Siaran digital dinilai mampu dorong potensi daerah
31 Oktober 2022 16:22 WIB
Tangkapan layar Ketua Lazisnu PC Nahdlatul Ulama Kabupaten Pati Muhammad Ni'am Sutaman saat webinar "Sosialisasi ASO dan Seremoni Penyerahan STB Bantuan Kominfo bersama Komisi I DPR RI", Senin (31/10/2022). (ANTARA/Natisha Andarningtyas)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Lazisnu Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Muhammad Ni'am Sutaman menilai siaran digital mampu mendorong potensi ekonomi di suatu daerah.
"Harapannya, (siaran digital) bisa mendatangkan manfaat dan ilmu," kata Ni'am saat webinar sosialisasi analog switch-off (ASO), Senin.
Siaran digital diprediksi bisa menumbuhkan industri penyiaran, selain kanal semakin banyak, siaran televisi diyakini akan bertambah. Menurut Ni'am, siaran digital bisa saja mengangkat, misalnya keindahan alam di suatu daerah.
Ketika disiarkan di televisi, dengan gambar yang jernih, Ni'am berharap semakin banyak orang yang melihat sehingga mereka tertarik untuk berkunjung ke daerah itu.
Potensi ekonomi lainnya dari siaran digital, menurut Ni'am, adalah semakin banyak profesi yang berkaitan dengan bidang digital, misalnya animasi.
"Dengan siaran digital, akan lahir lebih banyak generasi digital," kata Ni'am.
Migrasi siaran televisi dari analog ke digital dinilai sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan masyarakat karena masih banyak orang yang menonton televisi.
Lazisnu Pati mengutip survei Indikator Politik "Akses Media dan Perilaku Digital 2022" bahwa televisi adalah media kedua (36,1 persen) yang sering diakses warga, satu peringkat di bawah internet (55,3 persen).
Dia juga mengingatkan bahwa penghentian siaran televisi analog tidak berarti "suntik mati" untuk siaran televisi, namun, pergantian teknologi pada penyiaran.
Penyelenggara multipleksing ASO dan pemerintah berkomitmen memberikan subsidi berupa perangkat set top box gratis untuk warga miskin supaya mereka tetap bisa menonton siaran digital.
Lazisnu Pati mengapresiasi kebijakan itu sebagai dukungan kepada warga. Dia khawatir masih ada warga yang belum memahami soal siaran digital sehingga ketika siaran analog dihentikan, warga menilai perangkat televisinya sudah tidak bisa dipakai.
Indonesia memasuki era siaran digital mulai tahun ini. Sejumlah daerah sudah terlayani siaran digital dan siaran simulcast.
Baca juga: Kemenkominfo jelaskan "digital dividend" manfaat dari ASO
Baca juga: KPI kaji sistem pengawasan untuk siaran TV digital
Baca juga: ATSDI dukung penuh penerapan ASO mulai 2 November 2022
"Harapannya, (siaran digital) bisa mendatangkan manfaat dan ilmu," kata Ni'am saat webinar sosialisasi analog switch-off (ASO), Senin.
Siaran digital diprediksi bisa menumbuhkan industri penyiaran, selain kanal semakin banyak, siaran televisi diyakini akan bertambah. Menurut Ni'am, siaran digital bisa saja mengangkat, misalnya keindahan alam di suatu daerah.
Ketika disiarkan di televisi, dengan gambar yang jernih, Ni'am berharap semakin banyak orang yang melihat sehingga mereka tertarik untuk berkunjung ke daerah itu.
Potensi ekonomi lainnya dari siaran digital, menurut Ni'am, adalah semakin banyak profesi yang berkaitan dengan bidang digital, misalnya animasi.
"Dengan siaran digital, akan lahir lebih banyak generasi digital," kata Ni'am.
Migrasi siaran televisi dari analog ke digital dinilai sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan masyarakat karena masih banyak orang yang menonton televisi.
Lazisnu Pati mengutip survei Indikator Politik "Akses Media dan Perilaku Digital 2022" bahwa televisi adalah media kedua (36,1 persen) yang sering diakses warga, satu peringkat di bawah internet (55,3 persen).
Dia juga mengingatkan bahwa penghentian siaran televisi analog tidak berarti "suntik mati" untuk siaran televisi, namun, pergantian teknologi pada penyiaran.
Penyelenggara multipleksing ASO dan pemerintah berkomitmen memberikan subsidi berupa perangkat set top box gratis untuk warga miskin supaya mereka tetap bisa menonton siaran digital.
Lazisnu Pati mengapresiasi kebijakan itu sebagai dukungan kepada warga. Dia khawatir masih ada warga yang belum memahami soal siaran digital sehingga ketika siaran analog dihentikan, warga menilai perangkat televisinya sudah tidak bisa dipakai.
Indonesia memasuki era siaran digital mulai tahun ini. Sejumlah daerah sudah terlayani siaran digital dan siaran simulcast.
Baca juga: Kemenkominfo jelaskan "digital dividend" manfaat dari ASO
Baca juga: KPI kaji sistem pengawasan untuk siaran TV digital
Baca juga: ATSDI dukung penuh penerapan ASO mulai 2 November 2022
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022
Tags: