Menko PMK tekankan revolusi mental dimiliki lulusan perguruan tinggi
29 Oktober 2022 17:19 WIB
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat menghadiri wisuda UM Surabaya, Sabtu (29/10/2022). (FOTO ANTARA/HO-Humas UM Surabaya)
Surabaya (ANTARA) - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menekankan revolusi mental untuk dimiliki setiap lulusan perguruan tinggi saat menghadiri wisuda di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Sabtu.
"Sekarang adanya perubahan drastis komplek itu harus beradaptasi dengan cepat. Butuh kreativitas agar mampu merespons cepat dalam situasi baru dan itu harus dimiliki alumni UM Surabaya terjun di dunia kerja di dunia pengabdian pada masanya," kata Muhadjir saat sambutan di acara wisuda Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Jawa Timur..
Menurut dia lulusan ini nanti menjadi pemain inti dalam Indonesia emas. Sehingga, dia juga menekankan agar setiap lulusan perguruan tinggi bisa mengaplikasi gerakan revolusi mental.
"Ada tiga nilai Pancasila sesuai arahan presiden. Integritas bangsa anak muda yang harus pupuk, etos kerja pekerja keras dan semangat gotong royong," kata Muhadjir Effendy.
Sementara itu, Rektor UM Surabaya, Dr dr Sukadiono, MM mengatakan wisuda kali ini menjadi wisuda tatap muka dengan jumlah terbesar yang diadakan.
Meskipun demikian, 1.456 wisudawan kali ini telah memiliki bekal "softskill" dan kemampuan untuk beradaptasi dengan tuntutan dunia kerja.
"Beberapa wisudawan juga berhasil lulus dengan mempublikasikan karyanya ataupun penelitiannya di jurnal internasional ataupun nasional. Sehingga bisa dikonversi setara 6 SKS skripsi," katanya.
Ketentuan konversi ini menjadi salah satu langkah penerapan Kampus Merdeka. Bahkan sudah diterapkan selama empat tahun terakhir.
"Harapannya akan lebih banyak mahasiswa yang bisa mempublikasikan penelitiannya kalau bisa meningkat 500 persen. Karena ini juga lebih mudah dibandingkan skripsi yang tahapannya banyak," katanya.
Tantangan tersendiri menumbuhkan budaya untuk mempublikasikan penelitian di kalangan mahasiswa karena mereka lebih awam dengan proses skripsi.
"Makanya kami ada mata kuliah metodologi penelitian dan ada juga pameran karya dan inovasi mahasiswa sebagai motivasi dalam publikasi penelitiannya," demikian Sukardiono.
Baca juga: Pengamat apresiasi seruan gerakan nasional revolusi mental Menko PMK
Baca juga: Mendag dorong mahasiswa UM Surabaya berani berkompetisi dan bersaing
Baca juga: Menko PMK: Perguruan tinggi berperan penting dalam implementasi GNRM
Baca juga: Mahasiswa UM Surabaya buat tong sampah pintar
"Sekarang adanya perubahan drastis komplek itu harus beradaptasi dengan cepat. Butuh kreativitas agar mampu merespons cepat dalam situasi baru dan itu harus dimiliki alumni UM Surabaya terjun di dunia kerja di dunia pengabdian pada masanya," kata Muhadjir saat sambutan di acara wisuda Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Jawa Timur..
Menurut dia lulusan ini nanti menjadi pemain inti dalam Indonesia emas. Sehingga, dia juga menekankan agar setiap lulusan perguruan tinggi bisa mengaplikasi gerakan revolusi mental.
"Ada tiga nilai Pancasila sesuai arahan presiden. Integritas bangsa anak muda yang harus pupuk, etos kerja pekerja keras dan semangat gotong royong," kata Muhadjir Effendy.
Sementara itu, Rektor UM Surabaya, Dr dr Sukadiono, MM mengatakan wisuda kali ini menjadi wisuda tatap muka dengan jumlah terbesar yang diadakan.
Meskipun demikian, 1.456 wisudawan kali ini telah memiliki bekal "softskill" dan kemampuan untuk beradaptasi dengan tuntutan dunia kerja.
"Beberapa wisudawan juga berhasil lulus dengan mempublikasikan karyanya ataupun penelitiannya di jurnal internasional ataupun nasional. Sehingga bisa dikonversi setara 6 SKS skripsi," katanya.
Ketentuan konversi ini menjadi salah satu langkah penerapan Kampus Merdeka. Bahkan sudah diterapkan selama empat tahun terakhir.
"Harapannya akan lebih banyak mahasiswa yang bisa mempublikasikan penelitiannya kalau bisa meningkat 500 persen. Karena ini juga lebih mudah dibandingkan skripsi yang tahapannya banyak," katanya.
Tantangan tersendiri menumbuhkan budaya untuk mempublikasikan penelitian di kalangan mahasiswa karena mereka lebih awam dengan proses skripsi.
"Makanya kami ada mata kuliah metodologi penelitian dan ada juga pameran karya dan inovasi mahasiswa sebagai motivasi dalam publikasi penelitiannya," demikian Sukardiono.
Baca juga: Pengamat apresiasi seruan gerakan nasional revolusi mental Menko PMK
Baca juga: Mendag dorong mahasiswa UM Surabaya berani berkompetisi dan bersaing
Baca juga: Menko PMK: Perguruan tinggi berperan penting dalam implementasi GNRM
Baca juga: Mahasiswa UM Surabaya buat tong sampah pintar
Pewarta: Abdul Hakim/Willy Irawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022
Tags: