Kebumen, Jawa Tengah (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengharapkan industri alat pertahanan di dalam negeri bisa memanfaatkan teknologi modern atau temuan baru yang diciptakan oleh balai-balai Kemenperin.

Upaya “penjodohan” itu diyakini dapat memacu daya saing industri alat pertahanan nasional sehingga produknya diterima di pasar global.

“Karena itu kami memfasilitasi sejumlah hasil optimalisasi pemanfaatan teknologi industri yang dirancang oleh balai-balai Kemenperin, tampil pada Indo Defence 2022 di Kemayoran,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawzier melalui keterangan yang diterima di Kebumen, Jawa Tengah, Jumat.

Ia mengemukakan balai-balai Kemenperin telah mampu menciptakan teknologi yang dapat mendukung pembaruan produk di industri alat pertahanan nasional.

“Dengan adanya temuan teknologi produk ini, kami optimistis kinerja industri pertahanan akan semakin kokoh, sehingga bisa berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung kebijakan substitusi impor,” tuturnya.

Baca juga: Kemenperin pacu peningkatan kemampuan industri alat pertahanan

Seluruh balai besar atau Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawah Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin hadir memberikan layanan standardisasi industri, optimalisasi pemanfaatan teknologi industri, dan pelayanan jasa industri. Hasil temuan balai-balai tersebut tidak hanya sekadar riset, tetapi siap untuk dikomersialkan.

Pada Indo Defence 2022 Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BBSPJI) Agro membawa teknologi proses pengujian makanan untuk keperluan militer.

“Selama ini kami memberikan jasa layanan teknis kepada masyarakat dan industri agro, seperti industri makanan dan minuman serta industri pupuk,” ujar Kepala BBSPJI Agro, Siti Rohmah Siregar.

Kemudian BBSPJI Logam dan Mesin menampilkan rantai tapak atau track link lapis baja untuk tank untuk menggerakkan kendaraan tempur tersebut. Keunggulan desain track link adalah bantalan karet yang dapat mengurangi kebisingan suara tank dan lebih nyaman dibawa di jalan beraspal.

"Modifikasi bentuk tersebut merupakan salah satu faktor yang mendukung penelitian ini dalam memperoleh paten. Kelebihan lainnya, track link yang kami buat bisa berjalan di lumpur karena dilengkapi bagian serupa sayap-sayap kecil atau dayung,” ungkap Kepala BBSPJI Logam dan Mesin Gunawan.

Baca juga: Kemenperin: Industri alat pertahanan semakin berdaya saing

Berikutnya partisipasi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam penguatan sektor pertahanan yakni membuat produk rompi tahan peluru, helm tahan peluru, serta produk pelapis kendaraan militer sebagai substitusi baja.

Untuk penemuan helm tahan peluru merupakan hasil kerja sama riset dengan Balitbang Kementerian Pertahanan dan PT Pindad. Hasilnya telah dipatenkan dengan Nomor ID P 0028082 pada April 2011 lalu dan siap dikomersialkan.

“Kami senantiasa mendukung kemajuan dan kemampuan industri alat pertahanan dalam negeri. Kami juga berharap hasil yang kami kembangkan dapat mengatasi ketergantungan Indonesia pada teknologi dari luar negeri,” ujar Kepala BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam Azhar Fitri.

Selanjutnya BBSPJI Tekstil memperkenalkan aplikasi kitosan untuk anti-bakteri pada seragam militer. Kitosan adalah produk samping hasil laut asal Indonesia yang memiliki sifat alami anti-bakteri dengan kemampuan reduksi pertumbuhan bakteri pada tekstil hingga lebih dari 90 persen.

“Dengan adanya finishing agent chitogiene ini, pakaian seragam tidak mudah bau keringat meskipun tidak dicuci beberapa hari. Hal ini tentu dapat meningkatkan unsur kenyamanan dan sanitasi pribadi para prajurit TNI atau Polri,” tutur Kepala BBSPJI Tekstil Cahyadi.

Baca juga: Kemenperin aktif promosi industri alat pertahanan, bidik pasar ekspor