Bali (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan kesepakatan bersama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tentang Penyediaan Tenaga Listrik dari Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka, di Kabupaten Badung, Bali, Selasa.

Hasil kerja sama antara Pemprov Jabar dengan PLN akan menghadirkan lingkungan yang bersih bagi masyarakat dari teknologi energi terbarukan yang ada di Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka di kawasan Nagreg, Kabupaten Bandung.

Komitmen kerja sama tersebut ditandatangani oleh Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.

Ridwan Kamil mengapresiasi langkah konkret dari pihak PLN yang telah membuat sebuah gebrakan bersejarah ini untuk memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat melalui energi terbarukan.

"Penandatanganan tadi luar biasa, saya mengapresiasi kepada Pak Darmawan Prasodjo selaku Dirut PLN untuk pelan-pelan bertransisi. Sampai nanti di tahun 2050-2060-an kita bisa punya listrik dengan sumber-sumber full energi terbarukan," kata Ridwan Kamil.

Baca juga: PLN resmikan dua PLTS jelang KTT G20
Baca juga: PLTS Hybrid Pegunungan Bintang tergantung ketersediaan air hutan

Untuk mewujudkan transisi energi berjalan lancar, Ridwan Kamil berharap kebiasaan buruk yang sifatnya konvensional tak terjadi lagi seperti penumpukan sampah di sungai dan membakar sampah yang menghadirkan polusi.

"Harapannya tak ada lagi pengelolaan sampah yang sifatnya konvensional dan perilaku-perilaku buruk membuang sampah ke sungai, membakar sampah yang membuat polusi. Kebiasaan-kebiasaan itu harus sudah mulai ditinggalkan," katanya.

Kang Emil juga menjelaskan, TPPAS Legok Nangka menjadi solusi dalam penanganan sampah di wilayah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Garut.

Ia pun mengaku bahagia karena Jabar menjadi provinsi yang terdepan dalam mempersiapkan waste to energy terbesar di Indonesia.

"Dari sisi Provinsi Jawa Barat, kami sangat berbahagia karena kami sedang mempersiapkan salah satu proyek terbesar di Indonesia, yaitu waste to energy dari sampah-sampah limbah kabupaten/ kota menjadi listrik. Untuk llstriknya nanti didistribusikan oleh PLN," kata Ridwan Kamil.

Baca juga: PLT Sampah Sukawinatan diproyeksi produksi listrik 500 MW
Baca juga: Jelang KTT G20, PLN Pamerkan 2 PLTS dan 33 PV Rooftop di Bali
Sementara itu Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dalam memulai transisi energi harus dilakukan secara bersama-sama.

Kerja sama dengan Pemprov Jabar menurutnya adalah implementasi nyata dalam menjalankan sebuah rencana agar bumi tidak lagi memanas.

"Dalam menjalankan transisi energi agar bumi tidak lagi memanas, PLN tidak bisa menjalankan tugas ini dalam suasana kesendirian. Kita harus menghadapi tugas berat ini dengan kolaborasi," kata Darmawan.

"Hari ini adalah pengejawantahan semangat kolaborasi dengan penandatanganan antara Pemprov Jabar dan PLN agar dunia yang tadinya semakin memanas bisa didinginkan," sambungnya.


Baca juga: Pembangkit listrik tenaga sampah Pekanbaru dibangun tahun depan
Baca juga: Perpaduan Perdana, Rumah Maggot dan Motor Listrik Pengangkut Sampah
Darmawan menjelaskan pula, kesepakatan bersama antara Pemprov Jabar dan PLN untuk menghadirkan lingkungan yang bersih bisa terjadi tidak hanya di tingkat nasional, melainkan juga internasional, dengan Provinsi Jabar sebagai percontohan.

"Koaborasi ini ada dua, yang pertama bagaimana memenuhi kebutuhan energi berbasis energi bersih, dan PLN membantu Pemprov Jabar agar bisa lingkungannya menjadi bersih. Jadi ini suatu kolaborasi sebagai contoh, bahwa kita bisa dalam skala besar bukan hanya di tingkat nasional, tapi juga internasional," tutur Darmawan.

Sebelumnya, Gubernur Ridwan Kamil dalam Rapat Paripurna Persetujuan Ranperda APBD 2023 dan RTRW 2022- 2042 di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Senin (31/10), mengatakan, secepatnya Pemprov Jabar akan menggaet investor untuk mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPPAS Legok Nangka.

Pemprov Jabar akan menggandeng perusahaan asal Jepang untuk mengerjakan PLTSa tersebut.

Baca juga: Pemkot Makassar buka tender pengolahan sampah jadi energi listrik
Baca juga: Jakpro sebut ITF Sunter hasilkan listrik 35 MW per jam