G20 Indonesia
Indonesia dinilai dalam posisi ideal mainkan peran di tataran global
7 November 2022 09:52 WIB
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) memberikan arahan saat meninjau posko keamanan terpadu di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, Minggu (6/11/2022). Peninjauan posko keamanan terpadu yaitu 91 Command Center ITDC dan Posko Komando Gabungan Terpadu Pengamanan VVIP Presidensi G20 Indonesia itu dilakukan untuk memastikan kesiapan pengamanan seluruh tamu negara dan delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym.
Jakarta (ANTARA) - Antropolog asal Prancis, Jean Couteau mengatakan bahwa Indonesia dalam posisi ideal memainkan peran di tataran global di ajang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
“Posisi Indonesia sebagai pemegang tampuk presidensi G20 bisa memberikan manfaat dan poin lebih karena berhak menentukan tema dan agenda konferensi. Bersamaan dengan itu, Indonesia juga perlu menonjolkan kelebihan nilai-nilai yang dimiliki, terutama nilai yang terkandung di dalam dasar negara Pancasila,” katanya saat ditemui Tim Komunikasi dan Media G20, Bali, lewat keterangan resmi, Jakarta, Senin.
Beberapa indikator yang dimiliki Indonesia sehingga layak untuk memimpin, antara lain adalah pertumbuhan ekonomi yang signifikan, hampir tidak adanya kekerasan politik dibanding negara lain, hingga hubungan antar agama yang harmonis.
Menurut dia, sejumlah indikator tersebut bisa ditawarkan sebagai model ko-eksistensi (kehidupbersamaan) dalam tataran global. Pada praktiknya, di Indonesia lebih menonjolkan kebersamaan daripada perbedaan.
“Semuanya terkandung di Pancasila, rumus yang bersifat lintas bangsa,” ujar Couteau yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Dia menilai Indonesia sukses mencegah dan menangani kekerasan-kekerasan yang berbau identitas, terutama agama dan etnis. Upaya itu membuat Indonesia luput dari kristalisasi agama dan paham nasionalisme sempit yang menjadi akar konflik di berbagai negara.
“Politik dan nilai-nilai identitas di Indonesia bisa dibilang moderat. Cara mengelola kompleksitas keindonesiaan cukup baik dan berhasil,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Couteau mendorong pemerintah Indonesia untuk lebih berani memperlihatkan jati diri dan berperan di level global agar dunia bisa mengambil nilai-nilai baiknya. Apalagi, Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga dengan jumlah penduduk yang besar, juga punya keberagaman etnis.
Koordinator Staf Khusus Presiden (SKP) Ari Dwipayana mengatakan urgensi terhadap kebutuhan peran para pemimpin dunia dalam konstelasi global untuk menekan ego sehingga masalah resesi dunia dapat terselesaikan.
“Presidensi G20 menjadikan Indonesia terdepan untuk menyelesaikannya,” ucap Ari.
Baca juga: Menparekraf bakal pamerkan produk ekonomi kreatif halal pada KTT G20
Baca juga: Kemenhub terbitkan aturan operasi Bandara Ngurah Rai selama KTT G20
“Posisi Indonesia sebagai pemegang tampuk presidensi G20 bisa memberikan manfaat dan poin lebih karena berhak menentukan tema dan agenda konferensi. Bersamaan dengan itu, Indonesia juga perlu menonjolkan kelebihan nilai-nilai yang dimiliki, terutama nilai yang terkandung di dalam dasar negara Pancasila,” katanya saat ditemui Tim Komunikasi dan Media G20, Bali, lewat keterangan resmi, Jakarta, Senin.
Beberapa indikator yang dimiliki Indonesia sehingga layak untuk memimpin, antara lain adalah pertumbuhan ekonomi yang signifikan, hampir tidak adanya kekerasan politik dibanding negara lain, hingga hubungan antar agama yang harmonis.
Menurut dia, sejumlah indikator tersebut bisa ditawarkan sebagai model ko-eksistensi (kehidupbersamaan) dalam tataran global. Pada praktiknya, di Indonesia lebih menonjolkan kebersamaan daripada perbedaan.
“Semuanya terkandung di Pancasila, rumus yang bersifat lintas bangsa,” ujar Couteau yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Dia menilai Indonesia sukses mencegah dan menangani kekerasan-kekerasan yang berbau identitas, terutama agama dan etnis. Upaya itu membuat Indonesia luput dari kristalisasi agama dan paham nasionalisme sempit yang menjadi akar konflik di berbagai negara.
“Politik dan nilai-nilai identitas di Indonesia bisa dibilang moderat. Cara mengelola kompleksitas keindonesiaan cukup baik dan berhasil,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Couteau mendorong pemerintah Indonesia untuk lebih berani memperlihatkan jati diri dan berperan di level global agar dunia bisa mengambil nilai-nilai baiknya. Apalagi, Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga dengan jumlah penduduk yang besar, juga punya keberagaman etnis.
Koordinator Staf Khusus Presiden (SKP) Ari Dwipayana mengatakan urgensi terhadap kebutuhan peran para pemimpin dunia dalam konstelasi global untuk menekan ego sehingga masalah resesi dunia dapat terselesaikan.
“Presidensi G20 menjadikan Indonesia terdepan untuk menyelesaikannya,” ucap Ari.
Baca juga: Menparekraf bakal pamerkan produk ekonomi kreatif halal pada KTT G20
Baca juga: Kemenhub terbitkan aturan operasi Bandara Ngurah Rai selama KTT G20
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022
Tags: