Museum Kepresidenan Balai Kirti Bogor gelar Pameran Digdaya Wastra
1 November 2022 00:02 WIB
Wapres Ke-6 RI Try Sutrisno (kedua dari kanan) bersama tokoh-tokoh lain diajak melihat-lihat kain yang cukup bersejarah pada kegiatan Pameran Digdaya Wastra di Museum Kepresidenan Balai Kirti di lingkungan Istana Bogor, Senin (31/10/2022). (ANTARA/Linna Susanti)
Kota Bogor (ANTARA) - Museum Kepresidenan RI Balai Kirti Bogor menggelar Pameran Digdaya Wastra dalam rangka memberikan penguatan wawasan kepada masyarakat bahwa kain Indonesia berhubungan dengan para pemimpin Indonesia.
"Wastra atau kain batik yang dipamerkan hari ini ada dari enam museum di Indonesia, kenapa kita ambil tema Didgaya itu kan kekuatan, kekuasaan, jadi karena ini kepresidenan, jadi kedigdayaan dan kepemimpinan gitu," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Dewi Murwaningrum saat diwawancarai usai pembukaan Pameran Digdaya Wastra di Museum Kepresidenan Balai Kirti Bogor, Senin.
Dewi mengungkapkan Pameran Digdaya Wastra yang dilaksanakan pada Senin (31/10), dihadiri Wakil Presiden (Wapres) Ke-6 RI Try Sutrisno serta perwakilan keluarga tokoh-tokoh bangsa lain, sangat bermakna.
Pameran Digdaya Wastra merupakan kegiatan dari serangkaian acara ulang tahun Balai Kirti dari 31 Oktober 2022 hingga 2 November 2022 yang akan dilaksanakan juga peragaan busana, seminar dan peluncuran lima film menyangkut Balai Kirti dan kepresidenan.
Wapres Try Sutrisno bersama tokoh-tokoh lain diajak melihat-lihat kain yang cukup bersejarah, di antaranya kain panjang dan iket motif Rereng Dokter asal Garut, kain panjang motif Lereng Jaksa asal Tasikmalaya.
Baca juga: Wapres Try Sutrisno dan Hamzah Haz hibahkan koleksi untuk museum
Baca juga: Keluarga korban Perang Dunia II AS-Prancis kunjungi MTI Muntok
Ada juga Bendera Cirebon asal Cirebon, kain tenun Ikat 'Bunga' asal Cerme Kabupaten Gresik, kain panjang 'Grinsing Lar', kain panjang motif Grinsing Gajah Mada asal Kabupaten Mojokerto, kain panjang motif Ghodeg asal Yogyakarta, kain panjang motif Parang Megakusuma asal Surakarta, kain Ritual asal Martapura Kalimantan Selatan, Sarung Pintu Retno Latar Grinsing yang sering kenakan Ibu Ani Bambang Yudhoyono.
Wastra atau kain Indonesia, kata Dewi, sering menjadi bagian diplomasi Indonesia melalui kekayaan kebudayaan yang dimiliki.
Dengan demikian, warta memberi kontribusi yang besar untuk perjalanan para pemimpin bangsa mulai dari Presiden Soekarno dan seterusnya.
"Kita ingin masyarakat Indonesia mencintai wastra atau kain khas dari seluruh Nusantara sebagai warisan luhur kebudayaan bangsa yang membanggakan di dalam negeri dan mancanegara," katanya.
Dewi menyampaikan, selain Pameran Digdaya Wastra dalam beberapa hari ini ulang tahun Balai Kirti juga akan diisi dengan pemutaran lima film yang diproduksi oleh Balai Kirti dalam rangka dukungan Indonesiana tv.
Ada lima buah judul film, yang pertama adalah Hari Ulang Tahun Balai Kirti, Kopi Presiden, Konservasi lukisan dan ada juga yang dibuat oleh Teater Koma karya Anton Priyatno membuat film Kuliner Kesukaan Pak Harto dan yang terakhir adalah Petualangan Balai Kirti.
"Semoga film-film ini bisa menjadi obat ketika tidak bisa mengunjungi Balai Kirti, bisa melalui film-film itu bercerita tentang Balai Kirti," katanya.
Baca juga: Generasi milenial dominasi jumlah pengunjung Museum Nasional Indonesia
Baca juga: Museum sasar pengunjung milenial untuk jadikan museum ke kelas dunia
Baca juga: Pegiat Budaya: Museum garda terdepan jaga peradaban bangsa
"Wastra atau kain batik yang dipamerkan hari ini ada dari enam museum di Indonesia, kenapa kita ambil tema Didgaya itu kan kekuatan, kekuasaan, jadi karena ini kepresidenan, jadi kedigdayaan dan kepemimpinan gitu," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Dewi Murwaningrum saat diwawancarai usai pembukaan Pameran Digdaya Wastra di Museum Kepresidenan Balai Kirti Bogor, Senin.
Dewi mengungkapkan Pameran Digdaya Wastra yang dilaksanakan pada Senin (31/10), dihadiri Wakil Presiden (Wapres) Ke-6 RI Try Sutrisno serta perwakilan keluarga tokoh-tokoh bangsa lain, sangat bermakna.
Pameran Digdaya Wastra merupakan kegiatan dari serangkaian acara ulang tahun Balai Kirti dari 31 Oktober 2022 hingga 2 November 2022 yang akan dilaksanakan juga peragaan busana, seminar dan peluncuran lima film menyangkut Balai Kirti dan kepresidenan.
Wapres Try Sutrisno bersama tokoh-tokoh lain diajak melihat-lihat kain yang cukup bersejarah, di antaranya kain panjang dan iket motif Rereng Dokter asal Garut, kain panjang motif Lereng Jaksa asal Tasikmalaya.
Baca juga: Wapres Try Sutrisno dan Hamzah Haz hibahkan koleksi untuk museum
Baca juga: Keluarga korban Perang Dunia II AS-Prancis kunjungi MTI Muntok
Ada juga Bendera Cirebon asal Cirebon, kain tenun Ikat 'Bunga' asal Cerme Kabupaten Gresik, kain panjang 'Grinsing Lar', kain panjang motif Grinsing Gajah Mada asal Kabupaten Mojokerto, kain panjang motif Ghodeg asal Yogyakarta, kain panjang motif Parang Megakusuma asal Surakarta, kain Ritual asal Martapura Kalimantan Selatan, Sarung Pintu Retno Latar Grinsing yang sering kenakan Ibu Ani Bambang Yudhoyono.
Wastra atau kain Indonesia, kata Dewi, sering menjadi bagian diplomasi Indonesia melalui kekayaan kebudayaan yang dimiliki.
Dengan demikian, warta memberi kontribusi yang besar untuk perjalanan para pemimpin bangsa mulai dari Presiden Soekarno dan seterusnya.
"Kita ingin masyarakat Indonesia mencintai wastra atau kain khas dari seluruh Nusantara sebagai warisan luhur kebudayaan bangsa yang membanggakan di dalam negeri dan mancanegara," katanya.
Dewi menyampaikan, selain Pameran Digdaya Wastra dalam beberapa hari ini ulang tahun Balai Kirti juga akan diisi dengan pemutaran lima film yang diproduksi oleh Balai Kirti dalam rangka dukungan Indonesiana tv.
Ada lima buah judul film, yang pertama adalah Hari Ulang Tahun Balai Kirti, Kopi Presiden, Konservasi lukisan dan ada juga yang dibuat oleh Teater Koma karya Anton Priyatno membuat film Kuliner Kesukaan Pak Harto dan yang terakhir adalah Petualangan Balai Kirti.
"Semoga film-film ini bisa menjadi obat ketika tidak bisa mengunjungi Balai Kirti, bisa melalui film-film itu bercerita tentang Balai Kirti," katanya.
Baca juga: Generasi milenial dominasi jumlah pengunjung Museum Nasional Indonesia
Baca juga: Museum sasar pengunjung milenial untuk jadikan museum ke kelas dunia
Baca juga: Pegiat Budaya: Museum garda terdepan jaga peradaban bangsa
Pewarta: Linna Susanti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022
Tags: