Praya, NTB (ANTARA) - Kementerian Perindustrian menjadikan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai proyek percontohan produksi sepeda listrik hasil kolaborasi industri kecil dan menengah (IKM) dengan industri besar.

"Dengan dijadikannya NTB sebagai daerah percontohan, maka ke depan diharapkan keberadaan sepeda listrik ini mampu membangkitkan perekonomian masyarakat," kata Dirjen IKMA Kementerian Perindustrian Reni Yanita usai melakukan peluncuran proyek percontohan sepeda listrik di KEK Mandalika, NTB, Jumat.

Berkembangnya tren kendaraan listrik di tingkat nasional dan global serta makin mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) mendorong pemerintah untuk ikut andil dalam penumbuhan dan pengembangan industri kendaraan listrik nasional.

Bentuk dukungan pemerintah dalam kendaraan listrik tertuang pada Peraturan Presiden No 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

"Kementerian Perindustrian melihat bahwa Provinsi NTB sebagai salah satu destinasi wisata nasional memiliki potensi sebagai wilayah percontohan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik, baik sepeda listrik maupun motor listrik," katanya.

Ia mengatakan sebagai bentuk dukungan pemerintah bagi penguatan peran IKM dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik, Ditjen IKMA telah melaksanakan kegiatan pembinaan seperti bimbingan teknis diversifikasi produk IKM komponen otomotif pendukung kendaraan listrik di NTB pada Juli 2022 di Mataram dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang yang berasal dari IKM sepeda listrik dan SMK di NTB.

"Termasuk juga pendampingan pembuatan prototipe sepeda listrik buatan IKM kerja sama dengan industri besar dan promosi dan pemasaran berupa launching pilot project sepeda listrik hasil pendampingan berkolaborasi dengan industri besar sepeda di NTB," katanya.

Tujuan kegiatan bimbingan teknis diversifikasi produk IKM komponen otomotif pendukung kendaraan listrik di NTB adalah untuk meningkatkan kemampuan teknis produksi IKM dalam menyediakan layanan purnajual sepeda listrik yang berkualitas.

Peserta bimtek tersebut kemudian melalui tahap seleksi oleh tenaga ahli, sehingga diperoleh lima peserta yang selanjutnya mendapatkan pendampingan pada kegiatan pendampingan pembuatan prototipe sepeda listrik buatan IKM kerja sama dengan industri besar, yaitu Le-Bui asal Kabupaten Lombok Barat, NgebUTS asal Kabupaten Sumbawa, Fi-Bike asal Kota Bima, Mori Taho asal Kabupaten Dompu, dan SMKN 3 Mataram.

"Pendampingan berjalan selama tiga bulan, dimulai dari Agustus- Oktober dengan bantuan tenaga ahli dari PT Juara Bike (Selis)," katanya.

Adapun tujuan dari pelaksanaan pendampingan agar ke depan IKM mendapat kemudahan untuk ketersediaan suku cadang sepeda listrik dengan harga kompetitif, sehingga dapat menekan harga produk sepeda listrik buatan IKM.

"Termasuk meningkatkan kompetensi teknis sepeda listrik melalui tenaga ahli dari PT Juara Bike (Selis)," katanya.

Sementara itu, Gubernur NTB Zulkiflimansyah mengatakan, untuk membuat sepeda listrik memang membutuhkan waktu. Ke depan, dengan adanya sepeda listrik buatan NTB ini bisa dikembangkan lebih maksimal. Kalaupun saat ini harganya lumayan mahal, menurut dia, karena memang produksi yang terbatas.

"Ke depan, pengembangan harus dilakukan secara bertahap dan semua pihak juga diharapkan untuk mendukung. Kalaupun melihat harga saat ini (mahal) karena memang produksi yang masih terbatas," katanya.

Baca juga: Kemenperin kejar target produksi dua juta sepeda motor listrik
Baca juga: Ketua MPR apresiasi Gubernur Bali dan NTB pelopori kendaraan listrik
Baca juga: Dirjen Kemenperin kagumi sepeda listrik karya warga NTB