Kunjungi Pasar Bukateja, Mendag: Harga bahan pokok stabil dan murah
4 November 2022 10:11 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat memantau harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat. (ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta)
Purbalingga, Jawa Tengah (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah, cenderung stabil bahkan murah.
"Alhamdulillah harga-harga di sini stabil dan murah. Jadi terkendali dan murah," kata Mendag saat mengunjungi Pasar Bukateja, Purbalingga, Kawa Tengah, Jumat.
Mendag memaparkan harga bawang di pasar tersebut yakni Rp25.000 per kilogram (kg), cabai 30.000 per kg, ayam 32.000 per kg, telur Rp26.000 per kg, dan beras Bulog Rp9,000 per liter.
Sementara itu, lanjut Mendag, minyak goreng merek Minyakita juga tersedia dengan harga Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kg, dimana harga tersebut sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Mendag juga memantau harga daging ayam yakni Rp33.000 per kg, harga tersebut terbilang murah karena biasanya daging ayam dibanderol Rp35.000 per kg. Sedangkan telur ayam terpantau stabil pada Rp26.000 per kg.
Baca juga: Mendag minta pemerintah daerah ikut jaga stabilitas pasokan dan harga
"Ayam itu biasanya paling murah Rp35.000, ini Rp33.000 per kg pagi. Nanti siang Rp32.000. Kalau sudah tidak laku lagi jadi Rp31.000. Karena ayam itu kalau gemuk modalnya Rp24.000," kata Mendag.
Mendag menyampaikan harga kebutuhan pokok selalu menjadi perhatian pemerintah agar dalam posisi stabil.
"Jadi memang sembako ini tidak boleh terlalu mahal, tapi kalau terlalu murah, cabai misalnya Rp30.000 sekilo, itu ya berarti kan dari pengepul, pengecer, pedagang bisa tidak untung. Makanya dipantau dan itu penting," ujar Mendag Zulkifli.
Mendag menambahkan Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan ekonomi yang tidak mudah, namun patut bersyukur karena inflasi Indonesia berada di bawah 6 persen, meskipun terdapat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Kalau bapak, ibu, melihat di televisi, negara seperti Jerman, Perancis, Inggris, yang meminta penurunan harga-harga itu seperti Indonesia di 1998. Tapi kita saat ini tidak begitu. Jadi kita syukuri, kuncinya adalah kerja sama," ujar Mendag.
Baca juga: Mendag: Perlu kerja sama dorong perdagangan RI hadapi tantangan global
Baca juga: Mendag klaim harga dan ketersediaan pangan mulai stabil
"Alhamdulillah harga-harga di sini stabil dan murah. Jadi terkendali dan murah," kata Mendag saat mengunjungi Pasar Bukateja, Purbalingga, Kawa Tengah, Jumat.
Mendag memaparkan harga bawang di pasar tersebut yakni Rp25.000 per kilogram (kg), cabai 30.000 per kg, ayam 32.000 per kg, telur Rp26.000 per kg, dan beras Bulog Rp9,000 per liter.
Sementara itu, lanjut Mendag, minyak goreng merek Minyakita juga tersedia dengan harga Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kg, dimana harga tersebut sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Mendag juga memantau harga daging ayam yakni Rp33.000 per kg, harga tersebut terbilang murah karena biasanya daging ayam dibanderol Rp35.000 per kg. Sedangkan telur ayam terpantau stabil pada Rp26.000 per kg.
Baca juga: Mendag minta pemerintah daerah ikut jaga stabilitas pasokan dan harga
"Ayam itu biasanya paling murah Rp35.000, ini Rp33.000 per kg pagi. Nanti siang Rp32.000. Kalau sudah tidak laku lagi jadi Rp31.000. Karena ayam itu kalau gemuk modalnya Rp24.000," kata Mendag.
Mendag menyampaikan harga kebutuhan pokok selalu menjadi perhatian pemerintah agar dalam posisi stabil.
"Jadi memang sembako ini tidak boleh terlalu mahal, tapi kalau terlalu murah, cabai misalnya Rp30.000 sekilo, itu ya berarti kan dari pengepul, pengecer, pedagang bisa tidak untung. Makanya dipantau dan itu penting," ujar Mendag Zulkifli.
Mendag menambahkan Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan ekonomi yang tidak mudah, namun patut bersyukur karena inflasi Indonesia berada di bawah 6 persen, meskipun terdapat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Kalau bapak, ibu, melihat di televisi, negara seperti Jerman, Perancis, Inggris, yang meminta penurunan harga-harga itu seperti Indonesia di 1998. Tapi kita saat ini tidak begitu. Jadi kita syukuri, kuncinya adalah kerja sama," ujar Mendag.
Baca juga: Mendag: Perlu kerja sama dorong perdagangan RI hadapi tantangan global
Baca juga: Mendag klaim harga dan ketersediaan pangan mulai stabil
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: