Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan aktivitas konvektif bibit siklon tropis 93S yang saat ini masih berada di Samudra Hindia barat daya Bengkulu terpantau semakin melemah dibandingkan 24 jam yang lalu.

Menurut informasi BMKG yang dikutip ANTARA di Jakarta, Sabtu, diketahui bahwa aktivitas tersebut terpantau dari citra satelit cuaca Himawari-8 kanal Enhanced-IR.

Baca juga: BMKG: Hindari kegiatan pelayaran di wilayah bibit siklon tropis 93S

Sirkulasi masih terpantau di lapisan bawah hingga menengah, namun nampak melebar dan bergeser ke arah timur sistem di lapisan 700 hingga 500 hPa.

Suhu muka laut di sekitar sistem ini tumbuh berkisar antara 26-28 derajat Celcius.

Sementara itu, konvergensi di lapisan bawah serta divergensi di lapisan atas terpantau lemah dengan shear vertikal sedang serta vortisitas sedang-kuat di lapisan 850-700 hPa dan di lapisan 500 hingga 200 hPa terpantau lemah.

Baca juga: BMKG: Bibit 93S di Samudera Hindia ada peluang peningkatan intensitas

Model NWP menunjukkan sirkulasi masih akan bertahan hingga 72 jam ke depan dengan potensi kecil untuk mencapai intensitas siklon tropis seiring dengan pergerakannya ke arah Barat Daya-Barat.

Menurut pantauan BMKG juga diketahui bahwa potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan masih dalam kategori rendah.

Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak 93S yang berpotensi memicu cuaca ekstrem di Sumatera dan Jawa.

Baca juga: BRIN: Masyarakat mesti waspada cuaca ekstrem efek Badai Tropis 93S

Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Dr Erma Yulihastin mengatakan cuaca ekstrem dapat ditunjukkan melalui hujan yang turun dengan intensitas bervariasi dari sedang hingga ekstrem yang juga dapat terjadi secara sporadis maupun persisten.