Tenis
Petenis remaja kalahkan Djokovic untuk rebut gelar Paris Masters 2022
7 November 2022 02:28 WIB
Petenis remaja asal Denmark Holger Rune (kanan) pemenang Paris Masters 2022 berfoto bersama Novak Djokovic (kiri) usai mengalahkan rivalnya itu pada babak final di Accor Arena, Paris, Prancis, Minggu (6/11/2022). (atptour.com)
Jakarta (ANTARA) - Petenis remaja asal Denmark Holger Rune mengejutkan juara enam kali Novak Djokovic untuk merebut gelar Masters pertamanya di Paris, Minggu, setelah bangkit dari ketertinggalan satu set untuk menang 3-6, 6-3, 7-5.
Rune, yang berusia 19 tahun, menjadi pemenang termuda turnamen Paris setelah Boris Becker -- yang berusia 18 tahun pada 1986 setelah mengalahkan lima pemain top-10 dalam beberapa hari -- yang pertama melakukannya di turnamen yang sama.
Rune menjadi petenis kelima musim ini yang memenangi Masters untuk pertama kali, dan akan menjadi petenis Denmark pertama yang masuk ke 10 besar pada peringkat ATP Senin.
"Itu berarti segalanya bagi saya, cara yang sempurna untuk menyelesaikan pekan ini," kata Rune, seperti disiarkan AFP.
"Itu adalah turnamen yang luar biasa."
Baca juga: Piala Davis masuk kalender ATP mulai 2023
Setelah memenangi gelar di Stockholm, dan runner-up di Sofia dan Basel, Rune memulai perjalanannya ke final keempat berturut-turut dengan menyelamatkan tiga match point di babak pembukaan untuk mengalahkan Stan Wawrinka.
Dia kemudian mengalahkan Hubert Hurkacz diikuti oleh Andrey Rublev sebelum menyingkirkan Carlos Alcaraz ketika petenis nomor satu dunia itu mundur karena cedera saat tertinggal satu set di perempat final.
Rune menghentikan 16 kemenangan beruntun Felix Auger-Aliassime untuk mengatur pertandingan dengan Djokovic, yang tidak pernah kalah di Bercy sejak kekalahannya dari Karen Khachanov di final 2018.
Baca juga: Swiatek bertekad tutup tahun ini dengan gelar WTA Finals
"Bagi seseorang yang sangat muda untuk menunjukkan ketenangan dan kedewasaan dalam pertandingan besar seperti ini sangat mengesankan. Dia memiliki satu pekan dalam hidupnya," kata Djokovic.
Petenis Serbia itu mencapai final hari Minggu setelah memenangi 21 dari 22 pertandingan sejak dimulainya Wimbledon, yang dia menangi untuk ketujuh kalinya pada Juli untuk menandingi Pete Sampras.
Dia mematahkan servis untuk memimpin 3-1 saat Rune melakukan kesalahan ganda berturut-turut di final terbesar dalam kariernya hingga saat ini.
Djokovic dengan nyaman bertahan untuk mengantongi set pembuka dan tampaknya Rune berada di ujung tanduk ketika dia unggul 40-0 pada servis lawannya di gim pertama set kedua.
Namun, Rune melawan balik dengan luar biasa untuk menggagalkan Djokovic dan kemudian mendapatkan momentum yang menguntungkannya dengan segera mematahkan servis untuk unggul 2-0 pada gim berikutnya, yang terbukti cukup untuk memaksa ke set penentuan.
Baca juga: Mantan petenis No.1 Halep bertekad pulihkan nama setelah sanksi doping
Perbedaan usia 16 tahun antara keduanya adalah yang terbesar di final Masters sejak Rafael Nadal, yang saat itu berusia 19 tahun, mengalahkan Andre Agassi yang berusia 35 tahun di Montreal pada 2005.
Rune yang masih belum berpengalaman terlihat ketika dia melakukan kesalahan ganda saat mencoba servis kedua yang besar untuk memberi Djokovic keunggulan 3-1, tetapi petenis Denmark itu menunjukkan karakteristiknya yang luar biasa untuk langsung memperbaiki hal itu.
Sebaliknya, Djokovic melakukan kesalahan ketika tekanan sedang tinggi, melepaskan pukulan forehand yang melebar untuk memberi Rune kesempatan servis untuk mendapatkan trofi.
Rune bertahan enam break point dalam gim terakhir sebelum mengamankan gelar setelah dua jam dan 34 menit untuk menyelesaikan pekan yang luar biasa di ibukota Prancis.
Baca juga: Djokovic catatkan gelar ke-90 dengan kemenangan Astana Open
Rune, yang berusia 19 tahun, menjadi pemenang termuda turnamen Paris setelah Boris Becker -- yang berusia 18 tahun pada 1986 setelah mengalahkan lima pemain top-10 dalam beberapa hari -- yang pertama melakukannya di turnamen yang sama.
Rune menjadi petenis kelima musim ini yang memenangi Masters untuk pertama kali, dan akan menjadi petenis Denmark pertama yang masuk ke 10 besar pada peringkat ATP Senin.
"Itu berarti segalanya bagi saya, cara yang sempurna untuk menyelesaikan pekan ini," kata Rune, seperti disiarkan AFP.
"Itu adalah turnamen yang luar biasa."
Baca juga: Piala Davis masuk kalender ATP mulai 2023
Setelah memenangi gelar di Stockholm, dan runner-up di Sofia dan Basel, Rune memulai perjalanannya ke final keempat berturut-turut dengan menyelamatkan tiga match point di babak pembukaan untuk mengalahkan Stan Wawrinka.
Dia kemudian mengalahkan Hubert Hurkacz diikuti oleh Andrey Rublev sebelum menyingkirkan Carlos Alcaraz ketika petenis nomor satu dunia itu mundur karena cedera saat tertinggal satu set di perempat final.
Rune menghentikan 16 kemenangan beruntun Felix Auger-Aliassime untuk mengatur pertandingan dengan Djokovic, yang tidak pernah kalah di Bercy sejak kekalahannya dari Karen Khachanov di final 2018.
Baca juga: Swiatek bertekad tutup tahun ini dengan gelar WTA Finals
"Bagi seseorang yang sangat muda untuk menunjukkan ketenangan dan kedewasaan dalam pertandingan besar seperti ini sangat mengesankan. Dia memiliki satu pekan dalam hidupnya," kata Djokovic.
Petenis Serbia itu mencapai final hari Minggu setelah memenangi 21 dari 22 pertandingan sejak dimulainya Wimbledon, yang dia menangi untuk ketujuh kalinya pada Juli untuk menandingi Pete Sampras.
Dia mematahkan servis untuk memimpin 3-1 saat Rune melakukan kesalahan ganda berturut-turut di final terbesar dalam kariernya hingga saat ini.
Djokovic dengan nyaman bertahan untuk mengantongi set pembuka dan tampaknya Rune berada di ujung tanduk ketika dia unggul 40-0 pada servis lawannya di gim pertama set kedua.
Namun, Rune melawan balik dengan luar biasa untuk menggagalkan Djokovic dan kemudian mendapatkan momentum yang menguntungkannya dengan segera mematahkan servis untuk unggul 2-0 pada gim berikutnya, yang terbukti cukup untuk memaksa ke set penentuan.
Baca juga: Mantan petenis No.1 Halep bertekad pulihkan nama setelah sanksi doping
Perbedaan usia 16 tahun antara keduanya adalah yang terbesar di final Masters sejak Rafael Nadal, yang saat itu berusia 19 tahun, mengalahkan Andre Agassi yang berusia 35 tahun di Montreal pada 2005.
Rune yang masih belum berpengalaman terlihat ketika dia melakukan kesalahan ganda saat mencoba servis kedua yang besar untuk memberi Djokovic keunggulan 3-1, tetapi petenis Denmark itu menunjukkan karakteristiknya yang luar biasa untuk langsung memperbaiki hal itu.
Sebaliknya, Djokovic melakukan kesalahan ketika tekanan sedang tinggi, melepaskan pukulan forehand yang melebar untuk memberi Rune kesempatan servis untuk mendapatkan trofi.
Rune bertahan enam break point dalam gim terakhir sebelum mengamankan gelar setelah dua jam dan 34 menit untuk menyelesaikan pekan yang luar biasa di ibukota Prancis.
Baca juga: Djokovic catatkan gelar ke-90 dengan kemenangan Astana Open
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2022
Tags: