Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK secara daring di Jakarta, Kamis, menyampaikan stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia relatif terjaga.

Selain itu, kinerja intermediasi Lembaga Jasa Keuangan (LJK) juga konsisten tumbuh seiring dengan pertumbuhan perekonomian nasional.

Dengan demikian, dia menyampaikan kinerja positif ini berkontribusi terhadap berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional di tengah tingginya ketidakpastian perekonomian di tingkat global.

“Prakiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tumbuh sedikit, namun, proyeksi pertumbuhan tahun 2022 masih dapat dipertahankan,” kata Mahendra.

Lebih lanjut, dia menyampaikan indikator perekonomian saat ini juga menunjukkan kinerja industri nasional relatif baik, terlihat dari neraca perdagangan yang mencatatkan surplus tinggi, ditambah Purchasing Managers' Index (PMI) atau indeks manufaktur yang berada di zona ekspansif, serta konsumsi masyarakat yang solid

Dalam kesempatan ini, dia menjelaskan bahwa perekonomian nasional relatif stabil di tengah pasar keuangan internasional yang sedang mengalami tekanan, akibat adanya pengetatan kebijakan moneter oleh berbagai bank sentral, berlanjutnya konflik geopolitik Rusia dan Ukraina, dan penurunan pertumbuhan perekonomian global.

“Tingginya downsize risk atas ekonomi global itu telah mendorong IMF memperkirakan lebih dari sepertiga negara negara di dunia akan mengawali kontraksi pertumbuhan pada tahun ini dan juga tahun depan (2023),” kata Mahendra.

Baca juga: BI: Stabilitas sistem keuangan RI terjaga meski ekonomi dunia melambat

Baca juga: Sri Mulyani: Stabilitas harga komoditas turunkan inflasi volatile food