Jakarta (ANTARA) - PT Puri Sentul Permai Tbk (KDTN) optimistis inovasi digital akan menjadikan industri properti bidang perhotelan semakin prospektif ke depan.

Direktur Utama PT Puri Sentul Permai Tbk Xaverius Nursalim dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan perseroan telah memiliki pengalaman dalam pengembangan jasa akomodasi perhotelan melalui proyek Hotel Kedaton 8 yang berbasis teknologi dan digitalisasi sejak 2010.

"Kedaton 8 Hotel merupakan hotel pertama yang mengusung konsep Manless Check In. Inovasi-inovasi yang lahir membuat Kedaton 8 Hotel survive ketika pandemi COVID-9 melanda. Kami masih mampu membukukan laba bersih, dengan tetap melakukan pembayaran gaji, THR, bahkan bonus kepada karyawan ketika industri pariwisata sedang terpuruk,” kata Xaverius.

Baca juga: Erick Thohir konsolidasi 103 hotel BUMN

Dia mengatakan Kedaton 8 Hotel terus bertumbuh dengan hadirnya segmen bisnis baru, yakni Fu Hot Pot & Grill Restaurant, dimana restoran ini memiliki fasilitas lengkap ramah anak dengan kapasitas 150 pax.

Sebelumnya, pada Maret 2022 lalu, perseroan telah meresmikan Hotel Kedaton 8 Xpress berkonsep Manless Check In dan sistem Cashless, sebagai hotel pertama yang beroperasi di rest area dalam tol di Indonesia, tepatnya di Rest Area KM 19 Ruas Tol Jakarta - Cikampek.

"Alasan kami fokus dengan penyediaan hotel di rest area di antaranya karena letak geografis yang sama dengan bisnis hotel yang eksisting, yakni Kedaton 8 Hotel lokasi pinggir tol. Kemudian konsep pelayanan cepat dan istirahat sejenak yang diatur di dalam Permen PUPR Nomor 28 di mana tamu tidak boleh stay lebih dari 12 jam sesuai dengan operasional Hotel Kedaton 8 Sentul saat ini,” ujar Xaverius.

Baca juga: Four Points by Sheraton Bali Seminyak hadir dengan nuansa lebih segar

Selain itu, dia menyebut fasilitas ini didedikasikan kepada para pengguna jalan tol yang membutuhkan tempat beristirahat yang representative, agar mampu melakukan perjalanan kembali dengan fresh, sehingga dapat menekan angka kecelakaan.

Menurut dia, rencana pengembangan bisnis hotel di rest area membutuhkan modal yang besar, sehingga pihaknya memantapkan diri untuk menggandeng investor lain melalui rencana aksi korporasi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).