Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama mengingatkan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) agar membuat program pemberdayaan melalui zakat produktif, sehingga masyarakat bisa berdaya dan angka kemiskinan dapat direduksi.

"Pemberdayaan yang harus kita lalukan hari ini. Program zakat produktif harus kita lakukan," ujar Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama Tarmizi Tohor saat menjadi pembicara dalam Rapat Tingkat Tinggi CEO OPZ di Jakarta, Rabu.

Tarmizi mengatakan bahwa OPZ harus melakukan sejumlah perbaikan program dalam perzakatan. Sebab, sampai saat ini, program pengelolaan zakat masih sangat tradisional dan tidak berkembang, apalagi dalam perubahan perbaikan kehidupan umat.

Baca juga: Gubernur BI: Mobilisasi produktif zakat hingga wakaf modal ekonomi RI

Ia masih menemukan adanya penyaluran zakat yang kuno, seperti memberikan uang atau sembako begitu saja tanpa diikuti aksi untuk memperbaiki nasib masyarakat miskin.

"Misalnya, orang diberi uang Rp500 ribu. Dalam hitungan jam saja mereka akan miskin lagi atau pemberian sembako yang tak mengubah perekonomian secara berkelanjutan," kata dia.

Maka dari itu, kata dia, perlunya formulasi dari para OPZ untuk menciptakan ekosistem distribusi zakat secara produktif. Pengentasan masyarakat miskin hanya bisa dilakukan jika dana zakat disalurkan ke program produktif seperti perkebunan, pertanian, perlautan, atau produk yang sesuai dengan potensi suatu wilayah.

Baca juga: Kemenag upayakan zakat lebih produktif entaskan kemiskinan

"Kemenag sudah melaksanakan zakat produktif lewat pengelolaan holtikultura, pengelolaan rumput laut, dan sebagainya. Dengan begitu, masyarakat akan bisa berdaya dan lepas dari jerat kemiskinan," kata dia.

Menurutnya, ada satu hal penting yang harus diperhatikan yakni pendampingan. Karena tak sedikit organisasi filantropi yang hanya memberikan modal usaha tanpa ada pendampingan, sehingga prosesnya mati secara perlahan.

Baca juga: Baznas Dan FKPPA Salurkan Zakat Produktif

"Jangan kita beri modal lalu dilepas, itu yang membuat dana zakat tak berdampak. Kita harus mendampingi mereka dari hulu hingga hilir," kata dia.

Di sisi lain, Kemenag juga mendorong agar OPZ bisa sesegera mungkin bertransformasi lewat pemanfaatan teknologi digital.

"Penggunaan teknologi yang ada. Bagaimana saat orang lagi di toilet bisa bayar zakat dan harus membuat aplikasi saat membayar zakat, muncul notifikasi telah membayar zakat," kata dia.