Deputi: Indonesia dipersiapkan hadapi aging population
2 November 2022 18:40 WIB
Deputi Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Dalduk BKKBN) Bonivasius Prasetyo Ichtiarto dan Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel. Antara/HO-BKKBN Sulsel
Makassar (ANTARA) - Deputi Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Dalduk BKKBN) Bonivasius Prasetyo Ichtiarto mengatakan, salah satu isu kependudukan yang sedang dihadapi yaitu populasi penduduk tua (aging population).
"Isu kependudukan itu adalah populasi penduduk usia tua usai bonus demografi akan meningkat, sehingga di butuhkan kesiapan pemerintah menghadapi kondisi ini," kata Bonivasius disela kunjungan kerjanya di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan setelah bonus demografi, penduduk usia produktif yang semula mendominasi otomatis akan bergeser menjadi penduduk usia tua, sehingga pemerintah bersiap menghadapi hadirnya penduduk usia tua ini.
Menurut dia, jika tidak menyiapkan generasi produktif saat ini, dikhawatirkan aging population Indonesia akan memberikan dampak yang besar terhadap pembangunan kependudukan ke depan.
Baca juga: BKKBN sebut delapan provinsi sedang alami penuaan penduduk
Baca juga: Deputi Dalduk lakukan pembinaan pegawai BKKBN Sulsel
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Hj Andi Ritamariani mengatakan, dalam beberapa tahun, BKKBN Sulsel telah melakukan sosialisasi dan pendampingan bagi kabupaten/kota terkait penyusunan Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) bekerja sama perguruan tinggi dan tim pakar kependudukan.
“Untuk mendorong tersusunnya GDPK di kabupaten/kota, kita telah melakukan sosialisasi terkait penyusunan GDPK ini, termasuk manfaatnya juga disampaikan dalam penyusunan RPJMD” ujar Andi Rita.
Terkait Percepatan Penurunan Stunting (PPS), kata Andi Rita, berbagai Inovasi telah dikembangkan oleh kabupaten/kota, diantaranya Kota Palopo dan Kabupaten Enrekang.
Kedua daerah itu telah mengeluarkan kebijakan pada seluruh jajaran pejabat pemda untuk menjadi orang tua asuh bagi anak stunting, dimulai dari kepala dinas dan camat.
Termasuk melakukan inovasi seperti di Kabupaten Bulukumba dengan melibatkan seluruh pengusaha terlibat dalam penanganan anak stunting dengan menjadi orang tua asuh.
Sedang di Kabupaten Barru melalui terobosan Gerakan “Ayo Makan Telur, One Egg One Day”, dan menyalurkan bantuan telur kepada anak berisiko Stunting untuk meningkatkan kualitas gizi anak dengan jumlah sasaran sebanyak 413 anak usia di bawah 2 tahun.*
Baca juga: BKKBN Sulsel dan Pemkab Sidrap audit stunting bersama mitra
Baca juga: BKKBN Sulsel lakukan audit stunting deteksi kasus tengkes di Bone
"Isu kependudukan itu adalah populasi penduduk usia tua usai bonus demografi akan meningkat, sehingga di butuhkan kesiapan pemerintah menghadapi kondisi ini," kata Bonivasius disela kunjungan kerjanya di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan setelah bonus demografi, penduduk usia produktif yang semula mendominasi otomatis akan bergeser menjadi penduduk usia tua, sehingga pemerintah bersiap menghadapi hadirnya penduduk usia tua ini.
Menurut dia, jika tidak menyiapkan generasi produktif saat ini, dikhawatirkan aging population Indonesia akan memberikan dampak yang besar terhadap pembangunan kependudukan ke depan.
Baca juga: BKKBN sebut delapan provinsi sedang alami penuaan penduduk
Baca juga: Deputi Dalduk lakukan pembinaan pegawai BKKBN Sulsel
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Hj Andi Ritamariani mengatakan, dalam beberapa tahun, BKKBN Sulsel telah melakukan sosialisasi dan pendampingan bagi kabupaten/kota terkait penyusunan Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) bekerja sama perguruan tinggi dan tim pakar kependudukan.
“Untuk mendorong tersusunnya GDPK di kabupaten/kota, kita telah melakukan sosialisasi terkait penyusunan GDPK ini, termasuk manfaatnya juga disampaikan dalam penyusunan RPJMD” ujar Andi Rita.
Terkait Percepatan Penurunan Stunting (PPS), kata Andi Rita, berbagai Inovasi telah dikembangkan oleh kabupaten/kota, diantaranya Kota Palopo dan Kabupaten Enrekang.
Kedua daerah itu telah mengeluarkan kebijakan pada seluruh jajaran pejabat pemda untuk menjadi orang tua asuh bagi anak stunting, dimulai dari kepala dinas dan camat.
Termasuk melakukan inovasi seperti di Kabupaten Bulukumba dengan melibatkan seluruh pengusaha terlibat dalam penanganan anak stunting dengan menjadi orang tua asuh.
Sedang di Kabupaten Barru melalui terobosan Gerakan “Ayo Makan Telur, One Egg One Day”, dan menyalurkan bantuan telur kepada anak berisiko Stunting untuk meningkatkan kualitas gizi anak dengan jumlah sasaran sebanyak 413 anak usia di bawah 2 tahun.*
Baca juga: BKKBN Sulsel dan Pemkab Sidrap audit stunting bersama mitra
Baca juga: BKKBN Sulsel lakukan audit stunting deteksi kasus tengkes di Bone
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: