Jakarta (ANTARA) - Thuraya, anak perusahaan layanan satelit seluler dari perusahaan komunikasi satelit Al Yah Satelit PJSC (Yahsat) yang berbasis di Uni Emirat Arab mengapresiasi perhelatan Pameran Industri Pertahanan Indo Defence 2022.

Menurut Chief Commercial Officer (CCO) Satelit Al Yah PJSC (Yahsat) sekaligus Direktur Utama Thuraya Sulaiman Al Ali, Indo Defence 2022 merupakan pameran yang luar biasa bagi para pelaku industri pertahanan dari satu negara untuk dapat bertemu dengan para konsumen dari negara-negara lain.

"Ini pameran yang luar biasa untuk bertemu pelanggan atau konsumen dari berbagai negara dan menghadirkan partner berskala internasional. Jadi, ini ajang yang bagus untuk (para pelaku industri pertahanan) menunjukkan kemampuan-kemampuan mereka," ucap Sulaiman dalam wawancara eksklusif di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis.

Sulaiman menyampaikan bahwa perhelatan pameran industri di JIExpo itu merupakan Indo Defence pertama yang dihadiri Thuraya. Sebelumnya, Indo Defence telah diselenggarakan pada tahun 2004, 2006, 2008, 2010, 2012, 2014, 2016, dan 2018.

Ke depannya, Sulaiman mengatakan Thuraya akan kembali mengikutsertakan diri sebagai peserta dalam Indo Defence Expo and Forum.

Dalam Indo Defence 2022 ini, di stan yang terletak di Hall C JIExpo, Thuraya menghadirkan lima solusi pemanfaatan komunikasi satelit untuk operasi misi dalam keadaan gawat atau kritis di darat, laut, dan udara. Thuraya menyediakan lima layar komputer untuk memuat penjelasan mengenai masing-masing solusi. Tidak jauh dari layar komputer, beberapa perangkat satelit seluler yang digunakan untuk menjalankan solusi itu ditampilkan.

Menurut Sulaiman, selama ini tantangan dalam mengembangkan sektor pemanfaatan satelit adalah mereka dituntut untuk selalu bisa dengan cepat menguasai teknologi terbaru dan terus berinovasi.

Baca juga: Thuraya tawarkan 5 solusi komunikasi satelit operasi misi kritis
Baca juga: Thuraya Luncurkan Broadband Baru Berkemampuan Video Streaming


Ia menyampaikan bahwa Thuraya yang didirikan pada tahun 1997 merupakan operator satelit pertama di Uni Emirat Arab.

Selama didirikan, lanjut dia, Thuraya konsisten menawarkan solusi komunikasi inovatif untuk berbagai sektor, termasuk energi, pemerintah, media penyiaran, maritim, militer, kedirgantaraan, dan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang kemanusiaan.

Dua satelit Thuraya telah melayani lebih dari 160 negara yang berasal dari Benua Eropa, Afrika, Timur Tengah, Amerika Selatan, dan Asia.

Di Indonesia, Thuraya telah bekerja sama dengan beragam pihak, mulai dari badan pemerintah, seperti Basarnas hingga para penyedia jasa telekomunikasi.

Selama bencana alam berlangsung, Thuraya memainkan peranan penting dalam menghadirkan perangkat komunikasi untuk menunjang operasi pencarian dan pertolongan bagi para korban.

"Di Indonesia, Thuraya pernah membantu Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mencari korban dan puing-puing pesawat dalam kecelakaan yang dialami Pesawat Air Asia QZ 8501," ujar Sulaiman.

Thuraya Broadband Data bersama dengan Thuraya NettedComms menghadirkan solusi berupa penyediaan perangkat "push to talk (PTT). Perangkat ini memungkinkan penggunanya, dalam hal ini seorang penyelamat untuk segera berbicara dengan penyelamat lain.

Oleh Basarnas, pengerahan solusi tersebut dinilai berharga, andal, tangguh, dan mudah digunakan. Dalam waktu pelatihan yang singkat, PTT dapat dioperasikan Basarnas sehingga menghemat waktu penyelamatan korban dan pencarian puing-puing Pesawat Air Asia QZ 8501.