Pemprov Jawa Barat apresiasi CISDI bantu tangani COVID-19
5 November 2022 20:14 WIB
Tangkapan layar - Asisten Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Dewi Sartika dalam perayaan Satu Dekade Pencerah Nasional yang digelar hibrida, Sabtu (5/11/2022). ANTARA/Suci Nurhaliza
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mengapresiasi Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) sebagai organisasi masyarakat sipil atas kontribusinya dalam membantu menangani COVID-19 di Jawa Barat.
Asisten Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Dewi Sartika mengatakan bahwa di tahun 2021, Pemprov Jawa Barat merasa sangat membutuhkan banyak tangan tambahan karena rumah sakit sudah begitu kewalahan menerima pasien COVID-19, hingga akhirnya berkolaborasi bersama CISDI.
"Alhamdulillah pada saat itu Pak Gubernur dengan semangat kolaborasi dan semangat untuk memberikan penguatan puskesmas, maka bekerja sama dengan Ibu Diah (Founder & CEO CISDI) yang menawarkan pengalaman-pengalaman Pencerah Nusantara," kata Dewi dalam acara peringatan Satu Dekade Pencerah Nusantara yang digelar hibrida, diikuti secara daring dari Jakarta, Sabtu.
Ia menjelaskan, Pemprov Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan CISDI bekerja sama dalam program PUSPA (Puskesmas Terpadu dan Juara), dengan menambah sumber daya manusia (SDM) 500 orang yang disebar di 100 puskesmas di 12 kabupaten dan kota.
Program tersebut, kata dia, bertujuan menguatkan upaya deteksi, lacak kasus, edukasi publik terkait 3M, menyiapkan vaksinasi COVID-19 hingga memastikan pemenuhan layanan kesehatan esensial di Jawa Barat.
Ia mengatakan bahwa melalui program tersebut, 500 orang tersebut membantu memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat mengenai COVID-19, serta berkolaborasi dengan Babinsa, Bhabinkamtibmas, RT, dan RW, untuk menyediakan tempat isolasi bagi pasien yang terkonfirmasi positif.
"Kemudian pemerintah mulai dari bupati sampai kepala desa, kecamatan, seluruhnya, kita bekerja sama bagaimana melakukan penguatan kepada masyarakat atau keluarga terkait dengan perubahan perilaku, kemudian melakukan 3T yaitu testing, tracing, dan treatment," ujarnya.
"Dan alhamdulillah kita juga dibantu pendanaan dari CISDI di samping Pak Gubernur juga memberikan penguatan operasional bagi 500 SDM itu bekerja sama dengan kabupaten dan kota," imbuh Dewi.
Dengan adanya bantuan dari CISDI, Dewi mengatakan banyak puskesmas yang pelayanannya dapat menjadi model untuk diadopsi pada tahun 2022 dan 2023 mendatang.
Tak hanya itu, ia juga mengatakan uluran tangan CISDI membuat data menjadi lebih transparan dan terus up to date sehingga Pemprov Jawa Barat bisa melahirkan kebijakan-kebijakan yang berbasis bukti.
"Alhamdulillah juga program PUSPA ini evaluasinya terstruktur karena kita juga bekerja sama dengan perguruan tinggi. Jadi ini menjadi bagian yang membuat kita percaya diri mengeluarkan keputusan tentang apa saja yang harus dilakukan waktu itu," pungkas Dewi.
Baca juga: CISDI rayakan satu dekade program Pencerah Nusantara
Baca juga: 4.807 puskesmas di Indonesia belum pakai rekam medis elektronik
Baca juga: CISDI: Organisasi sipil dalam FIF penting tingkatkan transparansi
Asisten Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Dewi Sartika mengatakan bahwa di tahun 2021, Pemprov Jawa Barat merasa sangat membutuhkan banyak tangan tambahan karena rumah sakit sudah begitu kewalahan menerima pasien COVID-19, hingga akhirnya berkolaborasi bersama CISDI.
"Alhamdulillah pada saat itu Pak Gubernur dengan semangat kolaborasi dan semangat untuk memberikan penguatan puskesmas, maka bekerja sama dengan Ibu Diah (Founder & CEO CISDI) yang menawarkan pengalaman-pengalaman Pencerah Nusantara," kata Dewi dalam acara peringatan Satu Dekade Pencerah Nusantara yang digelar hibrida, diikuti secara daring dari Jakarta, Sabtu.
Ia menjelaskan, Pemprov Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan CISDI bekerja sama dalam program PUSPA (Puskesmas Terpadu dan Juara), dengan menambah sumber daya manusia (SDM) 500 orang yang disebar di 100 puskesmas di 12 kabupaten dan kota.
Program tersebut, kata dia, bertujuan menguatkan upaya deteksi, lacak kasus, edukasi publik terkait 3M, menyiapkan vaksinasi COVID-19 hingga memastikan pemenuhan layanan kesehatan esensial di Jawa Barat.
Ia mengatakan bahwa melalui program tersebut, 500 orang tersebut membantu memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat mengenai COVID-19, serta berkolaborasi dengan Babinsa, Bhabinkamtibmas, RT, dan RW, untuk menyediakan tempat isolasi bagi pasien yang terkonfirmasi positif.
"Kemudian pemerintah mulai dari bupati sampai kepala desa, kecamatan, seluruhnya, kita bekerja sama bagaimana melakukan penguatan kepada masyarakat atau keluarga terkait dengan perubahan perilaku, kemudian melakukan 3T yaitu testing, tracing, dan treatment," ujarnya.
"Dan alhamdulillah kita juga dibantu pendanaan dari CISDI di samping Pak Gubernur juga memberikan penguatan operasional bagi 500 SDM itu bekerja sama dengan kabupaten dan kota," imbuh Dewi.
Dengan adanya bantuan dari CISDI, Dewi mengatakan banyak puskesmas yang pelayanannya dapat menjadi model untuk diadopsi pada tahun 2022 dan 2023 mendatang.
Tak hanya itu, ia juga mengatakan uluran tangan CISDI membuat data menjadi lebih transparan dan terus up to date sehingga Pemprov Jawa Barat bisa melahirkan kebijakan-kebijakan yang berbasis bukti.
"Alhamdulillah juga program PUSPA ini evaluasinya terstruktur karena kita juga bekerja sama dengan perguruan tinggi. Jadi ini menjadi bagian yang membuat kita percaya diri mengeluarkan keputusan tentang apa saja yang harus dilakukan waktu itu," pungkas Dewi.
Baca juga: CISDI rayakan satu dekade program Pencerah Nusantara
Baca juga: 4.807 puskesmas di Indonesia belum pakai rekam medis elektronik
Baca juga: CISDI: Organisasi sipil dalam FIF penting tingkatkan transparansi
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022
Tags: