Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham Asia menguat sementara imbal hasil obligasi sedikit menurun pada Selasa, menyusul kerugian ringan di Wall Street karena investor mengalihkan fokus mereka ke pertemuan kebijakan Federal Reserve AS minggu ini untuk petunjuk tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Bank sentral pasti akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Rabu (2/11/2022), tetapi investor akan mencari sinyal apa pun yang mungkin mempertimbangkan The Fed untuk memperlambat kenaikan suku bunga di waktu mendatang.

Terlepas dari keputusan suku bunga Fed, pasar juga akan fokus pada data pekerjaan AS pada Jumat (4/11/2022) dan data aktivitas ekonomi China minggu ini.

"Itu adalah awal yang beragam untuk aset-aset berisiko karena minggu besar dengan keputusan bank-bang sentral sedang berlangsung," kata analis ANZ dalam sebuah catatan, dikutip dari Reuters.

Pasar Eropa ditetapkan untuk pembukaan yang lebih tinggi dengan pan-region Euro Stoxx 50 berjangka naik 0,66 persen, DAX berjangka Jerman naik 0,67 persen dan FTSE berjangka naik 0,5 persen - sementara saham berjangka AS, S&P 500 berjangka naik 0,41 persen.

Di Asia, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang terangkat 1,7 persen, sebagian besar berkat rebound saham Hong Kong dan China daratan.

Indeks Nikkei Jepang berakhir naik 0,33 persen, indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 1,65 persen, indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melonjak 5,08 persen dan indeks saham unggulan China CSI 300 melambung 3,58 persen setelah mencapai level terendah 3,5 tahun pada Senin (31/10/2022).

"Reli pasar di China daratan dan Hong Kong hari ini sebagian didorong oleh taruhan beberapa investor bahwa Beijing akan merevisi kebijakan ketat nol-COVID dalam waktu dekat," kata Zhang Zihua, kepala investasi di Beijing Yunyi Asset Management.

"Juga, beberapa saham teknologi telah diperdagangkan pada posisi terendah historis di Hong Kong dalam beberapa pekan terakhir. Investor berpikir ini adalah jendela yang bagus untuk membelinya."

Saham Australia terangkat dengan indeks pertambangan memimpin kenaikan.

Bank sentral negara itu pada Selasa terjebak dengan laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat untuk bulan kedua sambil merevisi prospek inflasi, menegaskan kembali bahwa kemungkinan pengetatan lebih lanjut.

Pada Senin (31/11/2022), saham AS melemah dengan indeks utama menutup bulan kenaikan yang kuat dengan langkah yang lebih lemah. Dow Jones Industrial Average turun 0,39 persen, S&P 500 kehilangan 0,75 persen dan Komposit Nasdaq turun 1,03 persen.

Harapan The Fed dapat mundur kembali dari kebijakan kenaikan suku bunga agresif mengangkat ekuitas AS bulan lalu dengan Dow melonjak 13,95 persen, S&P naik 7,99 persen dan Nasdaq naik 3,9 persen.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS sedikit menurun di seluruh kurva dengan imbal hasil dua tahun - yang naik bersama ekspektasi pedagang terhadap suku bunga dana Fed yang lebih tinggi - menyentuh 4,4555 persen dibandingkan dengan penutupan AS sebesar 4,501 persen pada Senin (31/10/2022). Imbal hasil acuan obligasi AS 10-tahun mencapai 4,0274 persen dibandingkan dengan penutupan AS sebesar 4,077 persen.