Tragedi Kanjuruhan
Kondisi satu pasien korban tragedi Kanjuruhan mulai membaik
1 November 2022 17:27 WIB
Dokter spesialis anestesi konsultan ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar, dr Wiwi Jaya pada saat memberikan keterangan kepada media di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (1/11/2022). (ANTARA/Vicki Febrianto)
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Kondisi satu pasien korban tragedi Kanjuruhan yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar, Kota Malang, Jawa Timur, dilaporkan mulai membaik setelah menjalani perawatan selama kurang lebih satu bulan.
Dokter spesialis anestesi konsultan ICU dr Wiwi Jaya di Kota Malang, Selasa, mengatakan pasien tersebut saat ini masih harus menjalani perawatan di Unit Perawatan Intensif (ICU) dan masih menggunakan alat bantu pernafasan atau ventilator.
"Kasus infeksinya ada di dua tempat, yakni di paru-paru dan di luar paru-paru. Tapi, akhir-akhir ini perkembangannya membaik," kata Wiwi.
Wiwi menjelaskan, saat ini kondisi pasien dalam keadaan sadar dan bisa merespons komunikasi yang dilakukan oleh tim dokter. Namun, pasien tersebut tidak bisa berbicara karena menggunakan alat bantu pernafasan.
Baca juga: Polri buat Perpol pengamanan kompetisi olahraga Indonesia
Baca juga: Autopsi korban Tragedi Kanjuruhan dilakukan 5 November 2022
Namun, pada saat tim dokter meminta pasien untuk melakukan gerakan atau mengajak bicara, pasien sudah bisa memahami perintah tersebut. Pasien itu, sebelumnya sempat tidak sadar pada saat menjalani perawatan di RSUD Saiful Anwar.
"Pasien ini diajak bicara, paham. Kita meminta pasien untuk melakukan sesuatu paham. Tetapi belum bisa bicara karena masih ada pipa yang masuk ke jalan nafas yang berfungsi membantu pernafasan," katanya.
Ia menambahkan, jika kondisi pasien tersebut terus mengalami perbaikan, diharapkan dalam pekan depan alat bantu pernafasan tersebut bisa dilepas. Namun, untuk saat ini pasien masih sangat membutuhkan alat bantu pernafasan tersebut.
Pasien tersebut, berdasarkan hasil pemeriksaan mengalami cedera pada paru-parunya. Ada memar pada bagian paru-paru dan pada rongga paru-paru terdapat nanah yang harus dibersihkan secara berkala.
"Cedera luar tidak tampak. Problem berat di paru-paru. Organ lain tidak, justru yang berat itu adalah adanya nanah di rongga paru dan infeksi paru-paru. Dua diagnosa itu," katanya.
Saat ini, di RSUD Saiful Anwar Kota Malang tersisa satu pasien korban tragedi Kanjuruhan yang menjalani perawatan. Secara keseluruhan, RSUD Saiful Anwar telah merawat 80 pasien korban tragedi Kanjuruhan, dimana empat diantaranya meninggal dunia.
Pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.
Akibat kejadian itu, sebanyak 135 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.*
Baca juga: Kejari Kota Malang sampaikan tuntutan Aremania ke Kejati
Baca juga: Aremania minta Kejati Jatim mengembalikan berkas perkara Kanjuruhan
Dokter spesialis anestesi konsultan ICU dr Wiwi Jaya di Kota Malang, Selasa, mengatakan pasien tersebut saat ini masih harus menjalani perawatan di Unit Perawatan Intensif (ICU) dan masih menggunakan alat bantu pernafasan atau ventilator.
"Kasus infeksinya ada di dua tempat, yakni di paru-paru dan di luar paru-paru. Tapi, akhir-akhir ini perkembangannya membaik," kata Wiwi.
Wiwi menjelaskan, saat ini kondisi pasien dalam keadaan sadar dan bisa merespons komunikasi yang dilakukan oleh tim dokter. Namun, pasien tersebut tidak bisa berbicara karena menggunakan alat bantu pernafasan.
Baca juga: Polri buat Perpol pengamanan kompetisi olahraga Indonesia
Baca juga: Autopsi korban Tragedi Kanjuruhan dilakukan 5 November 2022
Namun, pada saat tim dokter meminta pasien untuk melakukan gerakan atau mengajak bicara, pasien sudah bisa memahami perintah tersebut. Pasien itu, sebelumnya sempat tidak sadar pada saat menjalani perawatan di RSUD Saiful Anwar.
"Pasien ini diajak bicara, paham. Kita meminta pasien untuk melakukan sesuatu paham. Tetapi belum bisa bicara karena masih ada pipa yang masuk ke jalan nafas yang berfungsi membantu pernafasan," katanya.
Ia menambahkan, jika kondisi pasien tersebut terus mengalami perbaikan, diharapkan dalam pekan depan alat bantu pernafasan tersebut bisa dilepas. Namun, untuk saat ini pasien masih sangat membutuhkan alat bantu pernafasan tersebut.
Pasien tersebut, berdasarkan hasil pemeriksaan mengalami cedera pada paru-parunya. Ada memar pada bagian paru-paru dan pada rongga paru-paru terdapat nanah yang harus dibersihkan secara berkala.
"Cedera luar tidak tampak. Problem berat di paru-paru. Organ lain tidak, justru yang berat itu adalah adanya nanah di rongga paru dan infeksi paru-paru. Dua diagnosa itu," katanya.
Saat ini, di RSUD Saiful Anwar Kota Malang tersisa satu pasien korban tragedi Kanjuruhan yang menjalani perawatan. Secara keseluruhan, RSUD Saiful Anwar telah merawat 80 pasien korban tragedi Kanjuruhan, dimana empat diantaranya meninggal dunia.
Pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.
Akibat kejadian itu, sebanyak 135 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.*
Baca juga: Kejari Kota Malang sampaikan tuntutan Aremania ke Kejati
Baca juga: Aremania minta Kejati Jatim mengembalikan berkas perkara Kanjuruhan
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: