Batam (ANTARA) - Keluarga Kapten Kapal Kargo Berbendera Panama, Shinsung, yang tenggelam di perairan sebelah barat Taiwan pada 31 Oktober 2022 meminta Pemerintah Indonesia gencar melakukan pencarian terhadap awak kapal yang belum ditemukan.

“Saya meminta pemerintah untuk terus melakukan pencarian, terutama kepada semua yang terlibat dalam proses pencarian karena kami tidak mengerti harus meminta bantuan kepada siapa,” ujar adik kandung Kapten Kapal Shinsung Nona Beta Marpaung kepada ANTARA saat dihubungi di Batam, Kamis.

Nona menjelaskan kabar tenggelamnya kapal yang dinakhodai oleh kakak kandungnya Jackson AF Marpaung itu pertama kali dia dapatkan dari pihak perusahaan. Mereka langsung datang ke rumahnya di Batam.

Namun kabar yang dia terima tidak detail.”Mereka hanya bilang kapal yang dibawa abang saya karam, ya saya tidak berpikiran macam-macam karena kalau cuma karam berarti masih ada harapan. Tapi setelah beberapa waktu baru ada kabar lagi kalau kapalnya ternyata tenggelam,” kata dia.

Sampai saat ini, kata dia, pihak keluarga hanya baru mengetahui kabar bahwa baru lima orang awak yang berhasil selamat dalam kejadian itu dan sisanya masih dalam pencarian.

Baca juga: Kapal tenggelam di perairan Taiwan, 12 ABK WNI masih hilang
Baca juga: Sejumlah saksi diperiksa terkait kapal tenggelam tewaskan tujuh orang


“Dari lima orang itu tidak ada abang saya, tapi lima orang itu dalam keadaan baik,” ucapnya.

Dia mengaku sampai saat ini belum ada informasi yang diterima diri dan keluarganya , baik dari Pemerintah dan perusahaan terkait perkembangan keberadaan abang kandungnya tersebut.

“Kami dari keluarga abang maupun istrinya semuanya di Batam, kami masih menunggu kabar beliau,” kata Nona.

Sebelumnya diberitakan sebanyak 12 warga negara Indonesia (WNI) yang merupakan awak Kapal Shinsung dinyatakan hilang setelah kapal kargo berbendera Panama itu tenggelam di perairan sebelah barat Taiwan pada 31 Oktober 2022.

“Kapal mengalami kerusakan mesin, kemudian tenggelam akibat ombak besar dengan jarak sekitar 14 mil laut dari garis Pantai Changhua, Taiwan,” ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha dalam pengarahan media secara daring pada Kamis.

Dia menjelaskan bahwa kapal bermuatan semen itu semula diawaki 20 anak buah kapal (ABK) yang seluruhnya berkewarganegaraan Indonesia.

Namun, pada 30 Oktober 2022, tiga awak mengalami kecelakaan karena cuaca buruk dan berhasil dievakuasi menggunakan helikopter sehingga saat tenggelam ada 17 ABK WNI di atas kapal.