"Kegiatan simulasi tsunami melibatkan Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) dan masyarakat Desa Panggarangan," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya di Lebak, Minggu.
Pelaksanaan simulasi tsunami melibatkan lebih dari 200 warga Desa Panggarangan Kabupaten Lebak yang sebagian besar pesertanya dari kelompok rentan, seperti anak-anak, disabilitas, ibu hamil dan lansia.
Simulasi tsunami itu dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia antara lain masyarakat siaga tsunami Desa Panggarangan, Tambakrejo, Glagah, Kemadang, Tanjung Benoa, Pangandaran, Kuta Mandalika, Purus dan Lolong Belanti.
Baca juga: BMKG memprakirakan DKI berawan hingga hujan petir pada Minggu
Baca juga: Semua daerah di Kaltim diprakirakan hujan petir pada Minggu-Senin
Ketua Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) Anis Faisal Reza mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di wilayah Desa Panggarangan, di mana potensi gempa besar megathrust dan tsunami yang mengancam wilayah selatan Banten.
Pelibatan kelompok rentan dalam "Tsunami Fun Drill" juga merupakan bagian dari usaha GMLS untuk menginklusikan semua kelompok masyarakat di Desa Panggarangan.
“Harapannya, seluruh kelompok masyarakat dapat siap menghadapi bahaya gempa dan tsunami yang mungkin terjadi di wilayah ini,” kata Anis.
Sementara itu, pengamat Meteorologi dan Geofisika BMKG Admiral Musa Julius menyatakan kegiatan simulasi tsunami di Desa Panggarangan ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan agar proses evakuasi bisa lebih baik, seperti jalan yang cukup berbatu dan berpotensi menghambat proses evakuasi.
“Jalan berbatu ini berpotensi menyebabkan pelintas terjatuh atau terpeleset, apalagi cukup banyak masyarakat yang merupakan kelompok rentan di jalur evakuasi tersebut,” kata Admiral.
Baca juga: BMKG: Aktivitas konvektif bibit 93S terpantau makin melemah
Baca juga: BMKG imbau warga pesisir selatan Banten waspadai potensi tsunami