Sharm El-Sheikh, Mesir (ANTARA) - Konferensi Perubahan Iklim PBB 2022 (COP- 27) di Sharm El-Sheikh, Mesir, yang dibuka Senin ini mengharapkan janji pendanaan terwujud dalam aksi nyata.

Dalam pidatonya pada upacara pembukaan, Menteri Luar Negeri Mesir sekaligus Presiden COP27 Sameh Shoukry menggarisbawahi pentingnya partisipasi dari pihak non-negara, termasuk sektor swasta, perbankan, lembaga keuangan internasional, masyarakat sipil, asosiasi pemuda dan asosiasi masyarakat adat, demi implementasi yang efisien dari janji dan komitmen tersebut.

"Berbagai upaya terkait perubahan iklim selama beberapa dekade terakhir sangat terpolarisasi, yang memperlambat kemajuan negosiasi," kata Shoukry, seraya menambahkan bahwa janji untuk memobilisasi 100 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.681) per tahun belum terpenuhi.

Samesh Shoukry menekankan perlunya menghadapi dampak negatif dari perubahan iklim dalam konferensi yang akan berlangsung selama dua pekan tersebut, dengan lebih dari 120 pemimpin dunia akan mencari solusi yang memungkinkan untuk menjawab tantangan perubahan iklim.

"Perubahan iklim mengancam kehidupan manusia, dan pola pengembangan di bidang industri yang tidak lagi berkelanjutan harus diubah karena ini akan membawa konsekuensi yang mengerikan," seperti diperingatkan Shoukry.

"Kita telah menyaksikan berbagai peristiwa memilukan tahun ini yang terjadi di Pakistan, benua Afrika, dan berbagai bagian Eropa dan Amerika. Semua peristiwa itu, dengan kehancuran dan dampak yang dibawanya, menjadi pelajaran berharga dan peringatan bagi seluruh planet ini ... untuk lebih berhati-hati, dan bergerak cepat untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan sesuai komitmen dan janji kita," katanya.

Sementara itu, Alok Sharma, Presiden COP26 yang diselenggarakan di Glasgow, Skotlandia, mendesak persatuan untuk menjaga agar tujuan membatasi pemanasan global 1,5 derajat Celsius tetap dalam jangkauan, menyoroti peran penting yang akan dimainkan pendanaan dalam konferensi itu.

"Kita tahu bahwa kita telah mencapai titik di mana pendanaan menjadi sangat menentukan bagi kemajuan program di depan kita," katanya.

"Pertemuan puncak ini haruslah tentang tindakan nyata dan saya berharap ketika para pemimpin dunia bergabung dengan kita hari ini, mereka akan menjelaskan apa yang telah dicapai negara mereka sepanjang tahun lalu dan bagaimana mereka akan melangkah lebih jauh," kata politikus Inggris itu.





Diproduksi oleh Xinhua Global Service