Kemenkominfo: Kecakapan digital pemuda dorong kemajuan Indonesia
4 November 2022 17:10 WIB
Tangkapan layar pelatihan literasi digital yang diselenggarakan Kemenkominfo di Jakarta, beberapa waktu lalu. (FOTO ANTARA/HO- Dokumentasi Pribadi)
Jakarta (ANTARA) - Koordinator Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Bambang Tri Santoso mengatakan kecakapan digital pemuda dapat mendorong kemajuan Indonesia ke depannya.
“Kami berharap teman-teman pemuda mempunyai semangat yang luar biasa untuk mendorong kemajuan Indonesia melalui kemampuan kecakapan digitalnya,” katanya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021, didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia sebesar 3.49 dari 5.00.
Berdasarkan skor tersebut, tingkat literasi digital di Indonesia berada dalam kategori “sedang”. Kegiatan seminar literasi digital di lingkungan pendidikan merupakan salah satu upaya Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Sebelumnya, Kemenkominfo melalui Pandu Digital berkolaborasi dengan Jawara Internet Sehat ICT Watch Indonesia melaksanakan Seminar Nasional Sektor Pendidikan untuk mengenalkan dan menguatkan nilai kompetensi digital pemuda Indonesia berdasarkan empat pilar literasi digital.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan kecakapan digital para pemuda Indonesia. Kemenkominfo juga turut berupaya dalam menyatukan Indonesia dengan memperluas akses internet dan pemanfaatan teknologi informasi, agar masyarakat Indonesia mendapatkan hak yang sama,” katanya.
Kegiatan itu dibagi menjadi dua sesi yang diisi oleh materi mengenai empat pilar literasi digital, yaitu kecakapan digital, keamanan digital, budaya digital dan etika digital.
Perwakilan dari Pandu Digital Madya Indonesia, Agus Indira, mengatakan bahwa segala aktivitas dan interaksi yang dilakukan seseorang di ruang digital dapat menjadi sebuah bukti yang berpotensi untuk dicari, dicuri, dipublikasi dan diikuti oleh orang lain.
Ia juga memberikan beberapa tips dalam menjaga dan memahami rekam jejak digital, yaitu dengan selalu unggah hal positif, cermat dan jeli menganalisis di aktivitas internet, berpikir kembali sebelum mengunggah postingan, dan melakukan verifikasi dalam menerima dan menyebarkan informasi.
“Kesimpulannya, jejak digital ini akan selalu ada. Untuk itu, ketika kamu membangun sebuah akun di media sosial, kamu punya pilihan rekam jejak seperti apa yang ingin kamu bangun dan tinggalkan?,” kata Agus.
Sementara itu, perwakilan dari Jawara Internet Sehat Jabodetabek, Tiara Lestari, mengatakan digitalisasi peluang dan kesempatan yang sangat luas untuk menghasilkan produktivitas.
Hal itu seperti munculnya beragam profesi dan bidang usaha baru seperti content creator, software engineering, social media specialist, dan lain sebagainya. Kesempatan itulah yang memungkinkan seseorang untuk mendapatkan sumber penghasilan. Kuncinya adalah kemauan untuk belajar.
“Di era digital ini, untuk menjadi orang yang produktif, kita harus menguasai kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Bisa membedakan mana informasi yang benar dan salah, berpikir kreatif untuk membaca peluang dan kesempatan, komunikasi yang efektif dan berkolaborasi untuk mengembangkan produktivitas,” demikian Tiara Lestari.
Baca juga: Kemenkominfo sebut ASN perlu dibekali dengan kecakapan digital
Baca juga: Guru dan penyuluh agama perlu cakap digital
Baca juga: Menkominfo tekankan arti penting kecakapan dan literasi digital
Baca juga: Kecakapan digital alasan tepat Indonesia cocok jadi pasar pusat data
“Kami berharap teman-teman pemuda mempunyai semangat yang luar biasa untuk mendorong kemajuan Indonesia melalui kemampuan kecakapan digitalnya,” katanya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021, didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia sebesar 3.49 dari 5.00.
Berdasarkan skor tersebut, tingkat literasi digital di Indonesia berada dalam kategori “sedang”. Kegiatan seminar literasi digital di lingkungan pendidikan merupakan salah satu upaya Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Sebelumnya, Kemenkominfo melalui Pandu Digital berkolaborasi dengan Jawara Internet Sehat ICT Watch Indonesia melaksanakan Seminar Nasional Sektor Pendidikan untuk mengenalkan dan menguatkan nilai kompetensi digital pemuda Indonesia berdasarkan empat pilar literasi digital.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan kecakapan digital para pemuda Indonesia. Kemenkominfo juga turut berupaya dalam menyatukan Indonesia dengan memperluas akses internet dan pemanfaatan teknologi informasi, agar masyarakat Indonesia mendapatkan hak yang sama,” katanya.
Kegiatan itu dibagi menjadi dua sesi yang diisi oleh materi mengenai empat pilar literasi digital, yaitu kecakapan digital, keamanan digital, budaya digital dan etika digital.
Perwakilan dari Pandu Digital Madya Indonesia, Agus Indira, mengatakan bahwa segala aktivitas dan interaksi yang dilakukan seseorang di ruang digital dapat menjadi sebuah bukti yang berpotensi untuk dicari, dicuri, dipublikasi dan diikuti oleh orang lain.
Ia juga memberikan beberapa tips dalam menjaga dan memahami rekam jejak digital, yaitu dengan selalu unggah hal positif, cermat dan jeli menganalisis di aktivitas internet, berpikir kembali sebelum mengunggah postingan, dan melakukan verifikasi dalam menerima dan menyebarkan informasi.
“Kesimpulannya, jejak digital ini akan selalu ada. Untuk itu, ketika kamu membangun sebuah akun di media sosial, kamu punya pilihan rekam jejak seperti apa yang ingin kamu bangun dan tinggalkan?,” kata Agus.
Sementara itu, perwakilan dari Jawara Internet Sehat Jabodetabek, Tiara Lestari, mengatakan digitalisasi peluang dan kesempatan yang sangat luas untuk menghasilkan produktivitas.
Hal itu seperti munculnya beragam profesi dan bidang usaha baru seperti content creator, software engineering, social media specialist, dan lain sebagainya. Kesempatan itulah yang memungkinkan seseorang untuk mendapatkan sumber penghasilan. Kuncinya adalah kemauan untuk belajar.
“Di era digital ini, untuk menjadi orang yang produktif, kita harus menguasai kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Bisa membedakan mana informasi yang benar dan salah, berpikir kreatif untuk membaca peluang dan kesempatan, komunikasi yang efektif dan berkolaborasi untuk mengembangkan produktivitas,” demikian Tiara Lestari.
Baca juga: Kemenkominfo sebut ASN perlu dibekali dengan kecakapan digital
Baca juga: Guru dan penyuluh agama perlu cakap digital
Baca juga: Menkominfo tekankan arti penting kecakapan dan literasi digital
Baca juga: Kecakapan digital alasan tepat Indonesia cocok jadi pasar pusat data
Pewarta: Indriani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022
Tags: