Denpasar (ANTARA News) - Muktamar Islah Partai Bintang Reformasi (PBR) yang baru dimulai di Inna Grand Bali Beach Sanur, Bali, diwarnai dengan kekisruhan, menyebabkan ketua panitia kegiatan tersebut Bambang Budiono babak belur. "Namun insiden tersebut tidak sampai menimbulkan kefatalan berkat kesiapsiagaan petugas keamanan yang melakukan antisipasi sejak dini," demikian ANTARA News melaporkan dari lokasi kejadian, di Sanur, Sabtu. Insiden yang terjadi Sabtu pagi pukul 08.00 waktu setempat berawal dari sejumlah peserta dari DPW PBR Jawa Timur yang menuding ketua panitia menyalahi ketentuan teknis pelaksanaan muktamar. Sesuai ketentuan pelaksanaan teknis, registrasi para peserta baru dimulai Sabtu (22/4) pukul 09.00 waktu setempat. Namun nyatanya registrasi tersebut telah dilakukan sejak Jumat malam (21/4). Di tempat pendaftaran itu sebelumnya Bambang Budiono telah memberikan penjelasan kepada peserta, khususnya 38 DPC PBR yang mengaku tidak mendapat undangan dari panitia Muktamar Islah PBR. Penjelasan menyangkut undangan untuk peserta dari Jawa Timur sudah dikirim panitia tidak bisa diterima, beberapa orang yang tampak emosial menarik secara paksa Bambang Budiono dan menyeret ke arah utara dari tempat semula. Massa secara beramai-ramai mengajar Bambang Budiono, namun berkat kesiapsiagaan petugas insiden tersebut dapat diatasi. Akibat peristiwa tersebut panitia menerima pendaftaran dari peserta Muktamar dari berbagai daerah, meskipun tidak menerima undangan. Panitia tetap melakukan registrasi asal peserta bisa menunjukkan kartu identitas antara lain kartu tanda penduduk (KTP). Muktamar Islah PBR yang melibatkan sekitar 1.300 peserta dari seluruh daerah di Indonesia berlangsung selama tiga hari 22-24 April 2006, dijadwalkan dibuka Wapres Jusuf Kalla Sabtu malam.(*)