Jakarta (ANTARA) - Aplikasi butik reksa dana daring PT SayaKaya Lahir Batin mencatatkan distribusi dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) hampir Rp600 miliar meski belum genap setahun beroperasi.

"Reksa dana pasar uang dan obligasi diminati masyarakat karena memiliki tingkat risiko yang relatif lebih rendah dan memberikan return yang jauh lebih tinggi dibandingkan deposito dan tabungan biasa," kata CEO SayaKaya Jessica Wijaya dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Sejak Oktober 2021, SayaKaya telah terdaftar di OJK sebagai agen penjual reksa dana. Sampai dengan September 2022, SayaKaya sudah memiliki lebih dari 20 produk reksa dana yang terkurasi dan telah digunakan oleh 140.000 pengguna.

Jessica berharap lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang mau mulai melirik reksa dana sebagai opsi investasi yang lebih menarik dibandingkan tabungan di bank.

Reksa dana merupakan alternatif investasi yang menguntungkan karena dapat dicairkan kapan saja tanpa penalti, dan keuntungan yang diterima sudah bersih tanpa dipotong biaya maupun pajak. Reksa dana pun bisa dibeli mulai dari nominal Rp10.000 saja.

"Kini, menabung di bank konvensional bahkan seringkali sudah tidak mendapatkan bunga yang dapat mengalahkan biaya admin bank jika tidak mencapai saldo minimum tertentu," ujar Jessica.

Ia menambahkan, beberapa produk reksa dana pasar uang dan obligasi di SayaKaya mencatatkan imbal hasil atau return stabil sebesar kurang lebih 5-6 persen per tahun secara historikal, sehingga performanya jauh melebihi tabungan dan deposito yang terdapat di bank-bank pada umumnya.

Di SayaKaya juga terdapat opsi produk reksa dana syariah yang sudah dikelola dengan prinsip syariat Islam, sehingga masyarakat yang berasal dari kalangan Muslim pun tidak perlu khawatir ketika berinvestasi di SayaKaya. Terdapat produk reksa dana pasar uang syariah, reksa dana sukuk, bahkan reksa dana saham syariah yang dapat dipilih melalui aplikasi tersebut.

SayaKaya sendiri adalah aplikasi butik reksa dana online dari Sucor Group, sebuah grup yang telah berkecimpung di dunia pasar modal sejak 1989.

Baca juga: KSEI: Jumlah investor reksa dana tembus 9 juta
Baca juga: APRDI sebut dana kelolaan reksa dana ESG tumbuh tiga kali lipat
Baca juga: Manulife catatkan dana kelolaan reksa dana Rp59,6 T hingga kuartal I