Bangka (ANTARA) - PT Timah Tbk membangun Kampung Gebong Memarong di Dusun Air Taik, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai sarana untuk mengedukasi bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat setempat guna mengenal tradisi serta kearifan lokal Suku Lom.

"Pembangunan kampung ini tidak hanya sebagai sarana edukasi, juga untuk menjaga tradisi dan kearifan lokal Orang Lum," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat PT Timah Tbk Anggi Sihaan di Pangkalpinang, Minggu.

Baca juga: 3.000 mangrove ditanam di Pantai Batu Belubang

Ia mengatakan PT Timah Tbk melalui Program Pemberdayaan Masyarakat membangun Kampung Gebong Memarong menjadi sarana edukasi bagi pengunjung maupun sivitas akademika yang ingin mengenal keseharian Orang Lom.

Suku Lom merupakan salah satu suku tertua yang mendiami Pulau Bangka. Lom dimaknai sebagai kelompok masyarakat yang belum mengenal agama yang diakui negara. Masyarakat adat Suku Lom meyakini gunung, hutan, sungai, bumi, langit, dan hewan yang merupakan bagian dari alam semesta, menyatu dengan roh nenek moyang yang harus dihargai.

"Mudah-mudahan dengan pembangunan kampung ini dapat melestarikan kebudayaan masyarakat di daerah ini," ujarnya.

Dosen Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung Dian Akbarini, S.Si., M.Si mengatakan kunjungan lapangan ini diikuti mahasiswa Program Studi Konservasi Sumber Daya Alam Fakultas Teknik dan Sains Unmuh Babel.

“Saya membawa Mahasiswa ke sini untuk belajar langsung tentang kehidupan orang Lom yang ada di Bangka Belitung ini," katanya.

Menurutnya, selama ini pembelajaran di kampus, mahasiswa hanya mengetahui suku-suku yang ada di luar seperti Badui, Kampung Naga dan lainnya. Ia menilai belum ada pembahasan detail tentang suku di Bangka, termasuk tentang pemanfaatan sumber daya alamnya.

Baca juga: PT Timah investasi Rp1,2 triliun bangun smelter TSL di Bangka Barat

Baca juga: Bangka Tengah - PT Timah rehab 9.000 rumah tidak layak huni


“Dari informasi yang kami dapatkan, kehidupan masyarakat masih sangat menjaga kearifan lokalnya, dengan memanfaatkan alam sekitar dengan sebaik -baiknya," katanya.

Ketua Lembaga Adat Mapur Asih Harmoko mengatakan pihaknya sudah kerap menerima kunjungan dari kalangan akademisi. "Kami berharap kegiatan seperti ini terus dapat berjalan, karena berdampak positif untuk menjaga kelestarian lingkungan daerah ini," katanya.