Subholding Gas Pertamina perluas pemanfaatan gas bumi di Bali
4 November 2022 19:40 WIB
Petugas mengisi tabung dengan Compressed Natural Gas (CNG) yang akan didistribusikan ke pelanggan di kawasan Mengwi, Badung, Bali, Jumat (4/11/2022). ANTARA/Naufal Fikri Yusuf
Badung (ANTARA) - Subholding Gas Pertamina PT PGN Tbk terus menggencarkan penyaluran gas bumi non-pipa yaitu Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquefied Natural Gas (LNG) di Bali, khususnya untuk sektor pariwisata yang terdiri dari hotel, restoran, dan kafe.
Penyediaan gas bumi itu dilakukan untuk mendorong penggunaan energi bersih sekaligus mendukung pariwisata berwawasan lingkungan di Bali, serta mengawal target Forum G20 terkait nett zero emission.
"Kami harap pemanfaatan gas bumi di Bali akan semakin meningkat melalui perluasan CNG dan LNG juga semakin mudah dan banyak masyarakat antusias untuk menggunakannya sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan alternatif energi terbaik di masa transisi energi menuju target Net Zero Emission tahun 2060," ujar Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz dalam keterangan yang diterima di Kabupaten Badung, Bali, Jumat.
Ia menjelaskan gas bumi merupakan salah satu bahan bakar yang bersih dan ramah lingkungan, karena menghasilkan lebih sedikit polusi atau emisi daripada bahan bakar fosil yang lain.
Menurut Faris Aziz, semakin banyak industri dan komersial yang menggunakan gas bumi, maka dapat menyumbang pengurangan emisi karbon yang cukup besar mengingat sektor tersebut juga membutuhkan energi yang cukup besar.
Guna menjaga kehandalan pasokan, Afiliasi Subholding Gas Pertamina PT Pertagas Niaga telah mengoperasikan Terminal Mengwi station pengisian CNG yang berlokasi di Badung, Bali.
Terminal Mengwi memiliki kapasitas pengisian sebesar 600-1.000 M3 per jam. Dari station ini, CNG dapat melayani kebutuhan pelanggan dengan berbagai moda transportasi seperti yang dikemas ke dalam tabung cylinder atau cradle dengan volume lebih besar, kemudian dikirim ke pelanggan.
Melalui Pertagas Niaga, saat ini telah dapat dipasok CNG di Bali sebanyak 20.000 m3 per bulan dan volume itu diprediksi akan melesat hingga 850.000 m3 per bulan seiring dengan tingginya minat konsumen dan kesiapan infrastruktur.
Sedangkan melalui PT Gagas Energi Indonesia, PGN Grup menyalurkan CNG di Pulau Bali untuk beberapa pelanggan yang bergerak di bidang perhotelan yang diperkirakan mencapai 3.000 M3 per bulan. Kedepannya diproyeksikan penyaluran gas bumi di Bali bisa mencapai 250.000 M3 per bulan di akhir 2022.
Faris Aziz menambahkan pihaknya terus menjalin komunikasi yang intens baik dengan pelanggan eksisting maupun calon pelanggan. Pihaknya siap dalam menyalurkan CNG maupun LNG yang telah ditopang dengan upaya penyediaan infrastruktur.
"Ketika infrastruktur sudah siap, maka potensi pasar tentunya akan semakin mudah untuk dijangkau," tambah dia.
Baca juga: Pemerintah dorong pemanfaatan gas sebagai energi masa depan
Baca juga: Subholding Gas Pertamina buat terobosan pemanfaatan LNG
Baca juga: Subholding Gas Pertamina-Pindad jajaki kerja sama pemanfaatan gas
Penyediaan gas bumi itu dilakukan untuk mendorong penggunaan energi bersih sekaligus mendukung pariwisata berwawasan lingkungan di Bali, serta mengawal target Forum G20 terkait nett zero emission.
"Kami harap pemanfaatan gas bumi di Bali akan semakin meningkat melalui perluasan CNG dan LNG juga semakin mudah dan banyak masyarakat antusias untuk menggunakannya sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan alternatif energi terbaik di masa transisi energi menuju target Net Zero Emission tahun 2060," ujar Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz dalam keterangan yang diterima di Kabupaten Badung, Bali, Jumat.
Ia menjelaskan gas bumi merupakan salah satu bahan bakar yang bersih dan ramah lingkungan, karena menghasilkan lebih sedikit polusi atau emisi daripada bahan bakar fosil yang lain.
Menurut Faris Aziz, semakin banyak industri dan komersial yang menggunakan gas bumi, maka dapat menyumbang pengurangan emisi karbon yang cukup besar mengingat sektor tersebut juga membutuhkan energi yang cukup besar.
Guna menjaga kehandalan pasokan, Afiliasi Subholding Gas Pertamina PT Pertagas Niaga telah mengoperasikan Terminal Mengwi station pengisian CNG yang berlokasi di Badung, Bali.
Terminal Mengwi memiliki kapasitas pengisian sebesar 600-1.000 M3 per jam. Dari station ini, CNG dapat melayani kebutuhan pelanggan dengan berbagai moda transportasi seperti yang dikemas ke dalam tabung cylinder atau cradle dengan volume lebih besar, kemudian dikirim ke pelanggan.
Melalui Pertagas Niaga, saat ini telah dapat dipasok CNG di Bali sebanyak 20.000 m3 per bulan dan volume itu diprediksi akan melesat hingga 850.000 m3 per bulan seiring dengan tingginya minat konsumen dan kesiapan infrastruktur.
Sedangkan melalui PT Gagas Energi Indonesia, PGN Grup menyalurkan CNG di Pulau Bali untuk beberapa pelanggan yang bergerak di bidang perhotelan yang diperkirakan mencapai 3.000 M3 per bulan. Kedepannya diproyeksikan penyaluran gas bumi di Bali bisa mencapai 250.000 M3 per bulan di akhir 2022.
Faris Aziz menambahkan pihaknya terus menjalin komunikasi yang intens baik dengan pelanggan eksisting maupun calon pelanggan. Pihaknya siap dalam menyalurkan CNG maupun LNG yang telah ditopang dengan upaya penyediaan infrastruktur.
"Ketika infrastruktur sudah siap, maka potensi pasar tentunya akan semakin mudah untuk dijangkau," tambah dia.
Baca juga: Pemerintah dorong pemanfaatan gas sebagai energi masa depan
Baca juga: Subholding Gas Pertamina buat terobosan pemanfaatan LNG
Baca juga: Subholding Gas Pertamina-Pindad jajaki kerja sama pemanfaatan gas
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: