Kepala BNPB bekali praja IPDN pengetahuan kebencanaan
2 November 2022 16:11 WIB
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memberikan materi tentang Fungsi BNPB dalam Penanggulangan Bencana sesuai amanat UU No.24 Tahun 2007 saat menjadi pembicara pada Kuliah Umum di Kampus IPDN, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (1/11/2022). (ANTARA/HO-BNPB)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto membekali praja Institut Pemerintahan dalam Negeri (IPDN) dan civitas academica IPDN pengetahuan kebencanaan.
Suharyanto mengharapkan Praja IPDN memiliki pengetahuan bencana, khususnya potensi risiko bencana di mana mereka akan bertugas.
"Adik-adik (Praja IPDN) di lapangan nanti tidak langsung jadi bupati dan gubernur, pasti (kerja) dengan masyarakat jadi lurah jadi sekretaris camat. Kasih tahu ke masyarakat, jangan sampai wargamu, warga kita jadi korban, akibat ketidaktahuan, nanti kita berdosa," ujar dia dalam keterangannya diterima di Jakarta, Rabu.
Suharyanto dalam kesempatan tersebut menjadi pembicara tunggal pada Kuliah Umum yang diikuti oleh Praja Institut Pemerintahan dalam Negeri (IPDN) dan civitas academica IPDN yang diselenggarakan pada Selasa (1/11) di Kampus IPDN, Sumedang, Jawa Barat.
Baca juga: BNPB: Program penanggulangan bencana belum jadi prioritas di daerah
Baca juga: Kepala BNPB imbau praja IPDN tidak hanya reaktif saat bencana
Suharyanto membagikan pengalamannya dalam penanggulangan bencana di tanah air maupun bagi negara sahabat. BNPB tidak hanya menangani bencana di negeri sendiri, tetapi juga turut membantu negara lain yang tertimpa bencana.
"Pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan kepada negara Pakistan yang dilanda banjir, bantuan berupa dana, logistik dan juga tenaga medis," ujar Suharyanto saat memberikan arahan kepada peserta kuliah umum.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, penanganan bencana tidak bisa dilakukan oleh BNPB semata. Perlu adanya kolaborasi pentaheliks dalam prosesnya, karena bencana adalah urusan bersama.
Suharyanto memberikan salah satu contoh keteladanan akan kepemimpinan dalam penanganan bencana, yaitu Ketua Rukun Tetangga (RT) di wilayah yang terdampak bencana dapat melakukan aksi dengan menyelamatkan seluruh warganya tanpa ada satupun menjadi korban.
"Ketua RT di (Kabupaten) Alor, ketika hujan deras, dia panggil dan memerintahkan warganya satu RT untuk mengungsi, dan betul itu langsung (terjadi) banjir bandang. Hebatnya (warga) RT dia tidak ada satupun yang jadi korban," ucap Suharyanto.
Kegiatan kuliah umum kepada Praja IPDN ini menjadi penting dilakukan, karena lulusan IPDN akan terjun langsung di tengah-tengah membantu masyarakat. Menurut dia, BNPB sangat berkepentingan untuk memberikan ilmu dan informasi kepada Praja IPDN, karena nantinya praja akan menjadi mitra BNPB dalam penanggulangan bencana di lapangan.
Wilayah Indonesia berpotensi mengalami bencana, seluruh bencana yang ada di dunia ada di Indonesia. Oleh karena itu Praja agar mempersiapkan diri akan kemungkinan terjadinya bencana di daerah masing-masing.
"Kita ketahui bersama ketika lulus, mereka akan langsung menjadi aparat pemerintahan sipil di daerah, yang mau tidak mau, suka tidak suka, akan selalu bergelut dengan bencana alam," kata dia.
Sementara itu Rektor IPDN Hadi Prabowo mengatakan, seluruh Praja harus paham kebencanaan.
"Praja harus memahami dan dapat menyikapi apa yg dimaksud mitigasi, penanggulangan bencana, karena kita dihadapkan berbagai macam bencana, kekeringan, banjir, gempa, puting beliung dan bencana alam lainnya sampai non alam," kata Hadi.
Adapun kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Praja IPDN terhadap kondisi perkembangan kebencanaan yang dilakukan secara tatap muka dan virtual dengan peserta Praja IPDN di seluruh kampus IPDN yang ada di Indonesia.
Pada kesempatan ini Kepala BNPB didampingi oleh Inspektur Utama, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan, jajaran pejabat BNPB dan tenaga ahli Kepala BNPB.*
Baca juga: BNPB: Kawasan banjir di Lampung Selatan miliki kerentanan tanah tinggi
Baca juga: Satgas: Sumut capai 90 persen target vaksinasi PMK
Suharyanto mengharapkan Praja IPDN memiliki pengetahuan bencana, khususnya potensi risiko bencana di mana mereka akan bertugas.
"Adik-adik (Praja IPDN) di lapangan nanti tidak langsung jadi bupati dan gubernur, pasti (kerja) dengan masyarakat jadi lurah jadi sekretaris camat. Kasih tahu ke masyarakat, jangan sampai wargamu, warga kita jadi korban, akibat ketidaktahuan, nanti kita berdosa," ujar dia dalam keterangannya diterima di Jakarta, Rabu.
Suharyanto dalam kesempatan tersebut menjadi pembicara tunggal pada Kuliah Umum yang diikuti oleh Praja Institut Pemerintahan dalam Negeri (IPDN) dan civitas academica IPDN yang diselenggarakan pada Selasa (1/11) di Kampus IPDN, Sumedang, Jawa Barat.
Baca juga: BNPB: Program penanggulangan bencana belum jadi prioritas di daerah
Baca juga: Kepala BNPB imbau praja IPDN tidak hanya reaktif saat bencana
Suharyanto membagikan pengalamannya dalam penanggulangan bencana di tanah air maupun bagi negara sahabat. BNPB tidak hanya menangani bencana di negeri sendiri, tetapi juga turut membantu negara lain yang tertimpa bencana.
"Pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan kepada negara Pakistan yang dilanda banjir, bantuan berupa dana, logistik dan juga tenaga medis," ujar Suharyanto saat memberikan arahan kepada peserta kuliah umum.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, penanganan bencana tidak bisa dilakukan oleh BNPB semata. Perlu adanya kolaborasi pentaheliks dalam prosesnya, karena bencana adalah urusan bersama.
Suharyanto memberikan salah satu contoh keteladanan akan kepemimpinan dalam penanganan bencana, yaitu Ketua Rukun Tetangga (RT) di wilayah yang terdampak bencana dapat melakukan aksi dengan menyelamatkan seluruh warganya tanpa ada satupun menjadi korban.
"Ketua RT di (Kabupaten) Alor, ketika hujan deras, dia panggil dan memerintahkan warganya satu RT untuk mengungsi, dan betul itu langsung (terjadi) banjir bandang. Hebatnya (warga) RT dia tidak ada satupun yang jadi korban," ucap Suharyanto.
Kegiatan kuliah umum kepada Praja IPDN ini menjadi penting dilakukan, karena lulusan IPDN akan terjun langsung di tengah-tengah membantu masyarakat. Menurut dia, BNPB sangat berkepentingan untuk memberikan ilmu dan informasi kepada Praja IPDN, karena nantinya praja akan menjadi mitra BNPB dalam penanggulangan bencana di lapangan.
Wilayah Indonesia berpotensi mengalami bencana, seluruh bencana yang ada di dunia ada di Indonesia. Oleh karena itu Praja agar mempersiapkan diri akan kemungkinan terjadinya bencana di daerah masing-masing.
"Kita ketahui bersama ketika lulus, mereka akan langsung menjadi aparat pemerintahan sipil di daerah, yang mau tidak mau, suka tidak suka, akan selalu bergelut dengan bencana alam," kata dia.
Sementara itu Rektor IPDN Hadi Prabowo mengatakan, seluruh Praja harus paham kebencanaan.
"Praja harus memahami dan dapat menyikapi apa yg dimaksud mitigasi, penanggulangan bencana, karena kita dihadapkan berbagai macam bencana, kekeringan, banjir, gempa, puting beliung dan bencana alam lainnya sampai non alam," kata Hadi.
Adapun kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Praja IPDN terhadap kondisi perkembangan kebencanaan yang dilakukan secara tatap muka dan virtual dengan peserta Praja IPDN di seluruh kampus IPDN yang ada di Indonesia.
Pada kesempatan ini Kepala BNPB didampingi oleh Inspektur Utama, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan, jajaran pejabat BNPB dan tenaga ahli Kepala BNPB.*
Baca juga: BNPB: Kawasan banjir di Lampung Selatan miliki kerentanan tanah tinggi
Baca juga: Satgas: Sumut capai 90 persen target vaksinasi PMK
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: