman, dengan mengajak seksama melengkapi dosis vaksin sehingga penularan dapat ditekan.
Menurutnya, melengkapi dosis vaksinasi jauh lebih baik daripada masyarakat tidak dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatannya, akibat harus beristirahat dari infeksi dalam waktu yang cukup lama.
“Masih dibutuhkan sosialisasi yang terus menerus. Mari kita mengingatkan lagi pada masyarakat akan pentingnya vaksinasi COVID-19 ini, apalagi ketika sekarang tren kasus mulai menunjukkan sedikit kenaikan lagi,” demikian Prima Yosephine.
Baca juga: Kementerian Kesehatan merelokasi vaksin COVID-19 ke daerah-daerah yang stoknya hampir habis
Baca juga: Pakar: Kelangkaan vaksin dan minimnya pelacakan menempatkan RI dalam bahaya XBB
Baca juga: Dinkes DKI minta opsi relokasi vaksin COVID-19 untuk mengantisipasi stok yang semakin menipis
Baca juga: Kemenkes relokasi vaksin booster untuk mengatasi keterbatasan stok
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022
Tags: